28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

DPR: Pemerintah Harus Buktikan Indonesia Bisa Hadapi Virus Korona

Presiden Joko
Widodo (Jokowi) mengumumkan dua orang warga negara Indonesia (WNI) positif
terkena Virus Korona. Pasien yang diketahui sebagai warga Depok, Jawa Barat itu
kini sedang diisolasi.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan
Daulay mengatakan, pemerintah harus segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan
terkait dengan temuan dua WNI yang positif terkena Virus Korona. Pasalnya,
temuan ini dikhawatirkan akan menimbulkan kepanikan di masyarakat.

“Pemerintah perlu mengantisipasi agar masyarakat tetap tenang
dan tetap bisa menjaga lingkungannya agar tidak terjangkit. Sebab
kemarin-kemarin, pemerintah menyatakan belum menemukan. Sekarang, sudah
terbukti ternyata ada yang terinfeksi,” ujar Saleh kepada JawaPos.com, Senin
(2/3).

Pekerjaan pemerintah tentu akan menjadi lebih banyak. Termasuk
bagaimana menenangkan masyarakat sekaligus melakukan sosialisasi massif agar
mereka terhindar dari virus berbahaya itu.

Di lain pihak, pemerintah Indonesia perlu semakin menjaga
pintu-pintu masuk Indonesia. Sebab, penyebaran virus ini ternyata dibawa oleh
orang asing yang datang ke Indonesia. Karena itu, harus ada upaya ketat untuk
menjaga agar tidak ada orang terinfeksi yang masuk ke Indonesia.

Baca Juga :  BKN RI Percayakan BRI Layani Kebutuhan Keuangan Pegawai

“Negara lain juga melakukan penjagaan ketat. Bahkan Arab Saudi
pun sudah melarang penduduk negara-negara tertentu untuk umroh. Semestinya,
Indonesia juga bisa melakukan hal yang sama,” katanya.

Sekarang, lanjut Saleh, apa betul pemerintah kita yang selalu
menyebut sudah siap untuk menghadapi virus ini. Bahkan, katanya, alat-alat yang
dimiliki sudah berstandar WHO, sudah siap dengan kepanikan ini.

“Sekarang saatnya membuktikan kalau alat dan para ahli kita
mampu bekerja secara optimal,” tambahnya.

Selain itu, pemerintah diminta untuk bersungguh-sungguh
melakukan perawatan kepada dua orang yang terjangkit. Pemerintah harus
membuktikan kalau Indonesia mampu merawat dan menyembuhkan mereka. Itu sejalan
dengan pernyataan pemerintah selama ini.

“Saya mendapat komplain dari medsos. Katanya, pemeriksaan di
bandara tidak maksimal. Alat yang digunakan sangat manual sekali. Tentu ini
harus diseriusi pemerintah. Tidak boleh dianggap remeh. Komplain seperti itu
adalah bagian dari kekhawatiran masyarakat,” ungkapnya.

‎Diketahui, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dua Warga Negara
Indonesia (WNI) tertular Virus Korona. Dua WNI tersebut sempat melakukan kontak
dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia. Warga Jepang itu
terdeteksi Virus Korona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia.

Baca Juga :  Buruh Tuntut BPJS Kesehatan Dibubarkan

Menkes Terawan mengatakan dua pasien positif virus Korona di
Indonesia, ibu dan anak, saat ini dirawat intensif di ruang isolasi. Mereka
berdua dirawat di RSPI Sulianti Saroso. Dan keduanya tertular virus oleh Warga
Negara Jepang.

Ibu dan anak itu adalah warga Depok. Kepastian itu diungkapkan
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

“Rumah sakit pusat infeksi Sulianti Saroso di ruang khusus. Yang
tidak terkontak dengan yang lain,” tegas Terawan dalam konferensi pers, Senin
(2/3).

Mereka berdua ternyata warga dan domisili di Depok dekat dengan
Jakarta. Tentunya pemerintah harus melacak kontak siapa saja yang sudah
berkomunikasi dengan ibu dan anak tersebut

“(Usianya anaknya) 31 tahun, usia ibunya (61 tahun). Sudah
melakukan isolasi rumah. Terkenanya di Jakarta, daerah Depok,” kata Terawan.

Mereka terdeteksi pada 1 Maret 2020. Terawan memastikan keduanya
terkena virus saat berada di Jakarta.(jpc)

 

Presiden Joko
Widodo (Jokowi) mengumumkan dua orang warga negara Indonesia (WNI) positif
terkena Virus Korona. Pasien yang diketahui sebagai warga Depok, Jawa Barat itu
kini sedang diisolasi.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan
Daulay mengatakan, pemerintah harus segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan
terkait dengan temuan dua WNI yang positif terkena Virus Korona. Pasalnya,
temuan ini dikhawatirkan akan menimbulkan kepanikan di masyarakat.

“Pemerintah perlu mengantisipasi agar masyarakat tetap tenang
dan tetap bisa menjaga lingkungannya agar tidak terjangkit. Sebab
kemarin-kemarin, pemerintah menyatakan belum menemukan. Sekarang, sudah
terbukti ternyata ada yang terinfeksi,” ujar Saleh kepada JawaPos.com, Senin
(2/3).

Pekerjaan pemerintah tentu akan menjadi lebih banyak. Termasuk
bagaimana menenangkan masyarakat sekaligus melakukan sosialisasi massif agar
mereka terhindar dari virus berbahaya itu.

Di lain pihak, pemerintah Indonesia perlu semakin menjaga
pintu-pintu masuk Indonesia. Sebab, penyebaran virus ini ternyata dibawa oleh
orang asing yang datang ke Indonesia. Karena itu, harus ada upaya ketat untuk
menjaga agar tidak ada orang terinfeksi yang masuk ke Indonesia.

Baca Juga :  BKN RI Percayakan BRI Layani Kebutuhan Keuangan Pegawai

“Negara lain juga melakukan penjagaan ketat. Bahkan Arab Saudi
pun sudah melarang penduduk negara-negara tertentu untuk umroh. Semestinya,
Indonesia juga bisa melakukan hal yang sama,” katanya.

Sekarang, lanjut Saleh, apa betul pemerintah kita yang selalu
menyebut sudah siap untuk menghadapi virus ini. Bahkan, katanya, alat-alat yang
dimiliki sudah berstandar WHO, sudah siap dengan kepanikan ini.

“Sekarang saatnya membuktikan kalau alat dan para ahli kita
mampu bekerja secara optimal,” tambahnya.

Selain itu, pemerintah diminta untuk bersungguh-sungguh
melakukan perawatan kepada dua orang yang terjangkit. Pemerintah harus
membuktikan kalau Indonesia mampu merawat dan menyembuhkan mereka. Itu sejalan
dengan pernyataan pemerintah selama ini.

“Saya mendapat komplain dari medsos. Katanya, pemeriksaan di
bandara tidak maksimal. Alat yang digunakan sangat manual sekali. Tentu ini
harus diseriusi pemerintah. Tidak boleh dianggap remeh. Komplain seperti itu
adalah bagian dari kekhawatiran masyarakat,” ungkapnya.

‎Diketahui, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dua Warga Negara
Indonesia (WNI) tertular Virus Korona. Dua WNI tersebut sempat melakukan kontak
dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia. Warga Jepang itu
terdeteksi Virus Korona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia.

Baca Juga :  Buruh Tuntut BPJS Kesehatan Dibubarkan

Menkes Terawan mengatakan dua pasien positif virus Korona di
Indonesia, ibu dan anak, saat ini dirawat intensif di ruang isolasi. Mereka
berdua dirawat di RSPI Sulianti Saroso. Dan keduanya tertular virus oleh Warga
Negara Jepang.

Ibu dan anak itu adalah warga Depok. Kepastian itu diungkapkan
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

“Rumah sakit pusat infeksi Sulianti Saroso di ruang khusus. Yang
tidak terkontak dengan yang lain,” tegas Terawan dalam konferensi pers, Senin
(2/3).

Mereka berdua ternyata warga dan domisili di Depok dekat dengan
Jakarta. Tentunya pemerintah harus melacak kontak siapa saja yang sudah
berkomunikasi dengan ibu dan anak tersebut

“(Usianya anaknya) 31 tahun, usia ibunya (61 tahun). Sudah
melakukan isolasi rumah. Terkenanya di Jakarta, daerah Depok,” kata Terawan.

Mereka terdeteksi pada 1 Maret 2020. Terawan memastikan keduanya
terkena virus saat berada di Jakarta.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru