34.7 C
Jakarta
Tuesday, October 14, 2025

Kerja Sama Indonesia–Korea Diperkuat, Ribuan Calon Pekerja Migran Tunggu Penempatan

PROKALTENG.CO – Pemerintah Indonesia terus memperkuat kerja sama dengan Korea Selatan dalam penempatan dan perlindungan pekerja migran. Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin, bersama Wakil Menteri P2MI Christina Aryani, menerima kunjungan Pelaksana Tugas (Plt) Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Soo-deok di Kantor KemenP2MI, Jakarta, Senin (13/10/2025).

Pertemuan tersebut membahas penumpukan ribuan calon pekerja migran Indonesia (CPMI) di sektor service 2 yang belum bisa diberangkatkan akibat perlambatan ekonomi di Korea Selatan. Kondisi itu berdampak pada penyerapan tenaga kerja, terutama di sektor restoran dan jasa pelayanan.

Plt Dubes Korea Selatan Park Soo-deok menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Korea melambat hingga di bawah satu persen, dan imbasnya paling terasa pada industri jasa. “Pertumbuhan ekonomi Korea saat ini hanya sekitar satu persen, dan dampaknya besar di sektor restoran dan service industry,” ujar Park Soo-deok.

Baca Juga :  Gelar Diklat Barista 3 In 1 di Lamandau Kalteng, Mukhtarudin: Untuk Tumbuhkan Jiwa Wirausaha

Sebagai solusi, Pemerintah Korea memperluas wilayah penempatan CPMI agar lebih banyak tenaga kerja Indonesia terserap. “Kalau dulu hanya terbatas di beberapa kota, sekarang sudah dibuka untuk seluruh wilayah. Jenis pekerjaan juga ditambah, tidak hanya asisten dapur tetapi juga pelayanan seperti waitress,” jelasnya.

Park menambahkan, sebagian CPMI di sektor service 2 akan dialihkan ke manufaktur tanpa mengurangi standar kompetensi kerja. “Tahun ini, sektor service tidak menerima tambahan baru karena sebagian kuota dipindahkan ke manufaktur,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Menteri Mukhtarudin mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Korea Selatan dalam mencari solusi bersama. “Kami sangat menghargai upaya Pemerintah Korea. Perluasan sektor service 2 ini akan kami pelajari lebih lanjut sebagai opsi jangka panjang untuk mengurai daftar tunggu CPMI,” kata Mukhtarudin.

Ia menegaskan bahwa isu penumpukan roster dan perluasan sektor kerja akan dibahas bersama delegasi Ministry of Employment and Labour (MOEL) Korea Selatan dalam waktu dekat. “Ini akan menjadi salah satu agenda penting dalam pertemuan kami bersama MOEL,” ujarnya.

Baca Juga :  Mukhtarudin Dukung Pengembangan Bisnis Berdaya Saing

Sementara itu, Wakil Menteri P2MI Christina Aryani menilai potensi kerja sama dengan Korea Selatan masih sangat besar, termasuk di sektor konstruksi (visa A7) dan pertanian (visa A8). “Kami ingin mendengar langsung peluang dan kebutuhan tenaga kerja dari pihak Korea,” katanya.

Christina menambahkan, Korea Selatan tetap menjadi mitra strategis Indonesia dalam skema penempatan pekerja migran Government to Government (G to G). “Kerja sama ini juga akan menjadi salah satu agenda penting dalam kunjungan Presiden Prabowo ke Korea Selatan nanti,” ungkapnya.

Ia menutup pertemuan dengan optimisme bahwa persoalan penumpukan CPMI bisa diselesaikan bersama. “Meski ada tantangan akibat perlambatan ekonomi, kami yakin kolaborasi kedua negara akan tetap berjalan baik,” pungkas Christina. (tim)

PROKALTENG.CO – Pemerintah Indonesia terus memperkuat kerja sama dengan Korea Selatan dalam penempatan dan perlindungan pekerja migran. Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin, bersama Wakil Menteri P2MI Christina Aryani, menerima kunjungan Pelaksana Tugas (Plt) Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Soo-deok di Kantor KemenP2MI, Jakarta, Senin (13/10/2025).

Pertemuan tersebut membahas penumpukan ribuan calon pekerja migran Indonesia (CPMI) di sektor service 2 yang belum bisa diberangkatkan akibat perlambatan ekonomi di Korea Selatan. Kondisi itu berdampak pada penyerapan tenaga kerja, terutama di sektor restoran dan jasa pelayanan.

Plt Dubes Korea Selatan Park Soo-deok menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Korea melambat hingga di bawah satu persen, dan imbasnya paling terasa pada industri jasa. “Pertumbuhan ekonomi Korea saat ini hanya sekitar satu persen, dan dampaknya besar di sektor restoran dan service industry,” ujar Park Soo-deok.

Baca Juga :  Gelar Diklat Barista 3 In 1 di Lamandau Kalteng, Mukhtarudin: Untuk Tumbuhkan Jiwa Wirausaha

Sebagai solusi, Pemerintah Korea memperluas wilayah penempatan CPMI agar lebih banyak tenaga kerja Indonesia terserap. “Kalau dulu hanya terbatas di beberapa kota, sekarang sudah dibuka untuk seluruh wilayah. Jenis pekerjaan juga ditambah, tidak hanya asisten dapur tetapi juga pelayanan seperti waitress,” jelasnya.

Park menambahkan, sebagian CPMI di sektor service 2 akan dialihkan ke manufaktur tanpa mengurangi standar kompetensi kerja. “Tahun ini, sektor service tidak menerima tambahan baru karena sebagian kuota dipindahkan ke manufaktur,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Menteri Mukhtarudin mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Korea Selatan dalam mencari solusi bersama. “Kami sangat menghargai upaya Pemerintah Korea. Perluasan sektor service 2 ini akan kami pelajari lebih lanjut sebagai opsi jangka panjang untuk mengurai daftar tunggu CPMI,” kata Mukhtarudin.

Ia menegaskan bahwa isu penumpukan roster dan perluasan sektor kerja akan dibahas bersama delegasi Ministry of Employment and Labour (MOEL) Korea Selatan dalam waktu dekat. “Ini akan menjadi salah satu agenda penting dalam pertemuan kami bersama MOEL,” ujarnya.

Baca Juga :  Mukhtarudin Dukung Pengembangan Bisnis Berdaya Saing

Sementara itu, Wakil Menteri P2MI Christina Aryani menilai potensi kerja sama dengan Korea Selatan masih sangat besar, termasuk di sektor konstruksi (visa A7) dan pertanian (visa A8). “Kami ingin mendengar langsung peluang dan kebutuhan tenaga kerja dari pihak Korea,” katanya.

Christina menambahkan, Korea Selatan tetap menjadi mitra strategis Indonesia dalam skema penempatan pekerja migran Government to Government (G to G). “Kerja sama ini juga akan menjadi salah satu agenda penting dalam kunjungan Presiden Prabowo ke Korea Selatan nanti,” ungkapnya.

Ia menutup pertemuan dengan optimisme bahwa persoalan penumpukan CPMI bisa diselesaikan bersama. “Meski ada tantangan akibat perlambatan ekonomi, kami yakin kolaborasi kedua negara akan tetap berjalan baik,” pungkas Christina. (tim)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/