33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Istana Bantah Tutupi Kasus Virus Korona di Indonesia

Deputi V Kantor
Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardhani membantah jika pemerintah
menutupi kasus virus korona di Indonesia. Hal ini menyusul dipastikannya 2
warga Depok, Jawa Barat, positif korona.

Jaleswari mengatakan, pemerintah baru kali ini mengumumkan kasus
pertana korona karena memang baru kali ini ditemukan di Indonesia. Selain itu,
untuk memutuskan seseorang positif korona pun membutuhkan waktu.

“Oh tidak sama sekali, tidak pernah bermaksud menyembunyikan.
Ini kan proses tentang spesimen yang diteliti dengan presiden mengumumkan kan
sebetulnya kita transparan soal itu,” kata Jaleswari di Perpustakaan Nasional,
Jakarta, Senin (2/3).

Dia kemudian meminta masyarakat tidak panik atas kasus korona
pertama di Indonesia ini. Karena korban saat ini sudah ditangani oleh tim medis
untuk disembuhkan. “Masyarakat juga harus bersatu tidak boleh panik dan tetap
kita menghadapi bersama-sama soal isu korona,” imbuhnya.

Baca Juga :  Agar Harun Bisa Gantikan Riezky di DPR, PDIP 3 Kali Surati KPU

Di sisi lain, pemerintah melakui Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) sebagai leading sector, dipastikan sudah menyiapkan langkah-langkah
ketika korona datang. “Saya rasa ini bukan mendadak tapi Menteri Kesehatan dan
seluruh stakeholder di pemerintahan juga sudah mengantisipasi ini,” tandas
Jaleswari.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan virus Korona sudah
masuk ke Indonesia. Dua orang warga Negara Indonesia (WNI) positif terkena
COVID-19. Mereka adalah ibu dan anak.

Dalam kasus itu, Presiden Jokowi mengklaim sejak awal pemerintah
serius dan sangat ketat mengikuti protokol kesehatan dari Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) yang berkaitan dengan virus Korona. Bahkan pemerintah bekerja sama
dengan perwakilan WHO di Jakarta. Ketika ada kasus itu di Wuhan, Hubei
Tiongkok, pemerintah juga mempersiapkan mengevakuasi 238 WNI.

Baca Juga :  Gagal Gandeng Ulama, Yoyo Pilih Pengusaha Maju di Pilbup Kotim

Kejadian awal dimulai dari informasi bahwa orang Jepang yang
datang ke Indonesia terkena virus dan kemudian tinggal di Malaysia. Pria itu
dicek positif virus Korona. Ternyata orang yang terkena virus Korona itu
berhubungan dengan 2 orang, yakni ibu yang berusia 64 tahun dan putrinya dengan
umur 31 tahun. Lalu dicek, ternyata mereka sakit.(jpc)

 

Deputi V Kantor
Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardhani membantah jika pemerintah
menutupi kasus virus korona di Indonesia. Hal ini menyusul dipastikannya 2
warga Depok, Jawa Barat, positif korona.

Jaleswari mengatakan, pemerintah baru kali ini mengumumkan kasus
pertana korona karena memang baru kali ini ditemukan di Indonesia. Selain itu,
untuk memutuskan seseorang positif korona pun membutuhkan waktu.

“Oh tidak sama sekali, tidak pernah bermaksud menyembunyikan.
Ini kan proses tentang spesimen yang diteliti dengan presiden mengumumkan kan
sebetulnya kita transparan soal itu,” kata Jaleswari di Perpustakaan Nasional,
Jakarta, Senin (2/3).

Dia kemudian meminta masyarakat tidak panik atas kasus korona
pertama di Indonesia ini. Karena korban saat ini sudah ditangani oleh tim medis
untuk disembuhkan. “Masyarakat juga harus bersatu tidak boleh panik dan tetap
kita menghadapi bersama-sama soal isu korona,” imbuhnya.

Baca Juga :  Agar Harun Bisa Gantikan Riezky di DPR, PDIP 3 Kali Surati KPU

Di sisi lain, pemerintah melakui Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) sebagai leading sector, dipastikan sudah menyiapkan langkah-langkah
ketika korona datang. “Saya rasa ini bukan mendadak tapi Menteri Kesehatan dan
seluruh stakeholder di pemerintahan juga sudah mengantisipasi ini,” tandas
Jaleswari.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan virus Korona sudah
masuk ke Indonesia. Dua orang warga Negara Indonesia (WNI) positif terkena
COVID-19. Mereka adalah ibu dan anak.

Dalam kasus itu, Presiden Jokowi mengklaim sejak awal pemerintah
serius dan sangat ketat mengikuti protokol kesehatan dari Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) yang berkaitan dengan virus Korona. Bahkan pemerintah bekerja sama
dengan perwakilan WHO di Jakarta. Ketika ada kasus itu di Wuhan, Hubei
Tiongkok, pemerintah juga mempersiapkan mengevakuasi 238 WNI.

Baca Juga :  Gagal Gandeng Ulama, Yoyo Pilih Pengusaha Maju di Pilbup Kotim

Kejadian awal dimulai dari informasi bahwa orang Jepang yang
datang ke Indonesia terkena virus dan kemudian tinggal di Malaysia. Pria itu
dicek positif virus Korona. Ternyata orang yang terkena virus Korona itu
berhubungan dengan 2 orang, yakni ibu yang berusia 64 tahun dan putrinya dengan
umur 31 tahun. Lalu dicek, ternyata mereka sakit.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru