31.7 C
Jakarta
Monday, October 21, 2024

Serangan Israel dan Hizbullah Memasuki Fase Eskalasi Baru di Lebanon Selatan

PROKALTENG.CO-Wilayah perbatasan antara Israel dan Lebanon selatan semakin tegang dengan intensifikasi serangan lintas batas yang terus berlangsung. Serangan udara dan artileri dari Israel, serta peluncuran roket dari Lebanon selatan, semakin memperburuk situasi, menciptakan salah satu episode kekerasan paling serius dalam beberapa hari terakhir.

Dalam eskalasi terbaru, Israel mengklaim telah melakukan serangan besar-besaran terhadap sekitar 200 target di Lebanon selatan selama 24 jam terakhir.

Menurut pernyataan militer Israel, serangan tersebut menargetkan infrastruktur dan posisi Hizbullah, sebuah kelompok bersenjata kuat yang berbasis di Lebanon, dan berhasil menewaskan “puluhan elemen Hizbullah.”

Serangan udara dan artileri ini menyasar daerah-daerah yang dianggap sebagai basis operasi Hizbullah, termasuk daerah perbukitan dan wilayah yang berdekatan dengan perbatasan.

Sementara itu, Hizbullah mengonfirmasi bahwa bentrokan langsung dengan pasukan infanteri Israel telah terjadi di dekat kota Rab el-Thalathine, sebuah kota di wilayah perbatasan selatan Lebanon.

Menurut laporan dari Hizbullah, pasukan Israel mencoba menyusup ke wilayah tersebut, yang memicu pertempuran sengit antara kedua belah pihak. Pertempuran darat ini menambah dimensi baru dalam konflik yang selama ini didominasi oleh serangan udara dan artileri, menunjukkan bahwa eskalasi di selatan Lebanon ini mungkin akan terus meningkat dalam intensitas dan jangkauan.

Baca Juga :  Soal Aksi Boikot Produk Terafiliasi Israel, MUI Kalteng: Mari Gunakan Produk dalam Negeri

Tadi malam menjadi salah satu malam paling mencekam dalam lima hari terakhir, dengan serangan lintas batas yang mencapai puncaknya. Suara tembakan artileri dan ledakan bom terus terdengar di seluruh wilayah, menciptakan ketakutan yang meluas di kalangan warga sipil Lebanon selatan.

Banyak keluarga terpaksa berlindung di tempat-tempat aman, sementara beberapa melarikan diri ke daerah yang lebih jauh dari garis pertempuran. Keamanan warga sipil semakin terguncang oleh ketidakpastian dan risiko serangan susulan yang mungkin terjadi kapan saja.

Ketegangan ini muncul setelah beberapa minggu ketidakstabilan di wilayah perbatasan, yang semakin diperburuk oleh konflik yang berkecamuk di Gaza antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina. Situasi di Lebanon selatan telah menjadi fokus baru dalam konflik yang lebih luas ini, dengan Israel dan Hizbullah secara aktif terlibat dalam serangan dan serangan balasan.

Baca Juga :  Presiden Brazil Jair Bolsonaro (Antara/Reuters)

Banyak pihak internasional telah menyuarakan keprihatinan mereka atas meningkatnya kekerasan ini, menyerukan de-eskalasi segera dan dimulainya kembali dialog diplomatik untuk menghindari terjadinya konflik berskala penuh.

Namun, dengan kedua belah pihak yang tampaknya siap untuk melanjutkan operasi militer mereka, prospek gencatan senjata dalam waktu dekat tampaknya masih jauh dari kenyataan.

Dengan ketegangan yang terus meningkat, Lebanon selatan kini menghadapi ancaman nyata dari konflik yang berkepanjangan. Situasi ini memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah dialami oleh penduduk setempat, yang harus hidup dalam bayang-bayang kekerasan tanpa kepastian kapan perdamaian akan kembali.

Serangan lintas batas ini tidak hanya menunjukkan eskalasi militer antara Israel dan Hizbullah, tetapi juga menandai meningkatnya risiko bahwa wilayah perbatasan ini bisa menjadi pusat konflik baru yang lebih besar di Timur Tengah.

Dunia kini menantikan langkah-langkah lebih lanjut dari komunitas internasional untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa dan memperparah situasi yang sudah kritis. (tkg/jpg)

 

PROKALTENG.CO-Wilayah perbatasan antara Israel dan Lebanon selatan semakin tegang dengan intensifikasi serangan lintas batas yang terus berlangsung. Serangan udara dan artileri dari Israel, serta peluncuran roket dari Lebanon selatan, semakin memperburuk situasi, menciptakan salah satu episode kekerasan paling serius dalam beberapa hari terakhir.

Dalam eskalasi terbaru, Israel mengklaim telah melakukan serangan besar-besaran terhadap sekitar 200 target di Lebanon selatan selama 24 jam terakhir.

Menurut pernyataan militer Israel, serangan tersebut menargetkan infrastruktur dan posisi Hizbullah, sebuah kelompok bersenjata kuat yang berbasis di Lebanon, dan berhasil menewaskan “puluhan elemen Hizbullah.”

Serangan udara dan artileri ini menyasar daerah-daerah yang dianggap sebagai basis operasi Hizbullah, termasuk daerah perbukitan dan wilayah yang berdekatan dengan perbatasan.

Sementara itu, Hizbullah mengonfirmasi bahwa bentrokan langsung dengan pasukan infanteri Israel telah terjadi di dekat kota Rab el-Thalathine, sebuah kota di wilayah perbatasan selatan Lebanon.

Menurut laporan dari Hizbullah, pasukan Israel mencoba menyusup ke wilayah tersebut, yang memicu pertempuran sengit antara kedua belah pihak. Pertempuran darat ini menambah dimensi baru dalam konflik yang selama ini didominasi oleh serangan udara dan artileri, menunjukkan bahwa eskalasi di selatan Lebanon ini mungkin akan terus meningkat dalam intensitas dan jangkauan.

Baca Juga :  Soal Aksi Boikot Produk Terafiliasi Israel, MUI Kalteng: Mari Gunakan Produk dalam Negeri

Tadi malam menjadi salah satu malam paling mencekam dalam lima hari terakhir, dengan serangan lintas batas yang mencapai puncaknya. Suara tembakan artileri dan ledakan bom terus terdengar di seluruh wilayah, menciptakan ketakutan yang meluas di kalangan warga sipil Lebanon selatan.

Banyak keluarga terpaksa berlindung di tempat-tempat aman, sementara beberapa melarikan diri ke daerah yang lebih jauh dari garis pertempuran. Keamanan warga sipil semakin terguncang oleh ketidakpastian dan risiko serangan susulan yang mungkin terjadi kapan saja.

Ketegangan ini muncul setelah beberapa minggu ketidakstabilan di wilayah perbatasan, yang semakin diperburuk oleh konflik yang berkecamuk di Gaza antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina. Situasi di Lebanon selatan telah menjadi fokus baru dalam konflik yang lebih luas ini, dengan Israel dan Hizbullah secara aktif terlibat dalam serangan dan serangan balasan.

Baca Juga :  Presiden Brazil Jair Bolsonaro (Antara/Reuters)

Banyak pihak internasional telah menyuarakan keprihatinan mereka atas meningkatnya kekerasan ini, menyerukan de-eskalasi segera dan dimulainya kembali dialog diplomatik untuk menghindari terjadinya konflik berskala penuh.

Namun, dengan kedua belah pihak yang tampaknya siap untuk melanjutkan operasi militer mereka, prospek gencatan senjata dalam waktu dekat tampaknya masih jauh dari kenyataan.

Dengan ketegangan yang terus meningkat, Lebanon selatan kini menghadapi ancaman nyata dari konflik yang berkepanjangan. Situasi ini memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah dialami oleh penduduk setempat, yang harus hidup dalam bayang-bayang kekerasan tanpa kepastian kapan perdamaian akan kembali.

Serangan lintas batas ini tidak hanya menunjukkan eskalasi militer antara Israel dan Hizbullah, tetapi juga menandai meningkatnya risiko bahwa wilayah perbatasan ini bisa menjadi pusat konflik baru yang lebih besar di Timur Tengah.

Dunia kini menantikan langkah-langkah lebih lanjut dari komunitas internasional untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa dan memperparah situasi yang sudah kritis. (tkg/jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru