28.9 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Polisi Ungkap Ciri-ciri Penembak Misterius Kerusuhan 22 Mei

JAKARTA – Tabir penembak misterius dalam aksi demo 22 Mei di
Jakarta mulai menemui titik terang. Tim investigasi polri berhasil
mengidentifikasi ciri-ciri pelaku penembakan dan jenis senjata yang digunakan.

Dua korban saat kericuhan 22 Mei
2019, Harun Al Rasyid serta Abdul Aziz, diketahui tewas ditembak dari jarak
dekat. Kepastian tersebut diketahui tim investigasi polisi berdasarkan
keterangan dari saksi yang berada di lokasi.

Harun ditemukan tewas di kawasan
Slipi, Jakarta dengan luka tembak di lengan kiri atas hingga menembus dada.
Sementara Aziz ditemukan 100 meter dari Asrama Brimob Petamburan atau di depan
RS Pelni, dengan luka tembak di punggung belakang.

Direskrimum Polda Metro Jaya,
Komisaris Besar Polisi Suyudi Seto, mengatakan, berdasarkan penyidikan petugas
di Polres Jakarta Barat, saksi memberikan keterangan terdapat seseorang yang
diduga menembak dari jarak 11 meter di sisi kanan al Rasyid.

“Orang diduga melakukan
penembakan ada di sisi kanan, yang mana sisi kanan ini ruko dekat jalan layang
Slipi,” ucap Seto dalam konferensi pers di Markas Besar Kepolisian Indonesia,
Jakarta, Jumat (5/7).

Dari keterangan saksi yang
diperiksa, al Rasyid ditembak menggunakan pistol berwarna hitam dan pelaku
menggunakan tangan kiri saat menembak.

Baca Juga :  Penerimaan Melemah, Defisit APBN 2019 Diperkirakan Jebol

Menurut Seto, tembakan mengarah
ke kerumunan perusuh dan terkena lengan kiri atas hingga menembus dada al
Rasyid. Akibatnya, pemuda 15 tahun itu tewas di lokasi.

Sementara Aziz yang ditemukan 100
meter dari Asrama Brimob Petamburan atau di depan RS Pelni, diduga ditembak
orang tak dikenal yang berada di jarak 30 meter dari dia.

“Dari arah belakang terkena di
punggung sebelah kiri kemudian proyektil tersisa di dada kiri,” kata dia.

Ia menegaskan, polisi yang saat
itu bertugas menangani demonstrasi kurang-lebih berada di jarak 100 meter dari
massa.

Seto juga menjelaskan senjata
yang digunakan pelaku adalah senjata nonorganik atau senjata bukan untuk
keperluan militer.

“Harun Al Rasyid itu sudah
dilakukan autopsi dan memang ditemukan adanya proyektil peluru yaitu 9×17 milimeter
atau 0380 automatic yang diduga ini adalah senjata dari nonorganik Polri,”
tuturnya.

Polisi juga telah melakukan uji
balistik terhadap dua proyektil yang ditemukan di badan korban saat autopsi.
Ada pun proyektil yang ditemukan di badan Aziz berukuran 5,56 mm, sementara
proyektil dalam tubuh Al Rasyid berkaliber 9,17 mm.

Baca Juga :  TNP2K Klaim Mayoritas Peserta Program Kartu Prakerja Penganggur

Sementara kaliber senjata api
genggam otomatik dan non otomatik yang lumrah dijumpai adalah .22 inchi, .38
inchi, 5,65 milimeter, dan sembilan milimeter.

Di lokasi yang sama, Kepala Biro
Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan ciri-ciri
penembak Harun Al Rasyid. Menurutnya pelaku seorang pria kurus dengan rambut
gondrong, berbadan kecil dan berkulit muka gelap.

“Ciri-cirinya tinggi 175 cm,
rambut panjang, kurus perawakannya. Menembak dengan tangan kiri, 11 meter
jaraknya (penembakan), cukup dekat,” katanya.

Meski dapat mengungkap
ciri-cirinya, namun polisi masih belum bisa menangkap.

“Pelakunya hingga kini masih
buron,” katanya.

Dalam kericuhan 21-22 Mei, ada sembilan
orang menjadi korban tewas.

Kericuhan sendiri terjadi
berturut-turut selama dua hari pada 21 dan 22 Mei 2019. Dari demonstrasi
menuntut pengusutan kecurangan Pemilu 2019 di depan Kantor Bawaslu pada pagi
hari di kedua tanggal tersebut, situasi berubah ricuh pada malam harinya hingga
pagi keesokan harinya.

Ada lima titik ricuh pada 21-22
Mei 2019, yakni depan Gedung Bawaslu, Pasar Tanah Abang, Simpang Jalan Agus
Salim (Sabang), Jembatan Slipi Jaya dan Petamburan (sekitar kompleks Asrama
Brimob).​​​​​​ (gw/mhf/fin/kpc)

JAKARTA – Tabir penembak misterius dalam aksi demo 22 Mei di
Jakarta mulai menemui titik terang. Tim investigasi polri berhasil
mengidentifikasi ciri-ciri pelaku penembakan dan jenis senjata yang digunakan.

Dua korban saat kericuhan 22 Mei
2019, Harun Al Rasyid serta Abdul Aziz, diketahui tewas ditembak dari jarak
dekat. Kepastian tersebut diketahui tim investigasi polisi berdasarkan
keterangan dari saksi yang berada di lokasi.

Harun ditemukan tewas di kawasan
Slipi, Jakarta dengan luka tembak di lengan kiri atas hingga menembus dada.
Sementara Aziz ditemukan 100 meter dari Asrama Brimob Petamburan atau di depan
RS Pelni, dengan luka tembak di punggung belakang.

Direskrimum Polda Metro Jaya,
Komisaris Besar Polisi Suyudi Seto, mengatakan, berdasarkan penyidikan petugas
di Polres Jakarta Barat, saksi memberikan keterangan terdapat seseorang yang
diduga menembak dari jarak 11 meter di sisi kanan al Rasyid.

“Orang diduga melakukan
penembakan ada di sisi kanan, yang mana sisi kanan ini ruko dekat jalan layang
Slipi,” ucap Seto dalam konferensi pers di Markas Besar Kepolisian Indonesia,
Jakarta, Jumat (5/7).

Dari keterangan saksi yang
diperiksa, al Rasyid ditembak menggunakan pistol berwarna hitam dan pelaku
menggunakan tangan kiri saat menembak.

Baca Juga :  Penerimaan Melemah, Defisit APBN 2019 Diperkirakan Jebol

Menurut Seto, tembakan mengarah
ke kerumunan perusuh dan terkena lengan kiri atas hingga menembus dada al
Rasyid. Akibatnya, pemuda 15 tahun itu tewas di lokasi.

Sementara Aziz yang ditemukan 100
meter dari Asrama Brimob Petamburan atau di depan RS Pelni, diduga ditembak
orang tak dikenal yang berada di jarak 30 meter dari dia.

“Dari arah belakang terkena di
punggung sebelah kiri kemudian proyektil tersisa di dada kiri,” kata dia.

Ia menegaskan, polisi yang saat
itu bertugas menangani demonstrasi kurang-lebih berada di jarak 100 meter dari
massa.

Seto juga menjelaskan senjata
yang digunakan pelaku adalah senjata nonorganik atau senjata bukan untuk
keperluan militer.

“Harun Al Rasyid itu sudah
dilakukan autopsi dan memang ditemukan adanya proyektil peluru yaitu 9×17 milimeter
atau 0380 automatic yang diduga ini adalah senjata dari nonorganik Polri,”
tuturnya.

Polisi juga telah melakukan uji
balistik terhadap dua proyektil yang ditemukan di badan korban saat autopsi.
Ada pun proyektil yang ditemukan di badan Aziz berukuran 5,56 mm, sementara
proyektil dalam tubuh Al Rasyid berkaliber 9,17 mm.

Baca Juga :  TNP2K Klaim Mayoritas Peserta Program Kartu Prakerja Penganggur

Sementara kaliber senjata api
genggam otomatik dan non otomatik yang lumrah dijumpai adalah .22 inchi, .38
inchi, 5,65 milimeter, dan sembilan milimeter.

Di lokasi yang sama, Kepala Biro
Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan ciri-ciri
penembak Harun Al Rasyid. Menurutnya pelaku seorang pria kurus dengan rambut
gondrong, berbadan kecil dan berkulit muka gelap.

“Ciri-cirinya tinggi 175 cm,
rambut panjang, kurus perawakannya. Menembak dengan tangan kiri, 11 meter
jaraknya (penembakan), cukup dekat,” katanya.

Meski dapat mengungkap
ciri-cirinya, namun polisi masih belum bisa menangkap.

“Pelakunya hingga kini masih
buron,” katanya.

Dalam kericuhan 21-22 Mei, ada sembilan
orang menjadi korban tewas.

Kericuhan sendiri terjadi
berturut-turut selama dua hari pada 21 dan 22 Mei 2019. Dari demonstrasi
menuntut pengusutan kecurangan Pemilu 2019 di depan Kantor Bawaslu pada pagi
hari di kedua tanggal tersebut, situasi berubah ricuh pada malam harinya hingga
pagi keesokan harinya.

Ada lima titik ricuh pada 21-22
Mei 2019, yakni depan Gedung Bawaslu, Pasar Tanah Abang, Simpang Jalan Agus
Salim (Sabang), Jembatan Slipi Jaya dan Petamburan (sekitar kompleks Asrama
Brimob).​​​​​​ (gw/mhf/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru