25.2 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Aksi Aliansi Mahasiswa Papua Serang Aparat, 1 TNI Tewas dan 6 Brimob K

AKSI unjuk rasa massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua
(AMP) di Auditorium Universitas Cendrawasih Papua berujung penyerangan terhadap
aparat. Akibatnya, seorang prajurit TNI dipastikan meninggal dunia akibat
terkena sabetan senjata tajam.

“Seorang prajurit Yonif 751/Raider , Praka Zulkifli, yang sedang
melaksanakan tugas BKO Polda Papua sebagai pengemudi kendaraan dinas truk
pengangkut pasukan menjadi korban pembacokan yang diduga dilakukan oleh massa
AMP,” ujar Kapendam XVII/Cendrawasih, Letkol CPL Eko Daryanto dalam keterangan
tertulisnya, Senin (23/9).

Peristiwa bermula saat Praka
Zulkifli ditugaskan mengendarai kendaraan dinas untuk mengangkut massa AMP
kembali ke daerah Expo Waena. Saat itu, kendaraan dikawal pula oleh aparat
keamanan.

Setibanya di daerah Expo Waena,
sekitar pukul 11 WIT, massa AMP yang baru turun dari kendaraan berbalik
menyerang aparat keamanan yang mengawal mereka pulang. “Bahkan massa AMP
berusaha memprovokasi masyarakat Papua yang berada di Expo Wamena untuk
melakukan aksi anarkis berupa pembakaran terhadap berbagai fasilitas umum dan
rumah masyarakat,” imbuh Eko.

Baca Juga :  KPK Tak Segan Hukum Mati, Jika Pengadaan Terkait Covid-19 Dikorupsi

Praka Zulkifli yang saat itu
tengah beristirahat setelah mengantar massa, mendadak diserang oleh massa dengan
senjata tajam. Dia mengalami luka bacokan di kepala bagian belakang. Dia sempat
dievakuasi menuju RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan medis, namun tak
tertolong.

“Karena pendarahan yang hebat,
nyawa Praka Zulkifli tidak dapat terselamatkan. Sekitar pukul 12.30 WIT, Praka
Zulkifli dinyatakan meninggal dunia. Rencana pemakaman akan dikoordinasikan
oleh Danyonif 751/Raider dengan keluarga korban,” jelas Eko.

Pangdam Cendrawasih, Mayjen TNI
Herman Asaribab menyatakan turut berduka cita kepada keluarga almarhum.
“Sebagai seorang prajurit, almarhum Praka Zulkifli telah memberikan bakti
terbaiknya kepada bangsa dan negara dengan memberikan jiwa dan raganya demi
terciptanya rasa aman di tanah Papua” ucap Herman saat melihat langsung jenazah
Praka Zulkifli di RS Bhayangkara, Papua.

Sementara itu, Kabid Humas Polda
Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, anggota polisi juga ada yang
diserang oleh massa. “6 anggota Brimob Kritis,” ucapnya. Saat ini mereka tengah
mendapat perawatan intensif di RS Bhayangkara, Papua.

Baca Juga :  Astaga!!! Dahlan Iskan Terpapar Positif Covid-19, Dhimam Abror: Semoga

Sebelumnya, sekitar 100-300 orang
dikabarkan menduduki Universitas Cendrawasih Papua sejak Senin (23/9) dini hari
pukul 03.00 WIT. Dari video yang beredar, aparat kepolisian dalam jumlah besar
terlihat sudah menjaga area kampus secara ketat. Hal ini disebutkan buntut atas
terjadinya intimidasi terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur beberapa waktu
lalu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat
(Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan,
saat ini situasi di Universitas Cendrawasih sudah kondusif. Negosiasi antara
massa dan pihak kampus berhasil dilakukan. Massa sendiri menuntut dibuatkan
posko bagi mahasiswa Papua yang pulang kampung.

“Sudah berhasil dinegosiasi atas
permintaan rektor, dan saat ini para mahasiswa yang menduduki Uncen sudah
diangkut untuk meninggalkan kampus,” ujar Dedi saat dikonfirmasi, Senin (23/9). (JPC/KP)

AKSI unjuk rasa massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua
(AMP) di Auditorium Universitas Cendrawasih Papua berujung penyerangan terhadap
aparat. Akibatnya, seorang prajurit TNI dipastikan meninggal dunia akibat
terkena sabetan senjata tajam.

“Seorang prajurit Yonif 751/Raider , Praka Zulkifli, yang sedang
melaksanakan tugas BKO Polda Papua sebagai pengemudi kendaraan dinas truk
pengangkut pasukan menjadi korban pembacokan yang diduga dilakukan oleh massa
AMP,” ujar Kapendam XVII/Cendrawasih, Letkol CPL Eko Daryanto dalam keterangan
tertulisnya, Senin (23/9).

Peristiwa bermula saat Praka
Zulkifli ditugaskan mengendarai kendaraan dinas untuk mengangkut massa AMP
kembali ke daerah Expo Waena. Saat itu, kendaraan dikawal pula oleh aparat
keamanan.

Setibanya di daerah Expo Waena,
sekitar pukul 11 WIT, massa AMP yang baru turun dari kendaraan berbalik
menyerang aparat keamanan yang mengawal mereka pulang. “Bahkan massa AMP
berusaha memprovokasi masyarakat Papua yang berada di Expo Wamena untuk
melakukan aksi anarkis berupa pembakaran terhadap berbagai fasilitas umum dan
rumah masyarakat,” imbuh Eko.

Baca Juga :  KPK Tak Segan Hukum Mati, Jika Pengadaan Terkait Covid-19 Dikorupsi

Praka Zulkifli yang saat itu
tengah beristirahat setelah mengantar massa, mendadak diserang oleh massa dengan
senjata tajam. Dia mengalami luka bacokan di kepala bagian belakang. Dia sempat
dievakuasi menuju RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan medis, namun tak
tertolong.

“Karena pendarahan yang hebat,
nyawa Praka Zulkifli tidak dapat terselamatkan. Sekitar pukul 12.30 WIT, Praka
Zulkifli dinyatakan meninggal dunia. Rencana pemakaman akan dikoordinasikan
oleh Danyonif 751/Raider dengan keluarga korban,” jelas Eko.

Pangdam Cendrawasih, Mayjen TNI
Herman Asaribab menyatakan turut berduka cita kepada keluarga almarhum.
“Sebagai seorang prajurit, almarhum Praka Zulkifli telah memberikan bakti
terbaiknya kepada bangsa dan negara dengan memberikan jiwa dan raganya demi
terciptanya rasa aman di tanah Papua” ucap Herman saat melihat langsung jenazah
Praka Zulkifli di RS Bhayangkara, Papua.

Sementara itu, Kabid Humas Polda
Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal mengatakan, anggota polisi juga ada yang
diserang oleh massa. “6 anggota Brimob Kritis,” ucapnya. Saat ini mereka tengah
mendapat perawatan intensif di RS Bhayangkara, Papua.

Baca Juga :  Astaga!!! Dahlan Iskan Terpapar Positif Covid-19, Dhimam Abror: Semoga

Sebelumnya, sekitar 100-300 orang
dikabarkan menduduki Universitas Cendrawasih Papua sejak Senin (23/9) dini hari
pukul 03.00 WIT. Dari video yang beredar, aparat kepolisian dalam jumlah besar
terlihat sudah menjaga area kampus secara ketat. Hal ini disebutkan buntut atas
terjadinya intimidasi terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur beberapa waktu
lalu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat
(Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan,
saat ini situasi di Universitas Cendrawasih sudah kondusif. Negosiasi antara
massa dan pihak kampus berhasil dilakukan. Massa sendiri menuntut dibuatkan
posko bagi mahasiswa Papua yang pulang kampung.

“Sudah berhasil dinegosiasi atas
permintaan rektor, dan saat ini para mahasiswa yang menduduki Uncen sudah
diangkut untuk meninggalkan kampus,” ujar Dedi saat dikonfirmasi, Senin (23/9). (JPC/KP)

Terpopuler

Artikel Terbaru