30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kelompok Cipayung Plus Turun ke Jalan, Tuntut Pemerintah Turunkan Harga BBM

JAKARTA,PROKALTENG.CO- Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus sudah mulai turun ke jalan melakukan unjuk rasa di Kawasan Monas, Jakarta pada Jumat (8/4). Kelompok Cipayung Plus merupakan kelompok organisasi mahasiswa yang berasal dari sejumlah elemen, yaitu PB HMI, PB PMII, PP GMKI, PP PMKRI, PP KMHDI, DPP IMM, PP HIKMAHBUDHI, LMND, PB PII, HIMA PERSIS, PP KAMMI dan DPP GMNI.

Dalam aksi ini, para mahasiswa juga membentangkan poster dan spanduk yang bertuliskan Cipayung Plus Menolak Kenaikan Harga BBM & LPG, Cipayung Plus Menolak Kenaikan Harga Bahan Pokok dan Cipayung Plus Menolak Kenaikan PPN.

Perwakilan DPP KAMMI Zaki Ahmad Rifai menyatakan, aksi demonstrasi tak akan berhenti sampai di sini.

Pihaknya ingin pemerintah mendengar aspirasi mahasiswa yang juga suara rakyat terkait naiknya bahan pokok dan BBM serta sejumlah kebutuhan lain.

Baca Juga :  MUI Sesalkan Larangan Berkumpul Hanya Tegas di Masjid

“Kita tak akan berhenti sampai di sini. Kita akan kritisi kebijakan pemerintah selagi tidak pro rakyat. Pasca lebaran, kita akan bergerak lagi,” tegas Zaki Ahmad Rifai di lokasi.

Zaki menyampaikan, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM Pertamax dan LPG yang semula berkisar dari Rp. 9.000- 9.400 menjadi Rp. 12.500 -13.000 yang mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022 lalu dinilai telah mencekik kondisi rakyat

“Rakyat sedang susah, jadi kebijakan ini harus ditolak bersama,” ungkapnya

Selain itu, pemerintah juga menaikan PPn yang awalnya 10 persen menjadi 11 persen. Kenaikan PPN ini, lanjut dia, juga akan berdampak signifikan dirasakan oleh masyarakat sebagai konsumen atas barang yang dikonsumsi.

Di mana salah satu karakteristik PPn adalah pajak yang bersifat tidak langsung dikenakan kepada masyarakat tetapi kepada barang atau jasa yang dikonsumsi.

Baca Juga :  Efektivitas 98,9 Persen, Obat Covid-19 Buatan Unair Bisa Bunuh Virus D

“PPn ini menjadi tanggung jawab konsumen bukan pedagang atau produsen yang disebabkan oleh sifat pengenaan pajaknya atas obyek barang yang dibeli bukan subyek,” ujarnya.

Tak hanya itu, kata Zaky, Cipayung Plus, juga sedang melakukan konsolidasi secara internal terkait rencana aksi unjuk rasa pada 11 April 2022 mendatang.

“Kami akan konsolidasi dulu. Kalau yang diperjuangkan adalah rakyat, akan kami jalankan,” tandas Zaki.

Diketahui dalam aksi kali ini, ada tiga tuntutan yang disampaikan para mahasiswa. Pertama, menolak kenaikan harga pangan, BBM, LPG dan PPn.

Kedua, mendorong pemerintah segera mempercepat swasembada pangan serta dan kedaulatan energi nasional.

Ketiga, mendorong Presiden Joko Widodo segera mengevaluasi Kabinet yang berhubungan dengan kenaikan harga pangan, LPJ, BBM dan PPn. (muf/pojoksatu)

JAKARTA,PROKALTENG.CO- Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Cipayung Plus sudah mulai turun ke jalan melakukan unjuk rasa di Kawasan Monas, Jakarta pada Jumat (8/4). Kelompok Cipayung Plus merupakan kelompok organisasi mahasiswa yang berasal dari sejumlah elemen, yaitu PB HMI, PB PMII, PP GMKI, PP PMKRI, PP KMHDI, DPP IMM, PP HIKMAHBUDHI, LMND, PB PII, HIMA PERSIS, PP KAMMI dan DPP GMNI.

Dalam aksi ini, para mahasiswa juga membentangkan poster dan spanduk yang bertuliskan Cipayung Plus Menolak Kenaikan Harga BBM & LPG, Cipayung Plus Menolak Kenaikan Harga Bahan Pokok dan Cipayung Plus Menolak Kenaikan PPN.

Perwakilan DPP KAMMI Zaki Ahmad Rifai menyatakan, aksi demonstrasi tak akan berhenti sampai di sini.

Pihaknya ingin pemerintah mendengar aspirasi mahasiswa yang juga suara rakyat terkait naiknya bahan pokok dan BBM serta sejumlah kebutuhan lain.

Baca Juga :  MUI Sesalkan Larangan Berkumpul Hanya Tegas di Masjid

“Kita tak akan berhenti sampai di sini. Kita akan kritisi kebijakan pemerintah selagi tidak pro rakyat. Pasca lebaran, kita akan bergerak lagi,” tegas Zaki Ahmad Rifai di lokasi.

Zaki menyampaikan, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM Pertamax dan LPG yang semula berkisar dari Rp. 9.000- 9.400 menjadi Rp. 12.500 -13.000 yang mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022 lalu dinilai telah mencekik kondisi rakyat

“Rakyat sedang susah, jadi kebijakan ini harus ditolak bersama,” ungkapnya

Selain itu, pemerintah juga menaikan PPn yang awalnya 10 persen menjadi 11 persen. Kenaikan PPN ini, lanjut dia, juga akan berdampak signifikan dirasakan oleh masyarakat sebagai konsumen atas barang yang dikonsumsi.

Di mana salah satu karakteristik PPn adalah pajak yang bersifat tidak langsung dikenakan kepada masyarakat tetapi kepada barang atau jasa yang dikonsumsi.

Baca Juga :  Efektivitas 98,9 Persen, Obat Covid-19 Buatan Unair Bisa Bunuh Virus D

“PPn ini menjadi tanggung jawab konsumen bukan pedagang atau produsen yang disebabkan oleh sifat pengenaan pajaknya atas obyek barang yang dibeli bukan subyek,” ujarnya.

Tak hanya itu, kata Zaky, Cipayung Plus, juga sedang melakukan konsolidasi secara internal terkait rencana aksi unjuk rasa pada 11 April 2022 mendatang.

“Kami akan konsolidasi dulu. Kalau yang diperjuangkan adalah rakyat, akan kami jalankan,” tandas Zaki.

Diketahui dalam aksi kali ini, ada tiga tuntutan yang disampaikan para mahasiswa. Pertama, menolak kenaikan harga pangan, BBM, LPG dan PPn.

Kedua, mendorong pemerintah segera mempercepat swasembada pangan serta dan kedaulatan energi nasional.

Ketiga, mendorong Presiden Joko Widodo segera mengevaluasi Kabinet yang berhubungan dengan kenaikan harga pangan, LPJ, BBM dan PPn. (muf/pojoksatu)

Terpopuler

Artikel Terbaru