27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Asesmen Nasional Jenjang SMK, Berlangsung Hingga November

PROKALTENG.CO – Penyelenggaraan asesmen nasional (AN) sudah dimulai di sejumlah daerah. Pada pekan awal, AN bakal dikhususkan untuk jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK). Diperkirakan, AN rampung pada November.

Dalam kunjungannya ke SMKN 1 Jambi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengapresiasi pelaksanaan AN yang berjalan baik. Bahkan, yang menggembirakan, guru-guru yang melaksanakan survei lingkungan belajar tidak merasa tertekan.

Nadiem menyampaikan, AN tidak menimbulkan konsekuensi apapun bagi individu siswa, guru, maupun kepala sekolah. Termasuk, konsekuensi pada anggaran untuk sekolah maupun ke lulusan. Bahkan data tidak akan dipresentasi sebagai individu, melainkan agregasi sekolah. Sebab, tujuannya untuk pemetaan sekolah.

“Tidak perlu persiapan. Jawabnya jujur saja. Semakin jujur semakin bagus, ini untuk perubahan yang baik,” ujar Nadiem.

AN Ibarat Medical Check Up

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo menambahkan, warga sekolah tak perlu takut terhadap AN. Sebab, tujuan AN sejatinya untuk mendiagnosis kondisi sekolah yang hasilnya akan dikembalikan ke kepala sekolah dan dinas pendidikan. Dia mengibaratkan AN merupakan medical check up, yang hasilnya jadi patokan untuk pengobatan bila memang sakit.

“Dan kita bisa meresepkan obat yang tepat. Apa sih obat buat SMK 1 Jambi ini. Misal, apakah pelatihan literasi atau anti perundungan? Ini akan beda-beda tiap sekolah,” jelas Anindito.

Disinggung soal pertanyaan berbasis gender, dia mengakui, memang itu tak langsung berhubungan dengan pembelajaran secara langsung. Namun, dari jawaban tersebut bisa dilakukan pemetaan bagaimana sikap guru mengenai keberagaman hingga urusan gender.

Baca Juga :  Alhamdulillah, Guru Honor Juga Terima Insentif Pekerja Upah di Bawah 5

Pemetaan itu untuk mengetahui potret lingkungan sekolah sesungguhnya. Sebab, kondisi tersebut akan sangat berpengaruh pada iklim belajar siswa. Yang pasti mereka tidak akan merasa nyaman jika ternyata ada perundungan di sekolah, diskriminasi, penolakan karena agama yang dianut, gender, cara berpakaiaan, dan lainnya.

“Supaya orang bisa belajar dengan baik, lingkungan sekolahnya secara keseluruhan harus punya iklim yang baik juga. Makanya kita mengukur juga dalam survei lingkungan belajar itu iklim keamanannya, iklim sosial, dan kebhinekaannya,” papar Anindito.

Kendati demikian, tidak akan ada profiling individu pada AN. Sehingga, guru tetap bebas menjawab. “Kita gak akan mengeluarkan skor guru ini menjawab ini, skornya seperti ini. Tidak,” ucap Anindito.

Diharapkan, proses AN ini bakal rampung pada November 2021 nanti. Dengan begitu, data bisa segera diolah dan diserahkan kembali ke pihak sekolah beserta pemda. ”Insya Allah awal tahun depan, Februari-Maret kita risil hasilnya. Tapi ini bukan ke publik ya, ke kepsek dan kepala dinasnya,” terang Anindito.

Peserta Didik Dipilih Acak

Di Jambi, SMK Negeri 1 Kota Jambi jadi salah satu sekolah yang menyelenggarakan AN. Dilaksanakan dalam tiga sesi per hari, AN diikuti 45 orang siswa dan lima orang siswa cadangan yang dipilih acak oleh tim AN pemerintah. Selain itu, AN untuk survei lingkungan belajar diikuti 115 guru.

Baca Juga :  Anggota KKB Tewas Tertembak Sniper Satgas Damai Cartenz

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Kota Jambi Sepriyadi Erman mengatakan, pelaksanaan AN 2021 digelar sejak Senin (20/9). Hingga hari kedua, tak ada hambatan yang terjadi. Sebab, persiapan sudah dilakukan secara matang sebelumnya.

“Berlangsung sangat sukses sekali. Alhamdulillah, hambatan jaringan juga tidak ada sama sekali,” ungkap Sepriyadi Erman di SMKN 1 Jambi.

Diakuinya, tak ada kekhawatiran berarti pada hasil AN. Beda halnya dengan ujian nasional (UN). Sebab, AN sangat berbeda di mana hasilnya akan berguna untuk perbaikan kualitas sekolah.

“Kalau memang hasilnya gitu ya sudah memang harus dievaluasi. Ini memang untuk kebaikan semua warga sekolah,” tutur Sepriyadi Erman.

Senada, Eva Solina Panjaitan yang menjadi salah satu peserta AN mengaku tak terbebani dalam menjawab soal-soal yang diberikan. Pasalnya, soal tersebut merupakan gambaran dari pengalaman yang dialami seorang guru. Misal soal asesmen kompetensi umum (AKM) yang sudah jadi makanan sehari-hari.

“Ada 64 soal, tapi butir-butirnya panjang,” tutur Eva, guru bahasa Inggris itu.

Namun, kata dia, ada soal-soal yang cukup menarik perhatian. Sebab, tidak berhubungan dengan pola ajar ataupun lainnya. Dia mencontohkan, ada soal pandangan bagaimana memilih pemimpin. Apakah harus pria karena perempuan memiliki keterbatasan.

PROKALTENG.CO – Penyelenggaraan asesmen nasional (AN) sudah dimulai di sejumlah daerah. Pada pekan awal, AN bakal dikhususkan untuk jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK). Diperkirakan, AN rampung pada November.

Dalam kunjungannya ke SMKN 1 Jambi, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengapresiasi pelaksanaan AN yang berjalan baik. Bahkan, yang menggembirakan, guru-guru yang melaksanakan survei lingkungan belajar tidak merasa tertekan.

Nadiem menyampaikan, AN tidak menimbulkan konsekuensi apapun bagi individu siswa, guru, maupun kepala sekolah. Termasuk, konsekuensi pada anggaran untuk sekolah maupun ke lulusan. Bahkan data tidak akan dipresentasi sebagai individu, melainkan agregasi sekolah. Sebab, tujuannya untuk pemetaan sekolah.

“Tidak perlu persiapan. Jawabnya jujur saja. Semakin jujur semakin bagus, ini untuk perubahan yang baik,” ujar Nadiem.

AN Ibarat Medical Check Up

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo menambahkan, warga sekolah tak perlu takut terhadap AN. Sebab, tujuan AN sejatinya untuk mendiagnosis kondisi sekolah yang hasilnya akan dikembalikan ke kepala sekolah dan dinas pendidikan. Dia mengibaratkan AN merupakan medical check up, yang hasilnya jadi patokan untuk pengobatan bila memang sakit.

“Dan kita bisa meresepkan obat yang tepat. Apa sih obat buat SMK 1 Jambi ini. Misal, apakah pelatihan literasi atau anti perundungan? Ini akan beda-beda tiap sekolah,” jelas Anindito.

Disinggung soal pertanyaan berbasis gender, dia mengakui, memang itu tak langsung berhubungan dengan pembelajaran secara langsung. Namun, dari jawaban tersebut bisa dilakukan pemetaan bagaimana sikap guru mengenai keberagaman hingga urusan gender.

Baca Juga :  Alhamdulillah, Guru Honor Juga Terima Insentif Pekerja Upah di Bawah 5

Pemetaan itu untuk mengetahui potret lingkungan sekolah sesungguhnya. Sebab, kondisi tersebut akan sangat berpengaruh pada iklim belajar siswa. Yang pasti mereka tidak akan merasa nyaman jika ternyata ada perundungan di sekolah, diskriminasi, penolakan karena agama yang dianut, gender, cara berpakaiaan, dan lainnya.

“Supaya orang bisa belajar dengan baik, lingkungan sekolahnya secara keseluruhan harus punya iklim yang baik juga. Makanya kita mengukur juga dalam survei lingkungan belajar itu iklim keamanannya, iklim sosial, dan kebhinekaannya,” papar Anindito.

Kendati demikian, tidak akan ada profiling individu pada AN. Sehingga, guru tetap bebas menjawab. “Kita gak akan mengeluarkan skor guru ini menjawab ini, skornya seperti ini. Tidak,” ucap Anindito.

Diharapkan, proses AN ini bakal rampung pada November 2021 nanti. Dengan begitu, data bisa segera diolah dan diserahkan kembali ke pihak sekolah beserta pemda. ”Insya Allah awal tahun depan, Februari-Maret kita risil hasilnya. Tapi ini bukan ke publik ya, ke kepsek dan kepala dinasnya,” terang Anindito.

Peserta Didik Dipilih Acak

Di Jambi, SMK Negeri 1 Kota Jambi jadi salah satu sekolah yang menyelenggarakan AN. Dilaksanakan dalam tiga sesi per hari, AN diikuti 45 orang siswa dan lima orang siswa cadangan yang dipilih acak oleh tim AN pemerintah. Selain itu, AN untuk survei lingkungan belajar diikuti 115 guru.

Baca Juga :  Anggota KKB Tewas Tertembak Sniper Satgas Damai Cartenz

Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Kota Jambi Sepriyadi Erman mengatakan, pelaksanaan AN 2021 digelar sejak Senin (20/9). Hingga hari kedua, tak ada hambatan yang terjadi. Sebab, persiapan sudah dilakukan secara matang sebelumnya.

“Berlangsung sangat sukses sekali. Alhamdulillah, hambatan jaringan juga tidak ada sama sekali,” ungkap Sepriyadi Erman di SMKN 1 Jambi.

Diakuinya, tak ada kekhawatiran berarti pada hasil AN. Beda halnya dengan ujian nasional (UN). Sebab, AN sangat berbeda di mana hasilnya akan berguna untuk perbaikan kualitas sekolah.

“Kalau memang hasilnya gitu ya sudah memang harus dievaluasi. Ini memang untuk kebaikan semua warga sekolah,” tutur Sepriyadi Erman.

Senada, Eva Solina Panjaitan yang menjadi salah satu peserta AN mengaku tak terbebani dalam menjawab soal-soal yang diberikan. Pasalnya, soal tersebut merupakan gambaran dari pengalaman yang dialami seorang guru. Misal soal asesmen kompetensi umum (AKM) yang sudah jadi makanan sehari-hari.

“Ada 64 soal, tapi butir-butirnya panjang,” tutur Eva, guru bahasa Inggris itu.

Namun, kata dia, ada soal-soal yang cukup menarik perhatian. Sebab, tidak berhubungan dengan pola ajar ataupun lainnya. Dia mencontohkan, ada soal pandangan bagaimana memilih pemimpin. Apakah harus pria karena perempuan memiliki keterbatasan.

Terpopuler

Artikel Terbaru