26.7 C
Jakarta
Friday, November 1, 2024

PBNU Saran Rayakan Idul Fitri Secara Online

JAKARTA – Wacana larangan mudik yang digaungkan
pemerintah, diamini oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ormas Islam ini
mengajak umat tidak mudik saat Lebaran. Merayakan Hari Raya Idul Fitri bisa
menggunakan teknologi dalam jaringan (daring) guna mencegah penyebaran
COVID-19.

“Silaturahim Idul Fitri tetap dilakukan. Namun secara daring. Online
melalui teknologi komunikasi,” kata Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU,
Robikin Emhas di Jakarta, Sabtu (28/3). Imbauan tersebut disampaikan sebagai
salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19. PBNU menilai tetap
memaksakan diri untuk mudik dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Termasuk keluarga di kampung halaman.

“Kita tidak pernah tahu di tengah perjalanan menuju kampung halaman bisa
saja tanpa sadar terjadi kontak fisik dengan orang terpapar COVID-19,”
jelasnya. Apabila itu terjadi, mudik Lebaran tidak membawa kebahagiaan bagi
keluarga dan lingkungan melainkan musibah penularan virus makin meluas.

“Fiqh mu’amalah mengajarkan kepada kita jalbul-mashalih wa daf’ul-mafasid.
Seluruh hal untuk meraih kemaslahatan dan menolak kemafsadatan atau kerusakan
sesungguhnya adalah bagian dari perintah syariat,” papar Robikin.

Baca Juga :  PDIP Beber Tiga Faktor Kunci Elektabilitas Ganjar Naik

Apalagi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memperpanjang
masa darurat bencana wabah virus Corona hingga 29 Mei 2020. Karena itu,
masyarakat diminta memahami keadaan tersebut demi kebaikan bersama.

PBNU, lanjutnya, mendorong umat bersikap adil dan proporsional baik dari
aspek akidah, ibadah maupun muamalah. Takut hanya kepada Allah. “PBNU berharap
semua pihak terutama umat Muslim yang sebentar lagi melaksanakan ibadah puasa
dan merayakan Idul Fitri, bisa menahan diri serta tidak mudik Lebaran hingga
suasana kondusif,” pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang status
tanggap darurat di ibu kota. Dari semula 5 April diperpanjang hingga 19 April
2020. “Pembatasan tetap berjalan,” kata Anies di Jakarta, Sabtu (28/3).

Dengan begitu, kegiatan bekerja dan belajar dari rumah akan terus
dilakukan. Selain itu, Anies mengatakan penutupan tempat-tempat wisata di ibu
kota juga akan diperpanjang. Termasuk kegiatan belajar mengajar. “Semuanya
mengikuti status tanggap darurat yang diperpanjang sampai 19 April 2020,”
paparnya.

Anies meminta seluruh warga DKI Jakarta tetap tinggal di rumah guna
mencegah penularan COVID-19. “Kita imbau kepada warga untuk tetap tinggal di
rumah. Jangan berpergian kecuali untuk kegiatan yang esensial terkait kebutuhan
pokok dan kesehatan,” tukasnya.

Baca Juga :  Erick Thohir Kunjungi Agen Brilink dan Teras BRI Kapal di Pulau Komodo

Terpisah, pengamat sektor transportasi dari Unika Soegijapranata, Djoko
Setijowarno, mengharapkan pemerintah bisa mengalihkan alokasi anggaran mudik
gratis tahun ini untuk bantuan sembako Lebaran bagi yang terdampak COVID-19.

“Jika nantinya memang diputuskan program mudik gratis ditiadakan, maka
anggaran mudik gratis dapat dialihkan kepada pemudik dalam bentuk voucher
bantuan sembako Lebaran. Masyarakat yang mengikuti program mudik gratis tahun
lalu lebih diprioritaskan. Data pemudik gratis itu masih ada dan bisa digunakan
untuk pemberian bantuan tersebut,” kata Djoko di Jakarta, Sabtu (28/3).

Pemerintah, lanjutnya, dapat bekerja sama pula dengan pengusaha mini
market. Sehingga voucher tersebut mudah ditukarkan ke mini market terdekat.
“Keputusan tidak mudik Lebaran tahun ini oleh Presiden sangat dinanti.
Sementara ini, masyarakat diimbau tidak mudik Lebaran untuk menghindari meluasnya
virus corona,” paparnya.

JAKARTA – Wacana larangan mudik yang digaungkan
pemerintah, diamini oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ormas Islam ini
mengajak umat tidak mudik saat Lebaran. Merayakan Hari Raya Idul Fitri bisa
menggunakan teknologi dalam jaringan (daring) guna mencegah penyebaran
COVID-19.

“Silaturahim Idul Fitri tetap dilakukan. Namun secara daring. Online
melalui teknologi komunikasi,” kata Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU,
Robikin Emhas di Jakarta, Sabtu (28/3). Imbauan tersebut disampaikan sebagai
salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19. PBNU menilai tetap
memaksakan diri untuk mudik dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Termasuk keluarga di kampung halaman.

“Kita tidak pernah tahu di tengah perjalanan menuju kampung halaman bisa
saja tanpa sadar terjadi kontak fisik dengan orang terpapar COVID-19,”
jelasnya. Apabila itu terjadi, mudik Lebaran tidak membawa kebahagiaan bagi
keluarga dan lingkungan melainkan musibah penularan virus makin meluas.

“Fiqh mu’amalah mengajarkan kepada kita jalbul-mashalih wa daf’ul-mafasid.
Seluruh hal untuk meraih kemaslahatan dan menolak kemafsadatan atau kerusakan
sesungguhnya adalah bagian dari perintah syariat,” papar Robikin.

Baca Juga :  PDIP Beber Tiga Faktor Kunci Elektabilitas Ganjar Naik

Apalagi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memperpanjang
masa darurat bencana wabah virus Corona hingga 29 Mei 2020. Karena itu,
masyarakat diminta memahami keadaan tersebut demi kebaikan bersama.

PBNU, lanjutnya, mendorong umat bersikap adil dan proporsional baik dari
aspek akidah, ibadah maupun muamalah. Takut hanya kepada Allah. “PBNU berharap
semua pihak terutama umat Muslim yang sebentar lagi melaksanakan ibadah puasa
dan merayakan Idul Fitri, bisa menahan diri serta tidak mudik Lebaran hingga
suasana kondusif,” pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang status
tanggap darurat di ibu kota. Dari semula 5 April diperpanjang hingga 19 April
2020. “Pembatasan tetap berjalan,” kata Anies di Jakarta, Sabtu (28/3).

Dengan begitu, kegiatan bekerja dan belajar dari rumah akan terus
dilakukan. Selain itu, Anies mengatakan penutupan tempat-tempat wisata di ibu
kota juga akan diperpanjang. Termasuk kegiatan belajar mengajar. “Semuanya
mengikuti status tanggap darurat yang diperpanjang sampai 19 April 2020,”
paparnya.

Anies meminta seluruh warga DKI Jakarta tetap tinggal di rumah guna
mencegah penularan COVID-19. “Kita imbau kepada warga untuk tetap tinggal di
rumah. Jangan berpergian kecuali untuk kegiatan yang esensial terkait kebutuhan
pokok dan kesehatan,” tukasnya.

Baca Juga :  Erick Thohir Kunjungi Agen Brilink dan Teras BRI Kapal di Pulau Komodo

Terpisah, pengamat sektor transportasi dari Unika Soegijapranata, Djoko
Setijowarno, mengharapkan pemerintah bisa mengalihkan alokasi anggaran mudik
gratis tahun ini untuk bantuan sembako Lebaran bagi yang terdampak COVID-19.

“Jika nantinya memang diputuskan program mudik gratis ditiadakan, maka
anggaran mudik gratis dapat dialihkan kepada pemudik dalam bentuk voucher
bantuan sembako Lebaran. Masyarakat yang mengikuti program mudik gratis tahun
lalu lebih diprioritaskan. Data pemudik gratis itu masih ada dan bisa digunakan
untuk pemberian bantuan tersebut,” kata Djoko di Jakarta, Sabtu (28/3).

Pemerintah, lanjutnya, dapat bekerja sama pula dengan pengusaha mini
market. Sehingga voucher tersebut mudah ditukarkan ke mini market terdekat.
“Keputusan tidak mudik Lebaran tahun ini oleh Presiden sangat dinanti.
Sementara ini, masyarakat diimbau tidak mudik Lebaran untuk menghindari meluasnya
virus corona,” paparnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru