25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Jangan Diskriminasi Perempuan Jadi Orang Kaum Nomor Dua

Tak bisa dipungkiri, agar perempuan bisa
mencapai semangat kesetaraan gender, kaum hawa dibayangi pengaruh budaya.
Budaya timur seperti di Asia Tenggara, menilai perempuan sebagai pelengkap
rumah tangga atau kaum nomor dua. Dalam peringatan hari Kartini pada 21 April,
perempuan Indonesia diminta meneladani semangat Kartini untuk terus maju,
sejajar dengan pria.

Hal itu diungkap oleh Pegiat Perempuan Anindia
Restuviani dari Jakarta Feminist dan Duta Besar Canada Mission Ambassador
Diedrah Kelly baru-baru ini saat berbincang dengan JawaPos.com. Mereka mengakui
bahwa pengaruh budaya menjadi tantangan yang dihadapi.

Pegiat Perempuan Anindia Restuviani dari
Jakarta Feminist menilai, selama ini beberapa tantangan budaya membuat
perempuan justru semakin maju untuk tidak lagi menjadi kelompok nomor dua.
Memang ada budaya Konco Wingking dalam tradisi budaya masyarakat Indonesia.
Istri dianggap sebagai pelengkap rumah tangga seorang suami. Yang diurus
hanyalah masalah-masalah seputar kasur, dapur, dan sumur.

Baca Juga :  Dalam Pembelajaran Online, Guru Sebaiknya Tetap Sampaikan Pemaparan

“Kewajiban seorang isri hanyalah macak, masak,
mlumah, manak, dan momong anak. Istri yang mampu melakasanakan lima kewajiban
terhadap suami itu,akan dipujinya sebagai istri sejati. Namun kini sudah bicara
bagaimana kita secara bersama untuk mengutamakan kesetaraan gender,” tegas
Anindya.

“Jangan diskriminasi
perempuan jadi orang kaum nomor dua, ini adalah tanggung jawab kita dan
bagaimana pria harus mengerti soal itu,” kata Anindya.

Tak bisa dipungkiri, agar perempuan bisa
mencapai semangat kesetaraan gender, kaum hawa dibayangi pengaruh budaya.
Budaya timur seperti di Asia Tenggara, menilai perempuan sebagai pelengkap
rumah tangga atau kaum nomor dua. Dalam peringatan hari Kartini pada 21 April,
perempuan Indonesia diminta meneladani semangat Kartini untuk terus maju,
sejajar dengan pria.

Hal itu diungkap oleh Pegiat Perempuan Anindia
Restuviani dari Jakarta Feminist dan Duta Besar Canada Mission Ambassador
Diedrah Kelly baru-baru ini saat berbincang dengan JawaPos.com. Mereka mengakui
bahwa pengaruh budaya menjadi tantangan yang dihadapi.

Pegiat Perempuan Anindia Restuviani dari
Jakarta Feminist menilai, selama ini beberapa tantangan budaya membuat
perempuan justru semakin maju untuk tidak lagi menjadi kelompok nomor dua.
Memang ada budaya Konco Wingking dalam tradisi budaya masyarakat Indonesia.
Istri dianggap sebagai pelengkap rumah tangga seorang suami. Yang diurus
hanyalah masalah-masalah seputar kasur, dapur, dan sumur.

Baca Juga :  Dalam Pembelajaran Online, Guru Sebaiknya Tetap Sampaikan Pemaparan

“Kewajiban seorang isri hanyalah macak, masak,
mlumah, manak, dan momong anak. Istri yang mampu melakasanakan lima kewajiban
terhadap suami itu,akan dipujinya sebagai istri sejati. Namun kini sudah bicara
bagaimana kita secara bersama untuk mengutamakan kesetaraan gender,” tegas
Anindya.

“Jangan diskriminasi
perempuan jadi orang kaum nomor dua, ini adalah tanggung jawab kita dan
bagaimana pria harus mengerti soal itu,” kata Anindya.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru