30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Penyebab Kecelakaan Lion Air Boeing 737 Max JT 610 Terungkap

OTORITAS penyelidik Indonesia mengungkap, kecelakaan Lion Air
Boeing 737 Max JT 610 pada Oktober 2018 di Laut Jawa salah satunya disebabkan
oleh kesalahan desain pesawat.

Selain kesalahan pilot dan juga
masalah pemeliharaan, faktor pengawasan pesawat disebut turut berkontribusi
pada kecelakaan yang menewaskan 189 penumpang serta awak itu. Dalam laporan
tersebut, penyelidik Indonesia mendaftarkan sekitar 100 faktor penyebab
kecelakaan.

Surat kabar Wall Stret Journal
(WSJ), mengutip pernyataan sumber yang lekat dalam penyelidikan, melaporkan,
hasil temuan awal ini masih dapat berubah. Namun hasilnya telah diserahkan
kepada Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) serta Dewan Keselamatan
Transportasi Nasional AS (NTSB).

Laporan ini juga akan
dipublikasikan oleh penyelidik kecelakaan Lion Air JT 610 pada awal November
2019.

Lebih lanjut, penyelidik
mengungkap ada kontribusi dari pilot yang memicu kecelakaan terjadi, di samping
adanya faktor dari pemeliharaan pesawat.

Baca Juga :  Exoskeleton Bantu Thibault Kembali Berjalan

Kecelakaan melibatkan Boeing 737
Max 8 menjadi perhatian dunia setelah pesawat serupa dari maskapai Ethiopian
Airlines jatuh pada Maret 2019, menewaskan 157 orang. Pesawat jatuh tak lama
setelah lepas landas dari bandara Addis Ababa.

Investigasi awal untuk dua
kecelakaan menyimpulkan adanya kesalahan pada sistem anti-stan MCAS yang dibuat
khusus untuk pesawat Boeing 737 MAX.

Sementara itu para pejabat AS
dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada akhir September untuk membahas hasil penyelidikan awal tersebut. Penyelidik
Indonesia menyebut ada sekitar 100 faktor penyebab kecelakaan dalam laporannya.

Sejauh ini FAA dan NTSB menolak
mengomentari hasil penyelidikan awak dari pihak berwenang Indonesia.

Namun seorang sumber mengatakan
kepada WSJ, tampaknya NTSB tidak akan keberatan dengan laporan penyelidikan
awal tersebut. Sementara itu Boeing dan FAA mungkin mengkhawatirkan faktor desain
dan sertifikasi pesawat.

Baca Juga :  Masjid Nabawi Kembali Dibuka

Sebelumnya Boeing menegaskan,
tetap mendukung hasil penyelidikan yang kini masih berlangsung.

“Boeing terus mendukung hasil
penyelidikan di mana laporan kecelakaan masih diselesaikan,” kata juru bicara
Boeing, dikutip dari AFP, Senin (23/9/2019).

Sementara itu, NTSB sedang
mempersiapkan laporan untuk dimumumkan ke publik pada akhir bulan ini, serta
memberikan rekomendasi untuk meningkatkan pelatihan bagi pilot dan kru.

Panel regulator internasional
yang dibentuk oleh FAA diharapkan menyerahkan hasil laporan kritisnya soal
hubungan antara Boeing dengan para agensi dalam beberapa pekan mendatang.

Seperti diketahui, semua pesawat
Boeing 737 Max 8 di seluruh dunia kini masih dikandangkan terkait dua
kecelakaan tersebut. (der/fin/kpc)

OTORITAS penyelidik Indonesia mengungkap, kecelakaan Lion Air
Boeing 737 Max JT 610 pada Oktober 2018 di Laut Jawa salah satunya disebabkan
oleh kesalahan desain pesawat.

Selain kesalahan pilot dan juga
masalah pemeliharaan, faktor pengawasan pesawat disebut turut berkontribusi
pada kecelakaan yang menewaskan 189 penumpang serta awak itu. Dalam laporan
tersebut, penyelidik Indonesia mendaftarkan sekitar 100 faktor penyebab
kecelakaan.

Surat kabar Wall Stret Journal
(WSJ), mengutip pernyataan sumber yang lekat dalam penyelidikan, melaporkan,
hasil temuan awal ini masih dapat berubah. Namun hasilnya telah diserahkan
kepada Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) serta Dewan Keselamatan
Transportasi Nasional AS (NTSB).

Laporan ini juga akan
dipublikasikan oleh penyelidik kecelakaan Lion Air JT 610 pada awal November
2019.

Lebih lanjut, penyelidik
mengungkap ada kontribusi dari pilot yang memicu kecelakaan terjadi, di samping
adanya faktor dari pemeliharaan pesawat.

Baca Juga :  Exoskeleton Bantu Thibault Kembali Berjalan

Kecelakaan melibatkan Boeing 737
Max 8 menjadi perhatian dunia setelah pesawat serupa dari maskapai Ethiopian
Airlines jatuh pada Maret 2019, menewaskan 157 orang. Pesawat jatuh tak lama
setelah lepas landas dari bandara Addis Ababa.

Investigasi awal untuk dua
kecelakaan menyimpulkan adanya kesalahan pada sistem anti-stan MCAS yang dibuat
khusus untuk pesawat Boeing 737 MAX.

Sementara itu para pejabat AS
dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada akhir September untuk membahas hasil penyelidikan awal tersebut. Penyelidik
Indonesia menyebut ada sekitar 100 faktor penyebab kecelakaan dalam laporannya.

Sejauh ini FAA dan NTSB menolak
mengomentari hasil penyelidikan awak dari pihak berwenang Indonesia.

Namun seorang sumber mengatakan
kepada WSJ, tampaknya NTSB tidak akan keberatan dengan laporan penyelidikan
awal tersebut. Sementara itu Boeing dan FAA mungkin mengkhawatirkan faktor desain
dan sertifikasi pesawat.

Baca Juga :  Masjid Nabawi Kembali Dibuka

Sebelumnya Boeing menegaskan,
tetap mendukung hasil penyelidikan yang kini masih berlangsung.

“Boeing terus mendukung hasil
penyelidikan di mana laporan kecelakaan masih diselesaikan,” kata juru bicara
Boeing, dikutip dari AFP, Senin (23/9/2019).

Sementara itu, NTSB sedang
mempersiapkan laporan untuk dimumumkan ke publik pada akhir bulan ini, serta
memberikan rekomendasi untuk meningkatkan pelatihan bagi pilot dan kru.

Panel regulator internasional
yang dibentuk oleh FAA diharapkan menyerahkan hasil laporan kritisnya soal
hubungan antara Boeing dengan para agensi dalam beberapa pekan mendatang.

Seperti diketahui, semua pesawat
Boeing 737 Max 8 di seluruh dunia kini masih dikandangkan terkait dua
kecelakaan tersebut. (der/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru