27.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Presiden Duterte Tantang Amerika

PRESIDEN Filipina, Rodrigo Duterte, menantang Amerika Serikat untuk
mengirimkan pasukan militer ke Laut Cina Selatan, jika benar-benar ingin
mengusir Beijing dari wilayah sengketa.

“Jika Amerika benar-benar ingin
mengusir China, yang tentu saja tidak dapat saya lakukan, saya akan meminta
bantuan. Saya ingin semua pasukan Seventh Fleet dari Angkatan Bersenjata AS di
sana,” ujar Duterte seperti dilansir Inquirer, Selasa (9/7)

Seventh Fleet merupakan bagian
dari pasukan Pasifik AS yang berbasis di Jepang. Pasukan ini merupakan satuan
militer terbesar yang dikerahkan AS di kawasan.

Duterte melontarkan tantangan
ini, sebagai tindak lanjut atas permintaannya agar AS “melepaskan tembakan
pertama” dan menyatakan perang dengan Cina di tengah kisruh sengketa lahan LCS.

Baca Juga :  AS Darurat Covid-19 Delta, Menular Lewat Udara, Berdiam di Paru-Paru

Filipina dan AS memang terikat
dengan Kesepakatan Pertahanan Bersama, yang mewajibkan kedua belah pihak saling
mendukung jika salah satu negara diserang.

Pernyataan ini membuat sejumlah
pihak bingung dengan pendirian Filipina di bawah komando Duterte. Pasalnya,
saat baru naik takhta, Duterte terlihat mengubah haluan kebijakan negara dengan
mendekatkan diri ke Cina dan menjauh dari AS sebagai sekutu lama mereka.

Duterte bahkan sempat mewacanakan
membeli senjata dari Cina dan mengusir pasukan AS dari Filipina. Namun, ketika
Cina mulai membangun kekuatan militer di daerah sengketa LCS, sikap Duterte
terhadap Beijing mulai goyah.

Filipina dan Cina sama-sama
memiliki klaim wilayah di Laut China Selatan. Filipina pun menggugat Cina, atas
klaim historisnya di perairan itu ke Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA) pada
Juni 2016 lalu.

Baca Juga :  Uni Eropa Galang Dana untuk Korona, Amerika Serikat Absen

Meski Filipina memenangkan
gugatannya, Cina berkeras tetap mengklaim hak historis atas perairan yang menjadi
jalur perdagangan utama itu. (der/rts/fin/kpc)

PRESIDEN Filipina, Rodrigo Duterte, menantang Amerika Serikat untuk
mengirimkan pasukan militer ke Laut Cina Selatan, jika benar-benar ingin
mengusir Beijing dari wilayah sengketa.

“Jika Amerika benar-benar ingin
mengusir China, yang tentu saja tidak dapat saya lakukan, saya akan meminta
bantuan. Saya ingin semua pasukan Seventh Fleet dari Angkatan Bersenjata AS di
sana,” ujar Duterte seperti dilansir Inquirer, Selasa (9/7)

Seventh Fleet merupakan bagian
dari pasukan Pasifik AS yang berbasis di Jepang. Pasukan ini merupakan satuan
militer terbesar yang dikerahkan AS di kawasan.

Duterte melontarkan tantangan
ini, sebagai tindak lanjut atas permintaannya agar AS “melepaskan tembakan
pertama” dan menyatakan perang dengan Cina di tengah kisruh sengketa lahan LCS.

Baca Juga :  AS Darurat Covid-19 Delta, Menular Lewat Udara, Berdiam di Paru-Paru

Filipina dan AS memang terikat
dengan Kesepakatan Pertahanan Bersama, yang mewajibkan kedua belah pihak saling
mendukung jika salah satu negara diserang.

Pernyataan ini membuat sejumlah
pihak bingung dengan pendirian Filipina di bawah komando Duterte. Pasalnya,
saat baru naik takhta, Duterte terlihat mengubah haluan kebijakan negara dengan
mendekatkan diri ke Cina dan menjauh dari AS sebagai sekutu lama mereka.

Duterte bahkan sempat mewacanakan
membeli senjata dari Cina dan mengusir pasukan AS dari Filipina. Namun, ketika
Cina mulai membangun kekuatan militer di daerah sengketa LCS, sikap Duterte
terhadap Beijing mulai goyah.

Filipina dan Cina sama-sama
memiliki klaim wilayah di Laut China Selatan. Filipina pun menggugat Cina, atas
klaim historisnya di perairan itu ke Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA) pada
Juni 2016 lalu.

Baca Juga :  Uni Eropa Galang Dana untuk Korona, Amerika Serikat Absen

Meski Filipina memenangkan
gugatannya, Cina berkeras tetap mengklaim hak historis atas perairan yang menjadi
jalur perdagangan utama itu. (der/rts/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru