25 C
Jakarta
Wednesday, November 6, 2024

Pentingnya Resiliensi Pangan dan Energi Hijau untuk Masa Depan Indonesia

JAKARTA – Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) Mukhtarudin mendukung Presiden Joko Widodo yang menekankan pentingnya resiliensi pangan dan energi hijau untuk masa depan bangsa Indonesia.

Menurut Mukhtarudin, membangun resiliensi sistem pangan adalah keniscayaan dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

“Karena sistem ketangguhan ekonomi di tanah air adalah aspek penting dalam perkembangan mencapai Indonesia Emas 2045,” tandas Mukhtarudin, Senin (29/7).

Untuk itu, politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini berharap ketersediaan bahan pangan harus selalu memadai di tengah ancaman terhadap ketersediaan pangan akibat perubahan iklim di Indonesia.

“Ya, tentu DPR berharap membangun resiliensi sistem pangan ini harus benar-benar prima,” imbuh Mukhtarudin.

Sementara, Anggota Komisi VII DPR RI ini bilang peran teknologi dalam mengembangkan energi hijau tersebut dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik dari sumber daya alam.

“Artinya, inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya teknologi terbarukan ini juga dapat mendorong penggunaan energi hijau di Indonesia,” pungkas Mukhtarudin.

Baca Juga :  DPR Berharap Program Makan Bergizi Gratis Dapat Menggunakan Pangan Lokal

Pengembangan Transmisi Listrik

Diketahui, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerima perwakilan World Bank di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menekankan pentingnya resiliensi pangan dan energi hijau untuk masa depan Indonesia.

Menurut Presiden, Indonesia memiliki program terkait dengan energi bersih antara lain hydro solar geothermal.

“World Bank mengatakan pentingnya untuk pengembangan transmisi infrastruktur, transmisi listrik. Dan tentu ini menjadi prioritas prioritas yang perlu dilakukan oleh pemerintah,” ucap Airlangga.

Presiden juga mengingatkan bahwa transisi energi perlu mempertimbangkan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Oleh karena itu, multiple source of energy dengan transmisi yang terconectivity antar pulau diharapkan dapat membuat harga yang terjangkau bagi masyarakat.

“Tentunya berbagai subsidi yang dilakukan oleh pemerintah juga tentunya ke depan subsidi ini akan ditujukan kepada mereka yang berhak,” tutur Airlangga.

Baca Juga :  Mukhtarudin: Mari Wujudkan Pemilu 2024 yang Berintegritas Bagi Kemajuan Bangsa

Tidak hanya itu, Presiden Jokowi turut menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia, serta dukungan untuk usaha kecil dan menengah.

Delegasi World Bank juga mencatat berbagai program untuk mendukung infrastruktur listrik dan praktik terbaik yang telah dilakukan di negara lain seperti India.

“Ada beberapa best practice yang dilakukan di India, di mana India juga bisa mencari fund sejenis PLN namun fund tersebut di back up atau didukung oleh World Bank,” ungkap Airlangga.

Terakhir, Airlangga mengatakan bahwa Presiden Jokowi mendorong kebijakan penanganan keberlanjutan, termasuk pengembangan nursery untuk tanaman dalam skala besar di Tanah Air. Diantaranya adalah di Ibu Kota Nusantara dan Bali.

“Oleh karena itu, dari World Bank merasa bahwa program yang dilakukan oleh Indonesia adalah program yang sifatnya masif, skala besar, dan juga dengan masif dan skala besar itu diharapkan bisa menjadi percontohan untuk negara-negara lain di luar Indonesia,” pungkas Airlangga. (tim)

JAKARTA – Wakil Ketua Fraksi Golkar Bidang Industri dan Pembangunan (Inbang) Mukhtarudin mendukung Presiden Joko Widodo yang menekankan pentingnya resiliensi pangan dan energi hijau untuk masa depan bangsa Indonesia.

Menurut Mukhtarudin, membangun resiliensi sistem pangan adalah keniscayaan dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

“Karena sistem ketangguhan ekonomi di tanah air adalah aspek penting dalam perkembangan mencapai Indonesia Emas 2045,” tandas Mukhtarudin, Senin (29/7).

Untuk itu, politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini berharap ketersediaan bahan pangan harus selalu memadai di tengah ancaman terhadap ketersediaan pangan akibat perubahan iklim di Indonesia.

“Ya, tentu DPR berharap membangun resiliensi sistem pangan ini harus benar-benar prima,” imbuh Mukhtarudin.

Sementara, Anggota Komisi VII DPR RI ini bilang peran teknologi dalam mengembangkan energi hijau tersebut dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik dari sumber daya alam.

“Artinya, inovasi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya teknologi terbarukan ini juga dapat mendorong penggunaan energi hijau di Indonesia,” pungkas Mukhtarudin.

Baca Juga :  DPR Berharap Program Makan Bergizi Gratis Dapat Menggunakan Pangan Lokal

Pengembangan Transmisi Listrik

Diketahui, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerima perwakilan World Bank di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menekankan pentingnya resiliensi pangan dan energi hijau untuk masa depan Indonesia.

Menurut Presiden, Indonesia memiliki program terkait dengan energi bersih antara lain hydro solar geothermal.

“World Bank mengatakan pentingnya untuk pengembangan transmisi infrastruktur, transmisi listrik. Dan tentu ini menjadi prioritas prioritas yang perlu dilakukan oleh pemerintah,” ucap Airlangga.

Presiden juga mengingatkan bahwa transisi energi perlu mempertimbangkan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Oleh karena itu, multiple source of energy dengan transmisi yang terconectivity antar pulau diharapkan dapat membuat harga yang terjangkau bagi masyarakat.

“Tentunya berbagai subsidi yang dilakukan oleh pemerintah juga tentunya ke depan subsidi ini akan ditujukan kepada mereka yang berhak,” tutur Airlangga.

Baca Juga :  Mukhtarudin: Mari Wujudkan Pemilu 2024 yang Berintegritas Bagi Kemajuan Bangsa

Tidak hanya itu, Presiden Jokowi turut menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia, serta dukungan untuk usaha kecil dan menengah.

Delegasi World Bank juga mencatat berbagai program untuk mendukung infrastruktur listrik dan praktik terbaik yang telah dilakukan di negara lain seperti India.

“Ada beberapa best practice yang dilakukan di India, di mana India juga bisa mencari fund sejenis PLN namun fund tersebut di back up atau didukung oleh World Bank,” ungkap Airlangga.

Terakhir, Airlangga mengatakan bahwa Presiden Jokowi mendorong kebijakan penanganan keberlanjutan, termasuk pengembangan nursery untuk tanaman dalam skala besar di Tanah Air. Diantaranya adalah di Ibu Kota Nusantara dan Bali.

“Oleh karena itu, dari World Bank merasa bahwa program yang dilakukan oleh Indonesia adalah program yang sifatnya masif, skala besar, dan juga dengan masif dan skala besar itu diharapkan bisa menjadi percontohan untuk negara-negara lain di luar Indonesia,” pungkas Airlangga. (tim)

Terpopuler

Artikel Terbaru