29.2 C
Jakarta
Friday, September 20, 2024

Tragis! Tekanan Kerja di EY Pune Renggut Nyawa Akuntan Muda di India

Kematian mendadak Anna Sebastian Perayil, seorang akuntan muda berusia 26 tahun, telah mengguncang dunia kerja di India. Anita Augustine, ibu mendiang Anna, menuding tekanan kerja yang berlebihan di Ernst & Young (EY) Pune sebagai penyebab kematian putrinya.

Anna, yang baru bergabung dengan EY empat bulan sebelumnya, meninggal dunia akibat serangan jantung yang diduga disebabkan oleh kelelahan akibat beban kerja yang tidak manusiawi.

Dalam surat terbuka yang ditujukan kepada pimpinan EY India, Rajiv Memani, Anita mengungkapkan keprihatinannya atas budaya kerja yang tidak sehat di perusahaan tersebut. Ia menekankan bahwa masalah ini bukan hanya tentang putrinya, tetapi tentang setiap profesional muda di industri teknologi Informasi (TI) yang menghadapi tuntutan kerja yang tidak realistis.

Surat Anita telah menjadi viral di media sosial, memicu perdebatan sengit tentang keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kesehatan mental di tempat kerja. EY, dalam tanggapan resminya, menyatakan kesedihan mendalam atas kematian Anna yang tragis dan terlalu cepat. Mereka berjanji akan menangani masalah ini dengan serius dan terus berupaya meningkatkan lingkungan kerja bagi seluruh karyawannya di dunia, terutama di India.

Baca Juga :  Tak Sempat Kencan, Penduduk Negara-negara Maju Pilih Melajang

Orang tua Anna mengungkapkan bahwa Anna tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Mereka yakin bahwa beban kerja tambahan, termasuk di luar jam kantor, adalah penyebab utama kematian Anna.

”Anna adalah pejuang sejati. Dari kecil hingga masa kuliahnya, ia selalu unggul dalam segala hal. Ia siswa terbaik di sekolah dan perguruan tinggi. Anna juga selalu berprestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan lulus ujian CA dengan pujian. Ia juga bekerja tanpa lelah di EY, memberikan segalanya untuk memenuhi tuntutan yang diberikan padanya,” tulis Anita dalam suratnya, dilansir dari Times of India, Jumat (20/9).

Sibi Joseph Perayil, ayah Anna, juga menyebutkan bahwa pekerjaan yang diberikan kepada Anna bukanlah tugasnya, tetapi karena ia masih baru dalam dunia kerja, ia tidak bisa menolak dan terus bekerja selama beberapa jam tambahan, bahkan di akhir pekan.

Baca Juga :  Kekeringan Hebat, Puluhan Gajah Mati Kehausan di Zimbabwe

Pihak EY menyatakan bahwa Anna adalah bagian dari tim audit di SR Batliboi, salah satu firma anggota EY Global, di Pune, untuk jangka waktu singkat empat bulan. Ia bergabung dengan perusahaan tersebut pada 18 Maret 2024.

”Kehilangan Anna, dengan karirnya yang begitu menjanjikan, adalah tragedi yang sangat memukul kami semua. Kami tidak bisa menggantikan kehilangan yang dirasakan keluarganya, tapi kami telah dan akan terus memberikan segala bantuan yang bisa kami berikan di masa sulit ini,” kata EY.

Kematian Anna Sebastian Perayil menjadi pengingat yang menyakitkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara tuntutan kerja dan kesehatan mental di tempat kerja. Kasus ini diharapkan dapat memicu perubahan positif dalam budaya kerja di industri TI dan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.(jpc)

Kematian mendadak Anna Sebastian Perayil, seorang akuntan muda berusia 26 tahun, telah mengguncang dunia kerja di India. Anita Augustine, ibu mendiang Anna, menuding tekanan kerja yang berlebihan di Ernst & Young (EY) Pune sebagai penyebab kematian putrinya.

Anna, yang baru bergabung dengan EY empat bulan sebelumnya, meninggal dunia akibat serangan jantung yang diduga disebabkan oleh kelelahan akibat beban kerja yang tidak manusiawi.

Dalam surat terbuka yang ditujukan kepada pimpinan EY India, Rajiv Memani, Anita mengungkapkan keprihatinannya atas budaya kerja yang tidak sehat di perusahaan tersebut. Ia menekankan bahwa masalah ini bukan hanya tentang putrinya, tetapi tentang setiap profesional muda di industri teknologi Informasi (TI) yang menghadapi tuntutan kerja yang tidak realistis.

Surat Anita telah menjadi viral di media sosial, memicu perdebatan sengit tentang keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan kesehatan mental di tempat kerja. EY, dalam tanggapan resminya, menyatakan kesedihan mendalam atas kematian Anna yang tragis dan terlalu cepat. Mereka berjanji akan menangani masalah ini dengan serius dan terus berupaya meningkatkan lingkungan kerja bagi seluruh karyawannya di dunia, terutama di India.

Baca Juga :  Tak Sempat Kencan, Penduduk Negara-negara Maju Pilih Melajang

Orang tua Anna mengungkapkan bahwa Anna tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Mereka yakin bahwa beban kerja tambahan, termasuk di luar jam kantor, adalah penyebab utama kematian Anna.

”Anna adalah pejuang sejati. Dari kecil hingga masa kuliahnya, ia selalu unggul dalam segala hal. Ia siswa terbaik di sekolah dan perguruan tinggi. Anna juga selalu berprestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan lulus ujian CA dengan pujian. Ia juga bekerja tanpa lelah di EY, memberikan segalanya untuk memenuhi tuntutan yang diberikan padanya,” tulis Anita dalam suratnya, dilansir dari Times of India, Jumat (20/9).

Sibi Joseph Perayil, ayah Anna, juga menyebutkan bahwa pekerjaan yang diberikan kepada Anna bukanlah tugasnya, tetapi karena ia masih baru dalam dunia kerja, ia tidak bisa menolak dan terus bekerja selama beberapa jam tambahan, bahkan di akhir pekan.

Baca Juga :  Kekeringan Hebat, Puluhan Gajah Mati Kehausan di Zimbabwe

Pihak EY menyatakan bahwa Anna adalah bagian dari tim audit di SR Batliboi, salah satu firma anggota EY Global, di Pune, untuk jangka waktu singkat empat bulan. Ia bergabung dengan perusahaan tersebut pada 18 Maret 2024.

”Kehilangan Anna, dengan karirnya yang begitu menjanjikan, adalah tragedi yang sangat memukul kami semua. Kami tidak bisa menggantikan kehilangan yang dirasakan keluarganya, tapi kami telah dan akan terus memberikan segala bantuan yang bisa kami berikan di masa sulit ini,” kata EY.

Kematian Anna Sebastian Perayil menjadi pengingat yang menyakitkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara tuntutan kerja dan kesehatan mental di tempat kerja. Kasus ini diharapkan dapat memicu perubahan positif dalam budaya kerja di industri TI dan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/