25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

116 Negara Dukung Penyelidikan Asal-usul Virus Corona

SEBUAH rancangan resolusi yang diinisiasi oleh Uni Eropa (EU) dan
Australia untuk peninjauan independen terhadap asal-usul dan penyebaran virus
corona telah mendapat dukungan dari 116 negara di Majelis Kesehatan Dunia.

Negara yang mendukung resolusi
tersebut, antara lain, India, Jepang, Korea Selatan, kelompok Afrika dari 47
negara anggota, Rusia, Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Inggris, dan Kanada.

Resolusi tersebut akan diajukan
pada Selasa besok,  jika didukung oleh
dua pertiga dari 194 anggota majelis, badan yang mengatur Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO). China sangat menentang tuntutan yang diawali Australia ini atas
penyelidikan internasional terhadap pandemi COVID-19.

Nama-nama pada dokumen rancangan
resolusi yang dilihat Reuters pada Senin menunjukkan dukungan dari 116 negara
telah dikunci, meskipun Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menyatakan
negosiasi masih berlangsung dan dia tidak ingin mendahului hasilnya.

Resolusi itu adalah “bagian
penting dari percakapan yang kita mulai, dan saya sangat berterima kasih atas
upaya mereka di Uni Eropa dan banyak perancang yang telah menjadi bagian dari
negosiasi selama beberapa minggu terakhir,” kata dia kepada wartawan.

Baca Juga :  Brutal! 6 Tewas Kena Tembak, Pelaku Kemudian Bunuh Diri

“Resolusi itu komprehensif dan
termasuk seruan untuk pemeriksaan asal zoonosis dari virus corona,” kata Payne
menambahkan.

Lebih dari 4,64 juta orang
dilaporkan telah terinfeksi secara global dan 310.236 telah meninggal karena
virus mirip flu yang muncul di China akhir tahun lalu.

Australia, yang hanya melaporkan
99 kematian akibat virus corona baru, mengatakan keinginannya untuk mencegah
terulangnya pandemi yang melumpuhkan kegiatan ekonomi di seluruh dunia, bukan
ingin menyalahkan.

“Saya berharap China akan
berpartisipasi,” kata Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham,
Senin (18/5/2020).

Resolusi tersebut menyeru misi
lapangan ilmiah dan kolaboratif untuk melacak jalur penularan, dengan
mengatakan upaya ini akan mengurangi risiko peristiwa serupa.

Ia juga mengatakan peninjauan harus
dimulai pada saat yang tepat. Beberapa negara masih menderita angka kematian
harian yang tinggi akibat COVID-19, yang mengindikasikan terlalu dini untuk
melakukan penyelidikan.

Baca Juga :  Kerahkan Rudal Patriot dan Kapal Induk ke Timur Tengah, AS Siap Perang

Perdana Menteri Selandia Baru
Jacinda Ardern mengatakan dalam konferensi media bahwa setelah peristiwa yang
begitu penting, kita ingin melihat apa yang harus kita pelajari dari pengalaman
ini.

Sementara Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menyebutkan bahwa kasus terkonfirmasi COVID-19 yang dilaporkan
kepada pihaknya telah mencapai 4 juta lebih di seluruh dunia.

Menurut statistik WHO terbaru,
laporan kasus COVID-19 yang masuk ke organisasi tersebut mencapai 4.013.728
pada Senin pukul 7:07 malam Waktu Eropa Tengah. Angka itu mencakup pula 278.993
kematian.

Amerika Serikat melaporkan
1.271.645 kasus dan 76.916 kematian kepada WHO, menjadikannya negara paling
parah terdampak pandemi virus corona.

Di Spanyol dan Rusia, negara
kedua dan ketiga dengan kasus tertinggi di dunia, terdapat masing-masing
224.390 kasus dan 221.334 kasus dengan 26.621 dan 2.009 kematian masing-masing.

Inggris, yang berada di urutan ke
empat, mencatat 219.187 kasus COVID-19. Sedangkan Italia, yang berada di bawah
urutan Inggris, mencatat 219.070 kasus terkonfirmasi.

SEBUAH rancangan resolusi yang diinisiasi oleh Uni Eropa (EU) dan
Australia untuk peninjauan independen terhadap asal-usul dan penyebaran virus
corona telah mendapat dukungan dari 116 negara di Majelis Kesehatan Dunia.

Negara yang mendukung resolusi
tersebut, antara lain, India, Jepang, Korea Selatan, kelompok Afrika dari 47
negara anggota, Rusia, Indonesia, Malaysia, Arab Saudi, Inggris, dan Kanada.

Resolusi tersebut akan diajukan
pada Selasa besok,  jika didukung oleh
dua pertiga dari 194 anggota majelis, badan yang mengatur Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO). China sangat menentang tuntutan yang diawali Australia ini atas
penyelidikan internasional terhadap pandemi COVID-19.

Nama-nama pada dokumen rancangan
resolusi yang dilihat Reuters pada Senin menunjukkan dukungan dari 116 negara
telah dikunci, meskipun Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menyatakan
negosiasi masih berlangsung dan dia tidak ingin mendahului hasilnya.

Resolusi itu adalah “bagian
penting dari percakapan yang kita mulai, dan saya sangat berterima kasih atas
upaya mereka di Uni Eropa dan banyak perancang yang telah menjadi bagian dari
negosiasi selama beberapa minggu terakhir,” kata dia kepada wartawan.

Baca Juga :  Brutal! 6 Tewas Kena Tembak, Pelaku Kemudian Bunuh Diri

“Resolusi itu komprehensif dan
termasuk seruan untuk pemeriksaan asal zoonosis dari virus corona,” kata Payne
menambahkan.

Lebih dari 4,64 juta orang
dilaporkan telah terinfeksi secara global dan 310.236 telah meninggal karena
virus mirip flu yang muncul di China akhir tahun lalu.

Australia, yang hanya melaporkan
99 kematian akibat virus corona baru, mengatakan keinginannya untuk mencegah
terulangnya pandemi yang melumpuhkan kegiatan ekonomi di seluruh dunia, bukan
ingin menyalahkan.

“Saya berharap China akan
berpartisipasi,” kata Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham,
Senin (18/5/2020).

Resolusi tersebut menyeru misi
lapangan ilmiah dan kolaboratif untuk melacak jalur penularan, dengan
mengatakan upaya ini akan mengurangi risiko peristiwa serupa.

Ia juga mengatakan peninjauan harus
dimulai pada saat yang tepat. Beberapa negara masih menderita angka kematian
harian yang tinggi akibat COVID-19, yang mengindikasikan terlalu dini untuk
melakukan penyelidikan.

Baca Juga :  Kerahkan Rudal Patriot dan Kapal Induk ke Timur Tengah, AS Siap Perang

Perdana Menteri Selandia Baru
Jacinda Ardern mengatakan dalam konferensi media bahwa setelah peristiwa yang
begitu penting, kita ingin melihat apa yang harus kita pelajari dari pengalaman
ini.

Sementara Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menyebutkan bahwa kasus terkonfirmasi COVID-19 yang dilaporkan
kepada pihaknya telah mencapai 4 juta lebih di seluruh dunia.

Menurut statistik WHO terbaru,
laporan kasus COVID-19 yang masuk ke organisasi tersebut mencapai 4.013.728
pada Senin pukul 7:07 malam Waktu Eropa Tengah. Angka itu mencakup pula 278.993
kematian.

Amerika Serikat melaporkan
1.271.645 kasus dan 76.916 kematian kepada WHO, menjadikannya negara paling
parah terdampak pandemi virus corona.

Di Spanyol dan Rusia, negara
kedua dan ketiga dengan kasus tertinggi di dunia, terdapat masing-masing
224.390 kasus dan 221.334 kasus dengan 26.621 dan 2.009 kematian masing-masing.

Inggris, yang berada di urutan ke
empat, mencatat 219.187 kasus COVID-19. Sedangkan Italia, yang berada di bawah
urutan Inggris, mencatat 219.070 kasus terkonfirmasi.

Terpopuler

Artikel Terbaru