31.6 C
Jakarta
Sunday, November 17, 2024

Penumpang KM Santika Nusantara: Saya Tidak Mau Melepas Pegangan

Sigit dan Samuji
berpegangan pada pipa di bagian bawah KM Santika Nusantara. Kapal itu baru saja
terbakar pada Kamis malam lalu (22/8) dan keduanya harus bergegas menyelamatkan
diri dengan menggunakan pelampung.

Tapi, karena tak bisa
berenang, mereka tak mau ambil risiko. Memilih terus berpegangan ke pipa.
Seraya berharap ada kapal lain melintas di dekat lokasi kejadian di Perairan
Masalembu, Sumenep, Jawa Timur, untuk dimintai tolong.

Harapan itu baru
terjawab pada Sabtu pagi (24/8). Sebuah kapal nelayan lewat dan menolong
keduanya. Sigit dan Samuji lantas dibawa ke Brondong, Lamongan, sebelum
akhirnya diantarkan ke posko terpadu di Gapura Surya Nusantara, Pelabuhan
Tanjung Perak, Surabaya, kemarin (25/8).

“Saya tidak mau
melepas pegangan. Pokokoe mati urip wong loro (Pokoknya mati hidup orang dua,
Red),” tutur Sigit tentang dua malam yang dilewatinya sembari terapung bersama
Samuji itu.

Baca Juga :  Pilkada 2020 Tak Ditunda Meskipun Tengah Mewabah COVID-19

Ditambah Sigit dan
Samuji, jumlah korban yang telah dievakuasi mencapai 311 orang. Termasuk tiga
korban meninggal dunia dan lima korban selamat yang dibawa dari Pulau Masalembu
dengan menggunakan KN SAR Laksmana kemarin. Jumlah tersebut jauh di atas yang
tercatat di manifes, yakni 277 orang. Diduga banyak penumpang gelap yang tak tercatat.

Bagian operasional PT
Jembatan Nusantara Cabang Surabaya Joko Muis enggan menunjukkan data manifes
penumpang kapal yang terbakar. Dia beralasan, seluruh pusat informasi soal
jumlah data kapal yang terbakar ada di satu pintu. “Yang resminya sama
Basarnas,” katanya.

Dirut Kesatuan Penjaga
Laut dan Pantai (KPLP) Hubla Ahmad menuturkan, jika penyelewengan pelayaran
ditemukan, akan ada suatu pemeriksaan khusus kepada operator pelayaran. “Jika
ada penyimpangan, operator juga ada tahap peringatan, sanksi, bahkan pencabutan
izin. Itu sudah ada SOP (standard operating procedure, Red),” katanya.

Baca Juga :  Asesmen Nasional Jenjang SMK, Berlangsung Hingga November

Kabasarnas Marsdya TNI
Bagus Puruhito menjelaskan, tidak tertutup kemungkinan masih ada korban yang
belum terevakuasi. “Karena ada ketidakcocokan jumlah manifes yang menjadi acuan
kami tadi,” katanya.

Untuk mengantisipasi
itu, pihaknya terus mendekat ke bangkai kapal. Bahkan, tim SAR juga berencana
memperluas wilayah pencarian.

Sementara itu, Komite
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai menginvestigasi penyebab
terbakarnya KM Santika Nusantara. Sejumlah data dikumpulkan, termasuk menggali
keterangan para penumpang. “Kita cari bukti awal untuk mengungkap penyebab
kebakaran KM Santika Nusantara ini lebih dulu,” ujar investigator KNKT Nico
Maris.(jpg)

 

Sigit dan Samuji
berpegangan pada pipa di bagian bawah KM Santika Nusantara. Kapal itu baru saja
terbakar pada Kamis malam lalu (22/8) dan keduanya harus bergegas menyelamatkan
diri dengan menggunakan pelampung.

Tapi, karena tak bisa
berenang, mereka tak mau ambil risiko. Memilih terus berpegangan ke pipa.
Seraya berharap ada kapal lain melintas di dekat lokasi kejadian di Perairan
Masalembu, Sumenep, Jawa Timur, untuk dimintai tolong.

Harapan itu baru
terjawab pada Sabtu pagi (24/8). Sebuah kapal nelayan lewat dan menolong
keduanya. Sigit dan Samuji lantas dibawa ke Brondong, Lamongan, sebelum
akhirnya diantarkan ke posko terpadu di Gapura Surya Nusantara, Pelabuhan
Tanjung Perak, Surabaya, kemarin (25/8).

“Saya tidak mau
melepas pegangan. Pokokoe mati urip wong loro (Pokoknya mati hidup orang dua,
Red),” tutur Sigit tentang dua malam yang dilewatinya sembari terapung bersama
Samuji itu.

Baca Juga :  Pilkada 2020 Tak Ditunda Meskipun Tengah Mewabah COVID-19

Ditambah Sigit dan
Samuji, jumlah korban yang telah dievakuasi mencapai 311 orang. Termasuk tiga
korban meninggal dunia dan lima korban selamat yang dibawa dari Pulau Masalembu
dengan menggunakan KN SAR Laksmana kemarin. Jumlah tersebut jauh di atas yang
tercatat di manifes, yakni 277 orang. Diduga banyak penumpang gelap yang tak tercatat.

Bagian operasional PT
Jembatan Nusantara Cabang Surabaya Joko Muis enggan menunjukkan data manifes
penumpang kapal yang terbakar. Dia beralasan, seluruh pusat informasi soal
jumlah data kapal yang terbakar ada di satu pintu. “Yang resminya sama
Basarnas,” katanya.

Dirut Kesatuan Penjaga
Laut dan Pantai (KPLP) Hubla Ahmad menuturkan, jika penyelewengan pelayaran
ditemukan, akan ada suatu pemeriksaan khusus kepada operator pelayaran. “Jika
ada penyimpangan, operator juga ada tahap peringatan, sanksi, bahkan pencabutan
izin. Itu sudah ada SOP (standard operating procedure, Red),” katanya.

Baca Juga :  Asesmen Nasional Jenjang SMK, Berlangsung Hingga November

Kabasarnas Marsdya TNI
Bagus Puruhito menjelaskan, tidak tertutup kemungkinan masih ada korban yang
belum terevakuasi. “Karena ada ketidakcocokan jumlah manifes yang menjadi acuan
kami tadi,” katanya.

Untuk mengantisipasi
itu, pihaknya terus mendekat ke bangkai kapal. Bahkan, tim SAR juga berencana
memperluas wilayah pencarian.

Sementara itu, Komite
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai menginvestigasi penyebab
terbakarnya KM Santika Nusantara. Sejumlah data dikumpulkan, termasuk menggali
keterangan para penumpang. “Kita cari bukti awal untuk mengungkap penyebab
kebakaran KM Santika Nusantara ini lebih dulu,” ujar investigator KNKT Nico
Maris.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru