25.4 C
Jakarta
Friday, April 11, 2025

Helmy Yahya Dipecat Karena Liga Inggris?

JAKARTA – Salah satu penyebab Dewan Pengawas TVRI
memecat Helmy Yahya sebagai Direktur Utama adalah terkait hak siar Liga
Inggris.

Program yang menelan biaya cukup besar namun tidak dibarengi koordinasi dan
komunikasi yang baik antara dewan pengawas (dewas) dan dewan direksi, diyakini
jadi sumber masalah di TVRI ini.

Penilaian itu disampaikan mantan Ketua Dewas TVRI, Hazairin Sitepu. CEO
Radar Bogor Group (Induk Pojoksatu.id/Group kaltengpos.co) itu menyampaikan
analisanya mengenai kisruh TVRI yang diunggah melalui akun youtube, Bang HS TV.

Sebagai Ketua Dewas TVRI pada periode 2007-2011, Hazairin Sitepu hapal
betul dapur televisi nasional itu.

“Ketua Dewas TVRI itu kalau di perusahaan seperti presiden komisaris. Tapi
kewenangan dewas luar biasa karena mengangkat dan memberhentikan direksi,
menetapkan rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT),” kata Hazairin yang karib
disapa Bang HS dalam video tersebut.

Hazairin mengakui, program Liga Inggris sejauh ini cukup mampu mengangkat
minat masyarakat untuk menonton TVRI.

“Belakangan ini saya melihat TVRI karena ada dua acara yang menurut saya
sangat bagus. Dua acara itu juga menaikkan kelas TVRI. Yaitu Liga Inggris dan
Rumah Bulutangkis.”

“Meskipun kadang-kadang pertandingan bigmatch kadang tidak disiarkan TVRI.
Tapi saya selalu menunggu itu. Dan kalau ada even bulutangkis internasional, pasti
saya cari TVRI,” lanjutnya.

Tetap ternyata proyek Liga Inggris itulah yang membuat masalah di TVRI saat
ini. Salah satu yang jadi pertimbangan Dewas memberhentikan Helmy Yahya sebagai
Dirut TVRI adalah proyek Liga Inggris itu.

Baca Juga :  Said Aqil Imbau Warga Tidak Mudik Hingga Takbir Keliling Saat Covid-19

“Saya tidak tahu persis detailnya seperti apa, tapi di TVRI itu diatur
bahwa RKAT merupakan kewenangan Dewas. Kalau ada perubahan anggaran harus
dikoordinasikan lalu ditetapkan Dewas.”

“Liga inggris itu sangat bagus karena banyak orang menunggu Liga Inggris di
TVRI, dengan segala kekurangannya tadi. Saya kembali menonton TVRI, selain Liga
Inggris juga karena Rumah Bulutangkis tadi.”

“Meski saya pernah jadi ketua dewas, saya jarang nonton TV karena saya juga
harus mengurus media lain selain TV,” tuturnya.

Lalu mengapa Liga Inggris jadi salah satu pertimbangan atau penyebab Helmi
Yahya dipecat?

“Mungkin saja, Dewas merasa tidak mendapatkan gambaran yang jelas tentang
Proyek Liga Inggris itu. Maksudnya begini. Ini kan proyek besar dan anggarannya
pasti besar. Maka direksi dan dewas harus sama-sama berkoordinasi membcarakan
itu kemudian ditetapkan dalam satu peraturan dewas,” jelas Bang HS.

“Kalau ini terjadi antara direksi dan dewas, ada interaksi dan komunikasi
yang baik, sama-sama membicarakan, Mungkin tidak akan menjadi masalah seperti
ini.”

Menurut Bang HS, di TVRI ada dua lembaga penting. Yaitu Dewas dengan segala
kewenangannya yang diatur undang-undang. Kemudan dewan direksi yang punya
kewenangan eksekutif.

“Memang dewas tidak boleh mengatur begini dan begitu, lebih pada penetapan
kebijakan. Kalau sudah ditetapkan mengawasi kebijakan yang sudah ditetapkan
agar tujuan tercapai. Juga bagian dari quality control,” lanjutnya.

Baca Juga :  Vaksin Covid-19 Belum Ditemukan, Warga Harus Patuh Aturan Pemerintah

“Program apapun yang dikerjakan atau dibuat TVRI, entah itu dibeli atau
diproduksi sendiri itu adalah milik publik. Untuk kepentingan publik, bukan
kepentingan siapapun di dalamnya. Bukan untuk dewas atau direksi.”

“Makanya, isi atau konten-konten TVRI harus memenuhi standar-standar kepublikan.
Tidak bisa asal, sama dengan TV swasta. Itu berbeda sekali karena TVRI lembaga
penyiaran publik. Maka siaran TVRI harus memenuhi standar kepublikan.”

Standar itu ya sesuai tagline TVRI, media pemersatu bangsa. Kultur, budaya
dari berbagai daerah di Indonesia, bisa ditayangkan TVRI sehingga publik
Indonesia tahu begitu beragam budaya yang ada di Tanah Air.

“Sekali lagi dalam hal Liga Inggris yang jadi masalah, saya sebagai mantan
Ketua Dewas TVRI, sebenarnya ikut prihatin dengan keadaan ini,” ujar Bang HS.

“Kalau boleh saya sarankan kepada TVRI, supaya kepentingan publik tidak
dikorbankan. Jangan sampai nanti publik tidak mendapat haknya karena
perseteruan ini. Kalau saya sih sarankan, Liga Inggris tetap dilanjutkan dengan
segala pertanggungjawabannya.”

“Karena sebagian besar sumber anggaran TVRI dari APBN, ya harus
dipertanggung jawabkan. Dirut diberhentikan, tapi jangan sampai mengganggu
kinerja TVRI sebagai akibat dari pemberhentian ini,” jelas Bang HS. (fat/pojoksatu/kpc)

JAKARTA – Salah satu penyebab Dewan Pengawas TVRI
memecat Helmy Yahya sebagai Direktur Utama adalah terkait hak siar Liga
Inggris.

Program yang menelan biaya cukup besar namun tidak dibarengi koordinasi dan
komunikasi yang baik antara dewan pengawas (dewas) dan dewan direksi, diyakini
jadi sumber masalah di TVRI ini.

Penilaian itu disampaikan mantan Ketua Dewas TVRI, Hazairin Sitepu. CEO
Radar Bogor Group (Induk Pojoksatu.id/Group kaltengpos.co) itu menyampaikan
analisanya mengenai kisruh TVRI yang diunggah melalui akun youtube, Bang HS TV.

Sebagai Ketua Dewas TVRI pada periode 2007-2011, Hazairin Sitepu hapal
betul dapur televisi nasional itu.

“Ketua Dewas TVRI itu kalau di perusahaan seperti presiden komisaris. Tapi
kewenangan dewas luar biasa karena mengangkat dan memberhentikan direksi,
menetapkan rencana kerja dan anggaran tahunan (RKAT),” kata Hazairin yang karib
disapa Bang HS dalam video tersebut.

Hazairin mengakui, program Liga Inggris sejauh ini cukup mampu mengangkat
minat masyarakat untuk menonton TVRI.

“Belakangan ini saya melihat TVRI karena ada dua acara yang menurut saya
sangat bagus. Dua acara itu juga menaikkan kelas TVRI. Yaitu Liga Inggris dan
Rumah Bulutangkis.”

“Meskipun kadang-kadang pertandingan bigmatch kadang tidak disiarkan TVRI.
Tapi saya selalu menunggu itu. Dan kalau ada even bulutangkis internasional, pasti
saya cari TVRI,” lanjutnya.

Tetap ternyata proyek Liga Inggris itulah yang membuat masalah di TVRI saat
ini. Salah satu yang jadi pertimbangan Dewas memberhentikan Helmy Yahya sebagai
Dirut TVRI adalah proyek Liga Inggris itu.

Baca Juga :  Said Aqil Imbau Warga Tidak Mudik Hingga Takbir Keliling Saat Covid-19

“Saya tidak tahu persis detailnya seperti apa, tapi di TVRI itu diatur
bahwa RKAT merupakan kewenangan Dewas. Kalau ada perubahan anggaran harus
dikoordinasikan lalu ditetapkan Dewas.”

“Liga inggris itu sangat bagus karena banyak orang menunggu Liga Inggris di
TVRI, dengan segala kekurangannya tadi. Saya kembali menonton TVRI, selain Liga
Inggris juga karena Rumah Bulutangkis tadi.”

“Meski saya pernah jadi ketua dewas, saya jarang nonton TV karena saya juga
harus mengurus media lain selain TV,” tuturnya.

Lalu mengapa Liga Inggris jadi salah satu pertimbangan atau penyebab Helmi
Yahya dipecat?

“Mungkin saja, Dewas merasa tidak mendapatkan gambaran yang jelas tentang
Proyek Liga Inggris itu. Maksudnya begini. Ini kan proyek besar dan anggarannya
pasti besar. Maka direksi dan dewas harus sama-sama berkoordinasi membcarakan
itu kemudian ditetapkan dalam satu peraturan dewas,” jelas Bang HS.

“Kalau ini terjadi antara direksi dan dewas, ada interaksi dan komunikasi
yang baik, sama-sama membicarakan, Mungkin tidak akan menjadi masalah seperti
ini.”

Menurut Bang HS, di TVRI ada dua lembaga penting. Yaitu Dewas dengan segala
kewenangannya yang diatur undang-undang. Kemudan dewan direksi yang punya
kewenangan eksekutif.

“Memang dewas tidak boleh mengatur begini dan begitu, lebih pada penetapan
kebijakan. Kalau sudah ditetapkan mengawasi kebijakan yang sudah ditetapkan
agar tujuan tercapai. Juga bagian dari quality control,” lanjutnya.

Baca Juga :  Vaksin Covid-19 Belum Ditemukan, Warga Harus Patuh Aturan Pemerintah

“Program apapun yang dikerjakan atau dibuat TVRI, entah itu dibeli atau
diproduksi sendiri itu adalah milik publik. Untuk kepentingan publik, bukan
kepentingan siapapun di dalamnya. Bukan untuk dewas atau direksi.”

“Makanya, isi atau konten-konten TVRI harus memenuhi standar-standar kepublikan.
Tidak bisa asal, sama dengan TV swasta. Itu berbeda sekali karena TVRI lembaga
penyiaran publik. Maka siaran TVRI harus memenuhi standar kepublikan.”

Standar itu ya sesuai tagline TVRI, media pemersatu bangsa. Kultur, budaya
dari berbagai daerah di Indonesia, bisa ditayangkan TVRI sehingga publik
Indonesia tahu begitu beragam budaya yang ada di Tanah Air.

“Sekali lagi dalam hal Liga Inggris yang jadi masalah, saya sebagai mantan
Ketua Dewas TVRI, sebenarnya ikut prihatin dengan keadaan ini,” ujar Bang HS.

“Kalau boleh saya sarankan kepada TVRI, supaya kepentingan publik tidak
dikorbankan. Jangan sampai nanti publik tidak mendapat haknya karena
perseteruan ini. Kalau saya sih sarankan, Liga Inggris tetap dilanjutkan dengan
segala pertanggungjawabannya.”

“Karena sebagian besar sumber anggaran TVRI dari APBN, ya harus
dipertanggung jawabkan. Dirut diberhentikan, tapi jangan sampai mengganggu
kinerja TVRI sebagai akibat dari pemberhentian ini,” jelas Bang HS. (fat/pojoksatu/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru