25.8 C
Jakarta
Sunday, September 22, 2024

Tren Abaikan Prokes Meningkat, Satgas Covid: Masyarakat Seperti Gali K

PROKALTENG.CO – Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku
Adisasmito menyatakan keprihatinannya terkait sikap masyarakat yang abai
terhadap protokol kesehatan (prokes). Ia mengatakan, kecerobohan ini ibarat
masyarakat seperti menggali kuburnya sendiri.

Situasi ini menyusul tren
penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin memburuk. Hal itu bisa diketahui dari
jumlah kasus positif Covid-19 secara nasional terus meningkat drastic dalam
beberapa bulan terakhir.

Bagi Wiku, sikap ini bisa
membahayakan diri sendiri dan orang lain di saat pandemi Covid-19 masih
berlangsung.

“Ini bukti masyarakat masih
ceroboh. Jika keadaan ini terus berlangsung, ini seperti kondisi di mana
masyarakat menggali kuburnya sendiri,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan
Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi persnya melalui kanal YouTube
Sekretariat Presiden pada Kamis (24/12/2020).

Ia menyebutkan rincian
memburuknya kasus Covid-19 di Tanah Air berawal pada periode Maret hingga Juli
2020, kasus positif Covid-19 meningkat dari 1.107 menjadi 37.342 kasus.
Artinya, hanya dalam kurun waktu empat bulan terjadi lonjakan luar biasa.

Baca Juga :  Jika Terdapat Kasus Covid-19 di Sekolah? Ini Tugas Pemda

Peningkatan kasus positif
tersebut juga diikuti dengan kenaikan testing Covid-19 hingga 50 persen. Pada
periode tersebut, peningkatan kasus bersamaan dengan libur panjang Idul Fitri
pada tanggal 22 sampai 25 Mei 2020.

Kemudian, yang lebih mengerikan
terjadi pada periode Agustus hingga Oktober 2020, dimana kasus positif
meningkat dari 39.354 menjadi 66.578 kasus.

Selama periode tersebut, testing
Covid-19 meningkat 40 persen. Daerah yang tidak patuh protokol kesehatan juga
meningkat dari 28,57 persen menjadi 37,2 persen. “Pada periode ini terjadi
event libur panjang 17, 20 hingga 23 Agustus 2020,” ujar Wiku.

Kenaikan tertinggi dan dalam
waktu yang tersingkat terjadi pada November hingga Desember 2020. Pada periode
ini, kasus aktif meningkat dua kali lipat dari 54.804 menjadi 103.239 kasus
hanya dalam waktu satu bulan.

Baca Juga :  Debarkasi Surabaya Dominasi Jamaah Haji yang Meninggal

Hal ini dibarengi dengan
peningkatan testing Covid-19 sebesar 30 persen. Sedangkan persentase daerah
yang tidak patuh protokol kesehatan meningkat 48,01 persen. Pada medio
tersebut, terjadi libur panjang 28 Oktober hingga 1 November 2020.

“Dapat disimpulkan bahwa
dalam setiap kenaikan kasus aktif selalu diiringi oleh kenaikan persen daerah
yang tidak patuh protokol kesehatan dan selalu berawal dari momen libur
panjang,” kata Wiku.

Menurut Wiku, meskipun testing
Covid-19 meningkat, angka kasus aktif seharusnya terus menurun. Namun, yang
terjadi justru sebaliknya.

Maka itu, Wiku meminta masyarakat
mengambil pelajaran dari fenomena ini. Ia pun mengimbau semua pihak untuk terus
menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan
mencuci tangan.

PROKALTENG.CO – Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku
Adisasmito menyatakan keprihatinannya terkait sikap masyarakat yang abai
terhadap protokol kesehatan (prokes). Ia mengatakan, kecerobohan ini ibarat
masyarakat seperti menggali kuburnya sendiri.

Situasi ini menyusul tren
penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin memburuk. Hal itu bisa diketahui dari
jumlah kasus positif Covid-19 secara nasional terus meningkat drastic dalam
beberapa bulan terakhir.

Bagi Wiku, sikap ini bisa
membahayakan diri sendiri dan orang lain di saat pandemi Covid-19 masih
berlangsung.

“Ini bukti masyarakat masih
ceroboh. Jika keadaan ini terus berlangsung, ini seperti kondisi di mana
masyarakat menggali kuburnya sendiri,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan
Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam konferensi persnya melalui kanal YouTube
Sekretariat Presiden pada Kamis (24/12/2020).

Ia menyebutkan rincian
memburuknya kasus Covid-19 di Tanah Air berawal pada periode Maret hingga Juli
2020, kasus positif Covid-19 meningkat dari 1.107 menjadi 37.342 kasus.
Artinya, hanya dalam kurun waktu empat bulan terjadi lonjakan luar biasa.

Baca Juga :  Jika Terdapat Kasus Covid-19 di Sekolah? Ini Tugas Pemda

Peningkatan kasus positif
tersebut juga diikuti dengan kenaikan testing Covid-19 hingga 50 persen. Pada
periode tersebut, peningkatan kasus bersamaan dengan libur panjang Idul Fitri
pada tanggal 22 sampai 25 Mei 2020.

Kemudian, yang lebih mengerikan
terjadi pada periode Agustus hingga Oktober 2020, dimana kasus positif
meningkat dari 39.354 menjadi 66.578 kasus.

Selama periode tersebut, testing
Covid-19 meningkat 40 persen. Daerah yang tidak patuh protokol kesehatan juga
meningkat dari 28,57 persen menjadi 37,2 persen. “Pada periode ini terjadi
event libur panjang 17, 20 hingga 23 Agustus 2020,” ujar Wiku.

Kenaikan tertinggi dan dalam
waktu yang tersingkat terjadi pada November hingga Desember 2020. Pada periode
ini, kasus aktif meningkat dua kali lipat dari 54.804 menjadi 103.239 kasus
hanya dalam waktu satu bulan.

Baca Juga :  Debarkasi Surabaya Dominasi Jamaah Haji yang Meninggal

Hal ini dibarengi dengan
peningkatan testing Covid-19 sebesar 30 persen. Sedangkan persentase daerah
yang tidak patuh protokol kesehatan meningkat 48,01 persen. Pada medio
tersebut, terjadi libur panjang 28 Oktober hingga 1 November 2020.

“Dapat disimpulkan bahwa
dalam setiap kenaikan kasus aktif selalu diiringi oleh kenaikan persen daerah
yang tidak patuh protokol kesehatan dan selalu berawal dari momen libur
panjang,” kata Wiku.

Menurut Wiku, meskipun testing
Covid-19 meningkat, angka kasus aktif seharusnya terus menurun. Namun, yang
terjadi justru sebaliknya.

Maka itu, Wiku meminta masyarakat
mengambil pelajaran dari fenomena ini. Ia pun mengimbau semua pihak untuk terus
menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan
mencuci tangan.

Terpopuler

Artikel Terbaru