27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Beginilah Peta Aliran Dana Jaringan ISIS di Indonesia

TERDUGA teroris Novendri alias Abu Zahran alias Abu Jundi merupakan
anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah Sumatera Barat yang mempunyai hubungan
ke jaringan JAD dalam negeri maupun luar negeri.

Novendri ditangkap Densus 88
Antiteror di Kota Padang, Sumatera Barat pada Kamis 18 Juli 2019. Selain
memiliki hubungan dengan kelompok JAD dalam dan luar negeri, Novendri juga
memiliki hubungan dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), kata
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo, di Mabes Polri,
Jakarta, Selasa (23/7/2019).

“Novendri ini pengendalinya
Saefulah. Saat ini Saefulah masih buron. Diyakini dia berada di Khurasan,”
kata Brigjen Dedi. Khurasan merupakan area yang berada di irisan antara Iran,
Uzbekistan, dan Afghanistan.

Sebagai pengendali jaringan,
Saefulah diketahui telah 12 kali menerima dana dari pengirim yang berasal dari
beberapa negara melalui jasa pengiriman uang Western Union. Pengiriman dana
tercatat sejak Maret 2016 hingga September 2017 ke rekening Saefulah hingga
mencapai Rp413 juta. “Itu aliran dana untuk menggerakkan aktivitas JAD di
Indonesia,” katanya lagi.

Baca Juga :  Izin Tiga Travel Umrah Dicabut

Saefulah diketahui memberikan
dana kepada Novendri sebesar Rp18 juta dan menyuruh Novendri menemui Abu Saidah
di Mall Botani Square, Bogor, Jawa Barat pada September 2018. “Abu Saidah
salah satu mastermind (JAD),” katanya.

Saefulah juga berperan dalam
mengatur perjalanan Muhammad Aulia dan 11 orang lainnya ke Khurasan. Aulia
telah ditangkap Densus 88. Novendri diduga terkait dengan aliran dana dari
Afghanistan kepada pemimpin JAD Bekasi, Bondan.

“Dana tersebut dikirim
melalui kurir dan diserahkan ke Novendri di Bogor pada 12 September 2018. Oleh
Novendri diserahkan kepada pemimpin JAD Bekasi, Bondan untuk membeli
bahan-bahan pembuatan bom,” katanya. Menurut dia, Bondan berperan dalam
membuat bom TATP, merencanakan penyerangan saat demonstrasi 21-22 Mei di KPU
dan Bawaslu.

Baca Juga :  Teka-teki Sumber Uang dan Pengejaran Hasto

Namun Bondan berhasil ditangkap
Densus sebelum demo dilakukan. Dalam memetakan jaringan ini, Dedi menyebut
Saefulah diketahui memiliki keterkaitan dengan Heri Kuncoro alias Uceng yang
merupakan adik ipar pelaku Bom Bali 1, Dulmatin.

Uceng merupakan residivis yang
pernah menjalani masa hukuman di Filipina dan Indonesia. Uceng kemudian
ditangkap Densus di Bandara Soetta saat hendak berangkat ke Iran. (indopos/kpc)

TERDUGA teroris Novendri alias Abu Zahran alias Abu Jundi merupakan
anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah Sumatera Barat yang mempunyai hubungan
ke jaringan JAD dalam negeri maupun luar negeri.

Novendri ditangkap Densus 88
Antiteror di Kota Padang, Sumatera Barat pada Kamis 18 Juli 2019. Selain
memiliki hubungan dengan kelompok JAD dalam dan luar negeri, Novendri juga
memiliki hubungan dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), kata
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo, di Mabes Polri,
Jakarta, Selasa (23/7/2019).

“Novendri ini pengendalinya
Saefulah. Saat ini Saefulah masih buron. Diyakini dia berada di Khurasan,”
kata Brigjen Dedi. Khurasan merupakan area yang berada di irisan antara Iran,
Uzbekistan, dan Afghanistan.

Sebagai pengendali jaringan,
Saefulah diketahui telah 12 kali menerima dana dari pengirim yang berasal dari
beberapa negara melalui jasa pengiriman uang Western Union. Pengiriman dana
tercatat sejak Maret 2016 hingga September 2017 ke rekening Saefulah hingga
mencapai Rp413 juta. “Itu aliran dana untuk menggerakkan aktivitas JAD di
Indonesia,” katanya lagi.

Baca Juga :  Izin Tiga Travel Umrah Dicabut

Saefulah diketahui memberikan
dana kepada Novendri sebesar Rp18 juta dan menyuruh Novendri menemui Abu Saidah
di Mall Botani Square, Bogor, Jawa Barat pada September 2018. “Abu Saidah
salah satu mastermind (JAD),” katanya.

Saefulah juga berperan dalam
mengatur perjalanan Muhammad Aulia dan 11 orang lainnya ke Khurasan. Aulia
telah ditangkap Densus 88. Novendri diduga terkait dengan aliran dana dari
Afghanistan kepada pemimpin JAD Bekasi, Bondan.

“Dana tersebut dikirim
melalui kurir dan diserahkan ke Novendri di Bogor pada 12 September 2018. Oleh
Novendri diserahkan kepada pemimpin JAD Bekasi, Bondan untuk membeli
bahan-bahan pembuatan bom,” katanya. Menurut dia, Bondan berperan dalam
membuat bom TATP, merencanakan penyerangan saat demonstrasi 21-22 Mei di KPU
dan Bawaslu.

Baca Juga :  Teka-teki Sumber Uang dan Pengejaran Hasto

Namun Bondan berhasil ditangkap
Densus sebelum demo dilakukan. Dalam memetakan jaringan ini, Dedi menyebut
Saefulah diketahui memiliki keterkaitan dengan Heri Kuncoro alias Uceng yang
merupakan adik ipar pelaku Bom Bali 1, Dulmatin.

Uceng merupakan residivis yang
pernah menjalani masa hukuman di Filipina dan Indonesia. Uceng kemudian
ditangkap Densus di Bandara Soetta saat hendak berangkat ke Iran. (indopos/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru