30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kapal Tiongkok Tabrak Perahu Nelayan Indonesia di Perairan Natuna

BUPATI Natuna, Abdul Hamid Rizal mengungkapkan
warganya yang berprofesi sebagai nelayan berhenti sementara untuk melaut. Hal
ini karena adanya klaim sepihak oleh Tiongkok yang menyebutkan perairan Natuna
bukan milik Indonesia.

“‎Iya sementara nelayan stop melaut menunggu wilayah tangkapannya aman dari
gangguan nelayan asing,” ujar Abdul Hamid saat dihubungi, Selasa (7/1).

Abdul Hamid mengatakan nelayan Indonesia takut untuk mencari ikan di
perairan Natuna. Hal itu karena nelayan Tiongkok akan menabrak perahu mereka
jika berpapasan. ‎”Jadi mereka mau menabrak perahu nelayan kita kalau tidak
lari,” katanya.

Namun demikian Abdul Hamid mengatakan para nelayan memiliki pekerjaan lain.
Selain menjadi nelayan warga Natuna juga perprofesi sebagai petani. ‎”Mereka
biasanya bertani. Karena kebanyakan nelayan kami semua punya kebun untuk
bertani,” ungkapnya.

Baca Juga :  Mendikbud: Semua Jenjang Sekolah di Daerah Zona Merah dan Kuning Dilar

Abdul Hamid berharap konflik di Natuna bisa lekas selesai. Pasalnya nelayan
dirugikan adanya konflik ini. Ia juga berharap TNI juga terus bersiaga di
perairan Natuna. ‎”Saya kira itu yang tepat sehingga nelayan kita tidak was-was
lagi untuk melaut karena sudah ada yang mengamankan mereka di laut kita,”
pungkasnya.

Diketahui, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, telah
terjadi pelanggaran yang dilakukan kapal-kapal China di wilayah ZEE Indonesia
di perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Retno menyampaikan, dalam United Nations Convention on the Law of the Sea
(UNCLOS) 1982 telah menetapkan bahwa perairan Natuna masuk ke dalam ZEE
Indonesia. Oleh karena itu ia meminta Tiongkok mematuhi aturan tersebut. Retno
juga mengatakan, dalam rapat koordinasi para menteri sepakat untuk melakukan
patroli di wilayah ZEE di perairan Natuna. (JPC/KPC)

Baca Juga :  22 Tersangka OTT Probolinggo, Mulai Pj Kades Hingga Bupati

BUPATI Natuna, Abdul Hamid Rizal mengungkapkan
warganya yang berprofesi sebagai nelayan berhenti sementara untuk melaut. Hal
ini karena adanya klaim sepihak oleh Tiongkok yang menyebutkan perairan Natuna
bukan milik Indonesia.

“‎Iya sementara nelayan stop melaut menunggu wilayah tangkapannya aman dari
gangguan nelayan asing,” ujar Abdul Hamid saat dihubungi, Selasa (7/1).

Abdul Hamid mengatakan nelayan Indonesia takut untuk mencari ikan di
perairan Natuna. Hal itu karena nelayan Tiongkok akan menabrak perahu mereka
jika berpapasan. ‎”Jadi mereka mau menabrak perahu nelayan kita kalau tidak
lari,” katanya.

Namun demikian Abdul Hamid mengatakan para nelayan memiliki pekerjaan lain.
Selain menjadi nelayan warga Natuna juga perprofesi sebagai petani. ‎”Mereka
biasanya bertani. Karena kebanyakan nelayan kami semua punya kebun untuk
bertani,” ungkapnya.

Baca Juga :  Mendikbud: Semua Jenjang Sekolah di Daerah Zona Merah dan Kuning Dilar

Abdul Hamid berharap konflik di Natuna bisa lekas selesai. Pasalnya nelayan
dirugikan adanya konflik ini. Ia juga berharap TNI juga terus bersiaga di
perairan Natuna. ‎”Saya kira itu yang tepat sehingga nelayan kita tidak was-was
lagi untuk melaut karena sudah ada yang mengamankan mereka di laut kita,”
pungkasnya.

Diketahui, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, telah
terjadi pelanggaran yang dilakukan kapal-kapal China di wilayah ZEE Indonesia
di perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Retno menyampaikan, dalam United Nations Convention on the Law of the Sea
(UNCLOS) 1982 telah menetapkan bahwa perairan Natuna masuk ke dalam ZEE
Indonesia. Oleh karena itu ia meminta Tiongkok mematuhi aturan tersebut. Retno
juga mengatakan, dalam rapat koordinasi para menteri sepakat untuk melakukan
patroli di wilayah ZEE di perairan Natuna. (JPC/KPC)

Baca Juga :  22 Tersangka OTT Probolinggo, Mulai Pj Kades Hingga Bupati

Terpopuler

Artikel Terbaru