26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

IMBAUAN! Sertifikat Vaksinasi Jangan Diupload atau Diunggah di Medsos

MENTERI
Komunikasi
dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengimbau masyarakat yang telah
menjalani Vaksinasi Covid-19 tahap pertama dan kedua untuk melindungi data
pribadi. Yakni dengan tidak menyebarluaskan sertifikat digital dari aplikasi
PeduliLindungi. Bahkan Menkominfo meminta awak media untuk membantu
menyampaikan informasi itu kepada masyarakat.

“Ingin saya sampaikan agar sertifikat
Vaksinasi ini jangan diupload atau diunggah di media sosial,” ujarnya usai
meninjau Vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi awak media di Hall Basket Senayan,
Jakarta, belum lama ini.

Politisi Partai Nasdem itu menegaskan
sertifikat digital hanya digunakan secara pribadi dan hanya untuk keperluan
khusus. Hal itu menjadi sangat penting dan krusial menyangkut data pribadi
karena dalam sertifikat tersebut terdapat QR Code yang wajib dilindungi.

“Di dalam QR Code itu ada data pribadi, jadi
sertifikat digital kita peroleh, tapi di saat bersamaan kita menjaga data
pribadi kita, dengan cara tidak mengedarkannya untuk kepentingan yang tidak
semestinya,” jelasnya.

Baca Juga :  Matematikawan Prof Hadi Sebut Sains Sosial di Indonesia Tak Berkembang

Menurut Johnny, QR Code yang tertera di
sertifikat penting untuk dilindungi agar dapat menghindari penyalahgunaan oleh
pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Sertifikat Vaksinasi yang ada data
pribadinya hanya untuk kepentingan kita sendiri, dan kepentingan yang memang
berurusan dengan sertifikat, misalnya untuk dokumen perjalanan dan sebagainya.
Karena ini (awak) media, maka tentu saya harapkan informasi ini diteruskan juga
kepada masyarakat,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Johnny juga
menyebutkan kalau hingga Selasa (16/03) lalu pihaknya telah mengidentifikasi
sebanyak 130 isu hoaks yang berkaitan dengan vaksin Covid-19. Berdasarkan
sebarannya, dalam platform Facebook terdapat 679 konten, di Instagram ada 9
konten, Twitter 45 konten, Youtube 41 konten dan TikTok 15 konten hoaks vaksin
Covid-19.

“Informasi atau pemberitaan hoaks mengenai
Vaksin Covid-19 kian banyak tersebar di berbagai platform digital. Hingga saat
ini, lebih dari 130 isu hoaks tersebar di media sosial. Hoaks di platform
digital bisa kita atasi, yang pertama pasti setelah melakukan cek, ricek,
konfirmasi dan verifikasi maka diberikan label: Itu hoaks, disinformasi dan
malinformasi,” ungkap Johnny.

Baca Juga :  Percaya atau Tidak, Tak Satupun Warga Badui Terpapar Covid-19

Oleh karena itu, Johnny meminta kepada
masyarakat agar memahami kondisi negara yang saat ini sedang memerangi
Covid-19. Menurutnya, apabila Indonesia berhasil dengan cepat melawan pandemi,
maka pemulihan kegiatan masyarakat bisa segera dilakukan.

Salah satu cara yang efektif adalah
masyarakat menghindarkan diri dari berita hoaks terkait vaksinasi. “Terlalu
banyak hoaks dan itu tidak bermanfaat, mari kita jaga bersama-sama ruang
digital kita yang sehat, ruang digital kita yang bersih, kita gunakan itu
secara cerdas dan secara cermat,” ajaknya.

MENTERI
Komunikasi
dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengimbau masyarakat yang telah
menjalani Vaksinasi Covid-19 tahap pertama dan kedua untuk melindungi data
pribadi. Yakni dengan tidak menyebarluaskan sertifikat digital dari aplikasi
PeduliLindungi. Bahkan Menkominfo meminta awak media untuk membantu
menyampaikan informasi itu kepada masyarakat.

“Ingin saya sampaikan agar sertifikat
Vaksinasi ini jangan diupload atau diunggah di media sosial,” ujarnya usai
meninjau Vaksinasi Covid-19 tahap kedua bagi awak media di Hall Basket Senayan,
Jakarta, belum lama ini.

Politisi Partai Nasdem itu menegaskan
sertifikat digital hanya digunakan secara pribadi dan hanya untuk keperluan
khusus. Hal itu menjadi sangat penting dan krusial menyangkut data pribadi
karena dalam sertifikat tersebut terdapat QR Code yang wajib dilindungi.

“Di dalam QR Code itu ada data pribadi, jadi
sertifikat digital kita peroleh, tapi di saat bersamaan kita menjaga data
pribadi kita, dengan cara tidak mengedarkannya untuk kepentingan yang tidak
semestinya,” jelasnya.

Baca Juga :  Matematikawan Prof Hadi Sebut Sains Sosial di Indonesia Tak Berkembang

Menurut Johnny, QR Code yang tertera di
sertifikat penting untuk dilindungi agar dapat menghindari penyalahgunaan oleh
pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Sertifikat Vaksinasi yang ada data
pribadinya hanya untuk kepentingan kita sendiri, dan kepentingan yang memang
berurusan dengan sertifikat, misalnya untuk dokumen perjalanan dan sebagainya.
Karena ini (awak) media, maka tentu saya harapkan informasi ini diteruskan juga
kepada masyarakat,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Johnny juga
menyebutkan kalau hingga Selasa (16/03) lalu pihaknya telah mengidentifikasi
sebanyak 130 isu hoaks yang berkaitan dengan vaksin Covid-19. Berdasarkan
sebarannya, dalam platform Facebook terdapat 679 konten, di Instagram ada 9
konten, Twitter 45 konten, Youtube 41 konten dan TikTok 15 konten hoaks vaksin
Covid-19.

“Informasi atau pemberitaan hoaks mengenai
Vaksin Covid-19 kian banyak tersebar di berbagai platform digital. Hingga saat
ini, lebih dari 130 isu hoaks tersebar di media sosial. Hoaks di platform
digital bisa kita atasi, yang pertama pasti setelah melakukan cek, ricek,
konfirmasi dan verifikasi maka diberikan label: Itu hoaks, disinformasi dan
malinformasi,” ungkap Johnny.

Baca Juga :  Percaya atau Tidak, Tak Satupun Warga Badui Terpapar Covid-19

Oleh karena itu, Johnny meminta kepada
masyarakat agar memahami kondisi negara yang saat ini sedang memerangi
Covid-19. Menurutnya, apabila Indonesia berhasil dengan cepat melawan pandemi,
maka pemulihan kegiatan masyarakat bisa segera dilakukan.

Salah satu cara yang efektif adalah
masyarakat menghindarkan diri dari berita hoaks terkait vaksinasi. “Terlalu
banyak hoaks dan itu tidak bermanfaat, mari kita jaga bersama-sama ruang
digital kita yang sehat, ruang digital kita yang bersih, kita gunakan itu
secara cerdas dan secara cermat,” ajaknya.

Terpopuler

Artikel Terbaru