31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Mesut Ozil Dikecam China, Dibela Menlu AS

CUITAN pemain Arsenal Mesut Ozil telah memancing kemarahan warga
China. Bahkan salah satu televisi milik China, CCTV memboikot siaran
pertandingan antara Arsenal dan Manchester City.

Mesut Ozil sebelumnya mengutuk
tindakan penganiayaan terhadap Muslim Uighur di Xinjiang di wilayah Barat.

“Qur’an dibakar … Masjid-masjid
ditutup … sekolah-sekolah Muslim dilarang … Sarjana agama dibunuh satu per satu
… Saudara-saudara secara paksa dikirim ke kamp-kamp,” demikian Ozil menulis
dalam bahasa Turki pada Jumat lalu.

Pertandingan Liga Premier
sejatinya akan digelar pada hari Minggu di London antara Arsenal dan Manchester
City yang akan disiarkan langsung oleh CCTV. Namun cuitan Ozil membuat
pertandingan itu batal disiarkan.

Selain itu, Tabloid nasionalis
China Global Times menyebut komentar Ozil telah mengecewakan penggemarnya
sendiri di China.

“(Ozil) menerbitkan komentar yang
tidak pantas di media sosial asing yang akan sangat menyakiti perasaan
penggemar China,” katanya.

Baca Juga :  Waduh! Barcode Vaksin RI Tak Terbaca di Sistem Saudi

Dalam cuitannya. (Ozil) juga
mengkritik negara-negara Islam yang seolah diam melihat penindasan Muslim
Uigur.

“Orang-orang Muslim diam. Suara
mereka tidak terdengar,” ia menulis di latar belakang bidang biru dengan bulan
sabit putih, bendera yang oleh separatis Uighur disebut sebagai Turkestan
Timur,” demikian tulis Ozil.

class="twitter-tweet">

#HayırlıCumalarDoğuTürkistan
🙏🏼
pic.twitter.com/dJgeK4KSIk


Mesut Özil (@MesutOzil1088) December
13, 2019

Akibat cuitan itu, Pemerintah
Cina juga mengundang mantan pemain Real Madrid itu untuk datang dan melihat langsung situasi di Xinjiang.

Ozil dinilai telah termakan oleh
berita palsu soal penindasan terhadap Muslim Uighur.

“Saya tidak tahu apakah Tuan Ozil
telah pergi ke Xinjiang secara pribadi. Tetapi ia tampaknya telah ditipu oleh
berita palsu, dan penilaiannya dipengaruhi oleh kata-kata yang tidak benar,”
kata juru bicara kementerian luar negeri Cina, Geng Shuang, dilansir Xinhua.

Atas kecaman itu, ternyata membuat Amerika Serikat bersuara membela
pemain Arsenal Mesut Ozil soal cuitannya tentang Muslim Uighur.

Baca Juga :  Pemerintah Hongkong Resmi Batalkan RUU Ekstradisi

Menteri Luar Negeri AS Mike
Pompeo, mendukung apa yang disuarakan oleh Ozil. Melalui akun pribadinya,
@SecPompeo mengatakan, Cina boleh memboikot siaran pertandingan Arsenal, namun
tidak bisa menyembunyikan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), terhadap Uighur.

“Gerai propaganda Partai Komunis
Tiongkok dapat menyensor pertandingan @ MesutOzil1088 dan @ Arsenal sepanjang
musim, tetapi kebenaran akan menang. PKC tidak bisa menyembunyikan pelanggaran
#HumanRights yang dilakukan terhadap Uighur dan agama lain dari dunia.” Tulis
Mike Pompeo.

class="twitter-tweet">

China’s Communist Party propaganda outlets can censor
@MesutOzil1088
and @Arsenal’s
games all season long, but the truth will prevail. The CCP can’t hide its gross
#HumanRights
violations perpetrated against Uighurs and other religious faiths from the
world.

— Secretary Pompeo (@SecPompeo) December
17, 2019

(fin/kpc)

CUITAN pemain Arsenal Mesut Ozil telah memancing kemarahan warga
China. Bahkan salah satu televisi milik China, CCTV memboikot siaran
pertandingan antara Arsenal dan Manchester City.

Mesut Ozil sebelumnya mengutuk
tindakan penganiayaan terhadap Muslim Uighur di Xinjiang di wilayah Barat.

“Qur’an dibakar … Masjid-masjid
ditutup … sekolah-sekolah Muslim dilarang … Sarjana agama dibunuh satu per satu
… Saudara-saudara secara paksa dikirim ke kamp-kamp,” demikian Ozil menulis
dalam bahasa Turki pada Jumat lalu.

Pertandingan Liga Premier
sejatinya akan digelar pada hari Minggu di London antara Arsenal dan Manchester
City yang akan disiarkan langsung oleh CCTV. Namun cuitan Ozil membuat
pertandingan itu batal disiarkan.

Selain itu, Tabloid nasionalis
China Global Times menyebut komentar Ozil telah mengecewakan penggemarnya
sendiri di China.

“(Ozil) menerbitkan komentar yang
tidak pantas di media sosial asing yang akan sangat menyakiti perasaan
penggemar China,” katanya.

Baca Juga :  Waduh! Barcode Vaksin RI Tak Terbaca di Sistem Saudi

Dalam cuitannya. (Ozil) juga
mengkritik negara-negara Islam yang seolah diam melihat penindasan Muslim
Uigur.

“Orang-orang Muslim diam. Suara
mereka tidak terdengar,” ia menulis di latar belakang bidang biru dengan bulan
sabit putih, bendera yang oleh separatis Uighur disebut sebagai Turkestan
Timur,” demikian tulis Ozil.

class="twitter-tweet">

#HayırlıCumalarDoğuTürkistan
🙏🏼
pic.twitter.com/dJgeK4KSIk


Mesut Özil (@MesutOzil1088) December
13, 2019

Akibat cuitan itu, Pemerintah
Cina juga mengundang mantan pemain Real Madrid itu untuk datang dan melihat langsung situasi di Xinjiang.

Ozil dinilai telah termakan oleh
berita palsu soal penindasan terhadap Muslim Uighur.

“Saya tidak tahu apakah Tuan Ozil
telah pergi ke Xinjiang secara pribadi. Tetapi ia tampaknya telah ditipu oleh
berita palsu, dan penilaiannya dipengaruhi oleh kata-kata yang tidak benar,”
kata juru bicara kementerian luar negeri Cina, Geng Shuang, dilansir Xinhua.

Atas kecaman itu, ternyata membuat Amerika Serikat bersuara membela
pemain Arsenal Mesut Ozil soal cuitannya tentang Muslim Uighur.

Baca Juga :  Pemerintah Hongkong Resmi Batalkan RUU Ekstradisi

Menteri Luar Negeri AS Mike
Pompeo, mendukung apa yang disuarakan oleh Ozil. Melalui akun pribadinya,
@SecPompeo mengatakan, Cina boleh memboikot siaran pertandingan Arsenal, namun
tidak bisa menyembunyikan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), terhadap Uighur.

“Gerai propaganda Partai Komunis
Tiongkok dapat menyensor pertandingan @ MesutOzil1088 dan @ Arsenal sepanjang
musim, tetapi kebenaran akan menang. PKC tidak bisa menyembunyikan pelanggaran
#HumanRights yang dilakukan terhadap Uighur dan agama lain dari dunia.” Tulis
Mike Pompeo.

class="twitter-tweet">

China’s Communist Party propaganda outlets can censor
@MesutOzil1088
and @Arsenal’s
games all season long, but the truth will prevail. The CCP can’t hide its gross
#HumanRights
violations perpetrated against Uighurs and other religious faiths from the
world.

— Secretary Pompeo (@SecPompeo) December
17, 2019

(fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru