Singapura melarang warganya melakukan aktivitas berat seperti berenang, bersepeda, dan berlari usai vaksinasi Covid-19. Kegiatan itu harus dihindari selama satu minggu setelah dosis pertama dan kedua vaksinasi Covid-19.
Kementerian Kesehatan (MOH) juga meminta agar jogging, angkat beban berat, olahraga kompetitif, pendidikan jasmani serta permainan bola dan raket juga harus dihindari. Aktivitas fisik yang dianggap aman antara lain peregangan atau bekerja sambil berdiri, jalan santai dan pekerjaan rumah.
Imbauan terbaru Kementerian Kesehatan mengikuti rekomendasi terbaru pada Senin (5/7) yang menyarankan mereka yang telah divaksinasi untuk menghindari olahraga atau aktivitas fisik yang berat selama seminggu setelah dosis vaksin apa pun. Kementerian Pendidikan mengatakan kepada CNA bahwa sekolah dan institut pendidikan tinggi telah membebaskan siswa dari aktivitas fisik selama satu minggu setelah menerima vaksinasi Covid-19 mereka, apakah itu untuk dosis pertama atau kedua.
MOE juga telah menyarankan semua orang tua dan siswa untuk berhati-hati terhadap potensi efek samping dari vaksinasi terutama jika mereka mengalami nyeri dada, sesak napas, atau detak jantung yang tidak normal. Para siswa ini harus segera mencari perhatian medis.
“Kementerian Pendidikan akan terus bekerja sama dengan Depkes dan Health Sciences Authority (HSA) untuk memantau siswa yang mengalami reaksi merugikan setelah vaksinasi, sehingga perawatan yang tepat diberikan kepada siswa ini segera,” kata juru bicara tersebut.
Komite Ahli Vaksinasi Covid-19 mengatakan bahwa imbauan tersebut berlaku khususnya untuk remaja dan pria di bawah 30 tahun. Saran itu muncul menyusul adanya risiko kelainan jantung miokarditis dan perikarditis yang diamati setelah vaksinasi dengan vaksin mRNA Covid-19.
MOH mengatakan pada hari Senin bahwa mereka sedang menyelidiki kasus seorang anak laki-laki berusia 16 tahun yang menderita serangan jantung enam hari setelah menerima dosis pertama vaksinasi Covid-19. Kemenkes mendapat laporan tentang kejadian tersebut oleh Rumah Sakit Khoo Teck Puat (KTPH) pada 3 Juli.
Remaja itu dirawat di rumah sakit hari itu setelah dia pingsan di rumah di pagi hari, setelah angkat besi di gym. Dia kemudian dipindahkan ke National University Hospital (NUH), di mana dia berada dalam kondisi kritis di unit perawatan intensif.
Kemenkes mengatakan remaja tersebut menerima dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech/Comirnaty pada 27 Juni. Dia juga sehat selama lima hari berikutnya setelah vaksinasi.
“Sebelum pingsan pada 3 Juli, dia melakukan angkat besi di gym,” kata kementerian itu.