28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Din Syamsudin Dorong Muhammadiyah Autopsi Tersendiri Jenazah Immawan R

JAKARTA – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin
menyoroti insiden meninggalnya salah seorang kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM) di Kendari yakni Immawan Randi (21).

Randi diduga tewas tertembak ketika berdemonstrasi di depan kantor DPRD
Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9).

Din yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, meminta kepada seluruh
kader untuk mendoakan agar Randi husnulkhatimah.

“Seluruh kader di tanah air saya imbau memanjatkan doa ke hadirat Allah swt
agar almarhum memperoleh husnul khatimah,” ujar Din dalam keterangannya, Jumat
(27/9).

Kepada warga Muhammadiyah, Din meminta semua bisa menahan diri dan menerima
peristiwa ini sebagai musibah, yang juga tragedi demokrasi akibat tindakan
represif yang tak seharusnya dilakukan.

Din Syamsuddin pun mendorong agar Muhammadiyah bisa melakukan autopsi
tersendiri terhadap jenazah Randi. “Mendorong pengusutan yang jujur dan
transparan, dan agar tidak menimbulkan fitnah sebaiknya dilakukan autopsi oleh
Tim Internal Muhammadiyah,” sambung Din.

Baca Juga :  Ciptakan Kondusivitas dan Tekad Bersama, agar Kemerdekaan Pers Makin B

Diketahui, Immawan Randy (21) mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) yang
meninggal dunia kena tembakan bagian dada. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), Najih Prastiyo, melalui rilisnya dia
menyampaikan duka atas wafatnya kader terbaik IMM – Immawan Randy.

Randy tewas setelah tertembak peluru tajam saat melakukan aksi unjuk rasa
di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Tenggara, bersama dengan ribuan
mahasiswa se-Kota Kendari.

Randy terkena tembakan peluru tajam di dada sebelah kanan, saat bentrokan
pecah antara mahasiswa dan pihak pengamanan.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), Najih
Prastiyo, mengungkapkan bela sungkawa serta kehilangan yang sangat mendalam
atas peristiwa tersebut. Menurut Najih, peristiwa ini adalah bukti nyata dari
tindakan represif yang dilakukan oleh pihak keamanan terhadap mahasiswa yang
ingin menyuarakan aspirasinya.

Baca Juga :  ASN Dilarang Pakai Masker Scuba

“Kami, IMM se-Indonesia menyatakan bela sungkawa yang mendalam atas
meninggalnya salah satu kader IMM yang tertembak peluru tajam ketika melakukan
aksi unjuk rasa di Kendari, Sulawesi Tenggara. Ini adalah kehilangan yang
sangat besar bagi kami”, ungkap Najih.

Najih lantas mempertanyakan prosedur pengamanan aksi yang kemudian sampai
menodongkan senjata dan terjadi penembakan meregang nyawa. Menurutnya, tidak
dibenarkan prosedur pengamanan aksi sampai dengan terjadi penembakan peluru
tajam.

“Secara pribadi saya mengecam atas terjadinya peristiwa ini. Bagaimana bisa
dibenarkan prosedur pengamanan unjuk rasa dengan memakai senjata lengkap dengan
peluru tajam. Ini mau mengamankan aksi, atau mau perang kepada mahasiswa. Pihak
kepolisian harus bertanggung jawab mengusut kasus ini sampai tuntas, dan kami
kader IMM se-Indonesia akan mengawal penuh kasus ini,” kata Najih. (jpnn/kpc)

JAKARTA – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin
menyoroti insiden meninggalnya salah seorang kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(IMM) di Kendari yakni Immawan Randi (21).

Randi diduga tewas tertembak ketika berdemonstrasi di depan kantor DPRD
Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9).

Din yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, meminta kepada seluruh
kader untuk mendoakan agar Randi husnulkhatimah.

“Seluruh kader di tanah air saya imbau memanjatkan doa ke hadirat Allah swt
agar almarhum memperoleh husnul khatimah,” ujar Din dalam keterangannya, Jumat
(27/9).

Kepada warga Muhammadiyah, Din meminta semua bisa menahan diri dan menerima
peristiwa ini sebagai musibah, yang juga tragedi demokrasi akibat tindakan
represif yang tak seharusnya dilakukan.

Din Syamsuddin pun mendorong agar Muhammadiyah bisa melakukan autopsi
tersendiri terhadap jenazah Randi. “Mendorong pengusutan yang jujur dan
transparan, dan agar tidak menimbulkan fitnah sebaiknya dilakukan autopsi oleh
Tim Internal Muhammadiyah,” sambung Din.

Baca Juga :  Ciptakan Kondusivitas dan Tekad Bersama, agar Kemerdekaan Pers Makin B

Diketahui, Immawan Randy (21) mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) yang
meninggal dunia kena tembakan bagian dada. Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), Najih Prastiyo, melalui rilisnya dia
menyampaikan duka atas wafatnya kader terbaik IMM – Immawan Randy.

Randy tewas setelah tertembak peluru tajam saat melakukan aksi unjuk rasa
di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Tenggara, bersama dengan ribuan
mahasiswa se-Kota Kendari.

Randy terkena tembakan peluru tajam di dada sebelah kanan, saat bentrokan
pecah antara mahasiswa dan pihak pengamanan.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), Najih
Prastiyo, mengungkapkan bela sungkawa serta kehilangan yang sangat mendalam
atas peristiwa tersebut. Menurut Najih, peristiwa ini adalah bukti nyata dari
tindakan represif yang dilakukan oleh pihak keamanan terhadap mahasiswa yang
ingin menyuarakan aspirasinya.

Baca Juga :  ASN Dilarang Pakai Masker Scuba

“Kami, IMM se-Indonesia menyatakan bela sungkawa yang mendalam atas
meninggalnya salah satu kader IMM yang tertembak peluru tajam ketika melakukan
aksi unjuk rasa di Kendari, Sulawesi Tenggara. Ini adalah kehilangan yang
sangat besar bagi kami”, ungkap Najih.

Najih lantas mempertanyakan prosedur pengamanan aksi yang kemudian sampai
menodongkan senjata dan terjadi penembakan meregang nyawa. Menurutnya, tidak
dibenarkan prosedur pengamanan aksi sampai dengan terjadi penembakan peluru
tajam.

“Secara pribadi saya mengecam atas terjadinya peristiwa ini. Bagaimana bisa
dibenarkan prosedur pengamanan unjuk rasa dengan memakai senjata lengkap dengan
peluru tajam. Ini mau mengamankan aksi, atau mau perang kepada mahasiswa. Pihak
kepolisian harus bertanggung jawab mengusut kasus ini sampai tuntas, dan kami
kader IMM se-Indonesia akan mengawal penuh kasus ini,” kata Najih. (jpnn/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru