28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Udara di Tiga Kota Tidak Sehat

Kebakaran hutan dan
lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan menunjukkan kondisi yang
fluktuatif. Di satu tempat mengalami penurunan, tetapi di lokasi lain terjadi
kenaikan jumlah titik api.

Berdasar pantauan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), penurunan titik api paling tinggi
terjadi di Provinsi Riau. Kemarin (11/8) titik api tersisa 29 saja. Itu jauh
menurun jika dibandingkan dengan data sehari sebelumnya yang mencapai 126
titik. Sedangkan kenaikan tertinggi jumlah titik api terjadi di Kalimantan
Barat. Hingga kemarin terpantau 605 titik api atau naik 72 titik bila
dibandingkan dengan sehari sebelumnya.

Selain dua provinsi
tersebut, titik api terpantau di Jambi (3), Sumsel (19 titik), Bangka Belitung
(14 titik), Kalteng (163 titik), Kalsel (14 titik), Kaltim (20 titik), dan
Kaltara (23 titik).

Baca Juga :  Presiden Jokowi Cari Gagasan Segar dari Staf Khusus Milenial

Pelaksana Tugas (Plt)
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas (Pusdatinmas) BNPB Agus Wibowo
mengatakan, jarak pandang di sejumlah wilayah menurun karena asap kebakaran hutan.
Yang paling parah adalah Pekanbaru dengan jarak pandang 5 kilometer dan Sanggau
4 kilometer.

Sementara itu, dari
aspek kesehatan, kualitas udara tidak sehat terpantau di tiga kota. “Berdasar
nilai PM10, menunjukkan Pekanbaru 166 tidak sehat, Pontianak 253 sangat tidak
sehat, Palangka Raya 217 sangat tidak sehat,” ungkapnya.

Meski cukup masif,
Agus menegaskan, asap dari karhutla itu hanya ada di wilayah Indonesia. “Tidak
ada transboundary haze atau asap yang melintas ke negeri tetangga seperti
Malaysia atau Singapura,” katanya.

Upaya pemadaman terus
dilakukan jajarannya bersama instansi lain seperti TNI-Polri dan BPBD dengan
dibantu masyarakat. Total personel yang diterjunkan 9.072 orang yang tersebar
di enam provinsi. Yakni, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel.

Baca Juga :  Jokowi Umumkan Libur Nasional dan Cuti Bersama, Catat Tanggalnya!

Sementara itu, Kepala
Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Joni Supriyanto bersama jajaran pejabat teras
Mabes TNI dan komando kewilayahan di Riau sudah turun ke beberapa daerah. Mulai
Pekanbaru, Taman Nasional Tesso Nilo, Desa Penarikan, hingga Desa Begadu di
Pelalawan.

Lantaran berasap,
kemarin masyarakat Pekanbaru mengenakan masker saat salat Idul Adha. Misalnya,
yang dilakukan jamaah di Masjid Raya An Nur Riau Ahad (11/8). Gubernur Riau
Syamsuar yang juga melaksanakan salat Id di masjid Raya An Nur mengajak jamaah
untuk memanjatkan doa dan meminta turun hujan kepada Allah.(JPG)

 

Kebakaran hutan dan
lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan menunjukkan kondisi yang
fluktuatif. Di satu tempat mengalami penurunan, tetapi di lokasi lain terjadi
kenaikan jumlah titik api.

Berdasar pantauan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), penurunan titik api paling tinggi
terjadi di Provinsi Riau. Kemarin (11/8) titik api tersisa 29 saja. Itu jauh
menurun jika dibandingkan dengan data sehari sebelumnya yang mencapai 126
titik. Sedangkan kenaikan tertinggi jumlah titik api terjadi di Kalimantan
Barat. Hingga kemarin terpantau 605 titik api atau naik 72 titik bila
dibandingkan dengan sehari sebelumnya.

Selain dua provinsi
tersebut, titik api terpantau di Jambi (3), Sumsel (19 titik), Bangka Belitung
(14 titik), Kalteng (163 titik), Kalsel (14 titik), Kaltim (20 titik), dan
Kaltara (23 titik).

Baca Juga :  Presiden Jokowi Cari Gagasan Segar dari Staf Khusus Milenial

Pelaksana Tugas (Plt)
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas (Pusdatinmas) BNPB Agus Wibowo
mengatakan, jarak pandang di sejumlah wilayah menurun karena asap kebakaran hutan.
Yang paling parah adalah Pekanbaru dengan jarak pandang 5 kilometer dan Sanggau
4 kilometer.

Sementara itu, dari
aspek kesehatan, kualitas udara tidak sehat terpantau di tiga kota. “Berdasar
nilai PM10, menunjukkan Pekanbaru 166 tidak sehat, Pontianak 253 sangat tidak
sehat, Palangka Raya 217 sangat tidak sehat,” ungkapnya.

Meski cukup masif,
Agus menegaskan, asap dari karhutla itu hanya ada di wilayah Indonesia. “Tidak
ada transboundary haze atau asap yang melintas ke negeri tetangga seperti
Malaysia atau Singapura,” katanya.

Upaya pemadaman terus
dilakukan jajarannya bersama instansi lain seperti TNI-Polri dan BPBD dengan
dibantu masyarakat. Total personel yang diterjunkan 9.072 orang yang tersebar
di enam provinsi. Yakni, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, dan Kalsel.

Baca Juga :  Jokowi Umumkan Libur Nasional dan Cuti Bersama, Catat Tanggalnya!

Sementara itu, Kepala
Staf Umum (Kasum) TNI Letjen TNI Joni Supriyanto bersama jajaran pejabat teras
Mabes TNI dan komando kewilayahan di Riau sudah turun ke beberapa daerah. Mulai
Pekanbaru, Taman Nasional Tesso Nilo, Desa Penarikan, hingga Desa Begadu di
Pelalawan.

Lantaran berasap,
kemarin masyarakat Pekanbaru mengenakan masker saat salat Idul Adha. Misalnya,
yang dilakukan jamaah di Masjid Raya An Nur Riau Ahad (11/8). Gubernur Riau
Syamsuar yang juga melaksanakan salat Id di masjid Raya An Nur mengajak jamaah
untuk memanjatkan doa dan meminta turun hujan kepada Allah.(JPG)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru