PROKALTENG.CO-Israel dan Hamas akhirnya sepakat melakukan genjatan senjata yang akan dimulai pada pukul 02.00 Jumat (21/5) dini hari. Hal itu dikonfirmasi oleh kedua kubu masing-masing.
“Israel gagal mencapai tujuan agresinya dan melarikan diri dari pertempuran dengan perlawanan Palestina,” kata juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri kepada Anadolu Agency, Kamis (20/5) malam waktu setempat.
Terpisah, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam rilisnya menyatakan, Kabinet Keamanan Politik menerima rekomendasi ‘gencatan senjata bilateral tanpa syarat apa pun’.
“Kepala staf, eselon militer dan kepala Shin Bet meninjau bersama para menteri pencapaian besar Israel dalam kampanye, beberapa di antaranya belum pernah terjadi sebelumnya,” bunyi pernyataan itu dikutip dari CBC.
“Para eselon politik menekankan bahwa kenyataan di lapangan akan menentukan kelanjutan seruan gencatan senjata ini,” tambahnya.
Gencatan senjata diberlakukan di Jalur Gaza pada dini hari Jumat pagi setelah Mesir menengahi kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menghentikan 11 hari konflik.
Hamas Klaim Kamenangan atas Israel
Sementara, menyambut genjatan senjata, ribuan warga Gaza dan wilayah Palestina turun ke jalan untuk merayakan genjatan senjata. Bendera Palestina banyak dikibarkan sebagai tanda kemenangan.
Sampai dengan 11 hari bombardir Israel, Palestina melaporkan setidaknya 232 warga sipil meninggal dunia, termasuk 65 anak-anak.
Sedangkan dari pihak Israel melaporkan 12 orang warganya tewas, termasuk dua anak-anak.
Berbicara kepada ribuan orang yang merayakan gencatan senjata di Kota Gaza, tokoh senior Hamas telah mengklaim kemenangan dalam konflik dengan Israel, menurut kantor berita AFP.
“Ini adalah euforia kemenangan,” kata Khalil al-Hayya, anggota paling senior kedua dari biro politik kelompok itu di Jalur Gaza.
Dia juga berjanji untuk membangun kembali rumah yang hancur akibat serangan udara Israel.
Sekjen PBB Serukan Rekonsiliasi
Sekretaris Jenderal PBB menyerukan ‘rekonsiliasi nyata’ setelah gencatan senjata.
Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyerukan upaya “serius” untuk mengatasi penyebab utama konflik antara Israel dan Palestina.
“Saya menekankan bahwa para pemimpin Israel dan Palestina memiliki tanggung jawab di luar pemulihan ketenangan untuk memulai dialog serius guna mengatasi akar penyebab konflik,” kata Guterres.
“Gaza adalah bagian integral dari negara Palestina di masa depan dan tidak ada upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional yang nyata yang mengakhiri perpecahan.” kata dia.