JAKARTA – Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia, setelah Amerika Serikat, dan India.
Anggota DPR RI Dapil Kalimantan Tengah Mukhtarudin mengatakan meskipun pilar sistem demokrasi di negara ini telah dan terus berkembang dengan baik.
Namun, menurut Mukhtarudin hakikat demokrasi untuk melahirkan pemimpin-pemimpin terbaik di semua tingkatan masih perlu mendapat perhatian.
“Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas demokrasi, sehingga kepercayaan dan optimisme masyarakat terhadap pemimpinnya semakin meningkat,” tandas Mukhtarudin, Minggu (17/12).
Peraih tokoh peduli daerah terbaik Parlemen Award 2023 ini mengatakan mesti perlu terus berupaya meningkatkan kualitas demokrasi, karena sejatinya esensi demokrasi adalah adanya keseimbangan.
Mengingat, pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024 mendatang akan menjadi pemilu ke-13 di Indonesia. Sepanjang sejarah negara ini, telah diselenggarakan 12 kali pemilihan Umum.
Untuk itu, Mukhtarudin berharap demokrasi saat ini menjamin ketersediaan ruang bagi setiap warga negara untuk berekspresi dan mengartikulasikan hak-hak politiknya tanpa represi dan intimidasi.
Di sisi lain, lanjut Mukhtarudin, eskpresi demokrasi juga tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang kontra produktif yang justru mencederai nilai-nilai demokrasi itu sendiri.
“Jangan sampai implementasi demokrasi menghadirkan residu di mana nilai-nilai demokrasi dimanifestasikan dalam bentuk penindasan mayoritas terhadap minoritas,” cetus Mukhtarudin.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), Indeks Demokrasi Indonesia selama kurun waktu 2009-2020 telah mengalami penurunan 4 kali pada periode tahun 2010, tahun 2012, tahun 2015, dan tahun 2016.
Sedangkan indeks demokrasi pada tahun 2020 berada di angka angka 74,92 atau meningkat dari tahun 2019 sebesar 72,39.
“Sementara di tahun 2021, indeks demokrasi kita berada di peringkat 64 dunia dengan nilai indeks sebesar 6,30,” pungkas Mukhtarudin.
Demokrasi Berjalan
Calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto mengatakan, sistem demokrasi di Indonesia sampai saat ini masih terus berjalan. Meski demikian, Prabowo tak memungkiri bahwa demokrasi masih memiliki kekurangan.
Hanya saja, kata Prabowo, kekurangan itu merupakan hal yang wajar karena proses yang terjadi di dalamnya. Demikian disampaikan Prabowo di hadapan relawan Kopi Pagi dalam acara konsolidasi yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu 16 Desember 2023.
“Jadi, tidak gampang, tidak mudah, pasti banyak kekurangan, pasti banyak yang kita tidak puas, apakah demokrasi kita sudah hebat? Pasti ada kekurangan,” kata Prabowo.
Menurut Prabowo, masih berjalannya demokrasi di Indonesia adalah dilaksanakannya pemilihan presiden dan kepala daerah melalui proses pemilu.
“Salah satu contoh demokrasi lainnya, yaitu demokrasi dalam hal kebebasan berpendapat dan menyatakan pendapat. Indonesia masih memiliki demokrasi,” katanya. (tim)