26.3 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

COVID-19 Serang Seribu Lebih Prajurit TNI

JAKARTA – Lingkungan TNI juga tak luput dari serangan Virus Corona
(COVID-19). Hingga saat ini, ada 1.187 kasus terjadi di TNI. Sebanyak 55 orang
positif terinfeksi virus tersebut. Bahkan 15 di antaranya meninggal dunia.

“Dari data yang ada di Mabes TNI,
ada 1.187 kasus terkait COVID-19, jumlah yang positif ada 55 orang,” kata
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi I DPR
yang berlangsung secara virtual, di Jakarta, Rabu (15/4).

Di lingkungan TNI jumlah Pasien
Dalam Pemantauan (PDP) sebanyak 190 orang, Orang Dalam Pemantauan (ODP) 873
orang. Selain itu, ada 54 orang sembuh. Sementara yang meninggal dunia 15
orang. “Setiap hari datanya diperbaharui terkait dengan perkembangan yang
terinfeksi COVID-19,” imbuh mantan KSAU ini.

KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa
menjelaskan di lingkungan TNI AD, ada 463 orang yang dirawat terkait COVID-19.
Jumlah itu terdiri dari 285 militer aktif dan 178 PNS. “Jumlah yang meninggal
ada empat orang. Satu TNI aktif dan tiga orang PNS. Dari yang meninggal itu,
ada dua orang tenaga medis,” jelas Andika.

Hal senada disampaikan KSAL
Laksamana Siwi Sukma Adji. Menurutnya, di TNI AL ada 20 orang positif COVID-19.
Untuk status ODP sebanyak 97 orang dan PDP 32 orang. “Yang meninggal dunia dari
tim TNI AL aktif ada satu dokter, purnawirawan lima, dan keluarga besar tiga
orang,” jelas Siwi.

Baca Juga :  Pemerintah Izinkan Warga Mudik, Tapi di Kampung Wajib Isolasi Mandiri

KSAU Marsekal Yuyu Sutisna juga
menjabarkan data penyebaran COVID-19 di lingkungan TNI AU. Sebanyak 346
anggotanya berstatus ODP. Mereka berasal dari militer aktif, PNS dan
keluarganya. Menurut Yuyu, sebanyak 23 orang lainnya berstatus PDP. “Yang
positif terjangkit virus Corona berjumlah 25 orang. Yakni dari militer, satu
orang PNS, dan delapan orang dari keluarga. Dari jumlah kasus positif, yang
meninggal dua anggota militer aktif dan dua orang sembuh,” papar Yuyu.

Meski tidak sedikti anggota TNI
yang terpapar Corona, Panglima TNI menegaskan prajurit TNI tetap disiagakan di
sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia. Terutama untuk menjaga jalur tikus
atau pintu tidak resmi kedua negara di tengah pandemi COVID-19. “Sebagai contoh
dari seluruh perbatasan di Kalimantan. Ada ribuan jalur tikus dan jalur resmi
dijaga oleh TNI dan tentara Diraja Malaysia,” terang Hadi.

Dia menjelaskan, Tentara Diraja
Malaysia pada tiga hari lalu telah ditarik dari pos-pos gabungan yang ada di
sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia. Sebab, negara tersebut memberlakukan
lockdown.

Baca Juga :  Masyarakat Dibatasi Besar-besaran, TKA Bebas Masuk

Namun, Hadi tetap memerintahkan
prajurit TNI tetap menjaga pos-pos gabungan dan pos yang ada di jalur-jalur
tidak resmi. “Dari data yang diterima, setiap hari ada juga para Pekerja Migran
Indonesia (PMI) dari Malaysia yang melalui jalan-jalan tikus,” imbuhnya.

Dia menilai jalan tikus tersebut
dimanfaatkan PMI dari Malaysia masuk ke Indonesia. Sehingga personel TNI
disiagakan untuk menjaga ribuan jalur tersebut. Para PMI yang masuk ke wilayah
Indonesia lewat jalur tikus diamankan untuk dilakukan pengecekan kesehatan.
“Mereka dilakukan screening untuk ditentukan tindakan apakah harus diisolasi
atau diizinkan kembali ke kampung halamannya sambil melaksanakan isolasi
mandiri,” tuturnya.

Tak hanya itu. Hampir setiap hari
pesawat TNI mengantar alat pelindung diri (APD) ke seluruh Indonesia. Hingga
saat ini TNI masih menyimpan kurang lebih 100.000 APD di Gudang Merpati, di
Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. “Sewaktu-waktu apabila diperlukan, kami
akan langsung mengirim sesuai permintaan. Ini yang mengatur Gugus Tugas
Nasional Percepatan Penanganan COVID-19. Namun biasanya tembusan langsung ke
Asisten Operasional (Asops) Panglima TNI, kemudian baru dilaporkan ke Gugus
Tugas,” ucap Hadi.

JAKARTA – Lingkungan TNI juga tak luput dari serangan Virus Corona
(COVID-19). Hingga saat ini, ada 1.187 kasus terjadi di TNI. Sebanyak 55 orang
positif terinfeksi virus tersebut. Bahkan 15 di antaranya meninggal dunia.

“Dari data yang ada di Mabes TNI,
ada 1.187 kasus terkait COVID-19, jumlah yang positif ada 55 orang,” kata
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi I DPR
yang berlangsung secara virtual, di Jakarta, Rabu (15/4).

Di lingkungan TNI jumlah Pasien
Dalam Pemantauan (PDP) sebanyak 190 orang, Orang Dalam Pemantauan (ODP) 873
orang. Selain itu, ada 54 orang sembuh. Sementara yang meninggal dunia 15
orang. “Setiap hari datanya diperbaharui terkait dengan perkembangan yang
terinfeksi COVID-19,” imbuh mantan KSAU ini.

KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa
menjelaskan di lingkungan TNI AD, ada 463 orang yang dirawat terkait COVID-19.
Jumlah itu terdiri dari 285 militer aktif dan 178 PNS. “Jumlah yang meninggal
ada empat orang. Satu TNI aktif dan tiga orang PNS. Dari yang meninggal itu,
ada dua orang tenaga medis,” jelas Andika.

Hal senada disampaikan KSAL
Laksamana Siwi Sukma Adji. Menurutnya, di TNI AL ada 20 orang positif COVID-19.
Untuk status ODP sebanyak 97 orang dan PDP 32 orang. “Yang meninggal dunia dari
tim TNI AL aktif ada satu dokter, purnawirawan lima, dan keluarga besar tiga
orang,” jelas Siwi.

Baca Juga :  Pemerintah Izinkan Warga Mudik, Tapi di Kampung Wajib Isolasi Mandiri

KSAU Marsekal Yuyu Sutisna juga
menjabarkan data penyebaran COVID-19 di lingkungan TNI AU. Sebanyak 346
anggotanya berstatus ODP. Mereka berasal dari militer aktif, PNS dan
keluarganya. Menurut Yuyu, sebanyak 23 orang lainnya berstatus PDP. “Yang
positif terjangkit virus Corona berjumlah 25 orang. Yakni dari militer, satu
orang PNS, dan delapan orang dari keluarga. Dari jumlah kasus positif, yang
meninggal dua anggota militer aktif dan dua orang sembuh,” papar Yuyu.

Meski tidak sedikti anggota TNI
yang terpapar Corona, Panglima TNI menegaskan prajurit TNI tetap disiagakan di
sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia. Terutama untuk menjaga jalur tikus
atau pintu tidak resmi kedua negara di tengah pandemi COVID-19. “Sebagai contoh
dari seluruh perbatasan di Kalimantan. Ada ribuan jalur tikus dan jalur resmi
dijaga oleh TNI dan tentara Diraja Malaysia,” terang Hadi.

Dia menjelaskan, Tentara Diraja
Malaysia pada tiga hari lalu telah ditarik dari pos-pos gabungan yang ada di
sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia. Sebab, negara tersebut memberlakukan
lockdown.

Baca Juga :  Masyarakat Dibatasi Besar-besaran, TKA Bebas Masuk

Namun, Hadi tetap memerintahkan
prajurit TNI tetap menjaga pos-pos gabungan dan pos yang ada di jalur-jalur
tidak resmi. “Dari data yang diterima, setiap hari ada juga para Pekerja Migran
Indonesia (PMI) dari Malaysia yang melalui jalan-jalan tikus,” imbuhnya.

Dia menilai jalan tikus tersebut
dimanfaatkan PMI dari Malaysia masuk ke Indonesia. Sehingga personel TNI
disiagakan untuk menjaga ribuan jalur tersebut. Para PMI yang masuk ke wilayah
Indonesia lewat jalur tikus diamankan untuk dilakukan pengecekan kesehatan.
“Mereka dilakukan screening untuk ditentukan tindakan apakah harus diisolasi
atau diizinkan kembali ke kampung halamannya sambil melaksanakan isolasi
mandiri,” tuturnya.

Tak hanya itu. Hampir setiap hari
pesawat TNI mengantar alat pelindung diri (APD) ke seluruh Indonesia. Hingga
saat ini TNI masih menyimpan kurang lebih 100.000 APD di Gudang Merpati, di
Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. “Sewaktu-waktu apabila diperlukan, kami
akan langsung mengirim sesuai permintaan. Ini yang mengatur Gugus Tugas
Nasional Percepatan Penanganan COVID-19. Namun biasanya tembusan langsung ke
Asisten Operasional (Asops) Panglima TNI, kemudian baru dilaporkan ke Gugus
Tugas,” ucap Hadi.

Terpopuler

Artikel Terbaru