Subuh tadi Masjidil Al
Aqsa, di Yerusalem di buka kembali untuk Salat
berjamaah (31/5). Setelah sebelumnya 2,5 bulan tutup karena pandemi Covod 19.
Kerinduan umat muslim pun memuncak, 700 orang langsung ikut salat berjamaan di masjid bersejarah itu. Tentu
dengan protokol kesehatan new normal.
Selesai salat berjamaah, momen haru
menyelimuti jamaah. Kaum perempuan saling berpelukan, menangis haru sekaligus
bahagia. Ya, pintu surga (tempat ibadah) telah di buka lagi. Saatnya berlomba
lomba mendatangi, namun dengan hati hati dan taat protokol kesehatan saat
pandemi.
Kabar gembira bagi umat
muslim pun datang dari Madinah, Masjid Nabawi juga sudah dibuka kembali untuk
beribadah tadi subuh (31/5). Tentu dengan aturan untuk jamaah, yaitu protokol
kesehatan yang baku hampir di seluruh dunia. Cuci tangan (Wudhu), memakai
masker, jaga jarak dan menjaga bersin atau batuk.
Dan MashaAllah, banyak
sekali jamaah yang rindu ‘ademnya’ masjid Nabawi hadir salat subuh berjamaah. Sang imam
bahkan gemetar dalam melantunkan ayat Quran
saat salat. Terharu dan syukur atas
nikmat Allah yang telah memberikan kesempatan hidup dan menjumpai kerinduan salat
di dekat makam manusia mulia, Nabi Muhammad SAW.
Sebelumnya, hari Jumat lalu (29/5), di Kota
Bekasi juga sudah dilaksanakan Salat
Jumat berjamaah. Tentu dengan protokol kesehatan, jaga jarak, pakai masker,
masjid di semprot disinfektan dan setelah salat
jumat, karpet masjid di gulung dan di cuci. Alhamdulillah, pasca itu tidak ada
berita setalah salat Jumat jamaah, muncul cluster
covid.
Bukan hanya Masjid,
Puji syukur Minggu
ini (31), beberapa Gereja juga telah di
buka di Bekasi. Dibolehkan oleh Pemerintah dengan syarat yaitu zona hijau dan
menerapkan protokol kesehatan. Saudara saya umat Nasrani
pun ramai mengunjungi gereja setelah sekian lama beribadah Minggu dirumah ataupun virtual.
Bagi warga Palangka
Raya khususnya dan Kalimantan Tengah pada umumnya, tampaknya juga sudah tidak sabar merayakan ibadah di Masjid. Ini
terbukti, saat hasil sidang MUI Palangka Raya Kamis
malam, dimana hasilnya akan membuka masjid saat pemerintah menerapkan New
Normal. Banyak sekali hoax hari itu juga bahwa boleh Jumatan. Namun untungnya
segera diklarifikasi
oleh Bapak Walikota sehingga Jumat
kemarin semantara waktu ditunda dulu untuk Jumatan di Palangka Raya.
Saya sendiri, dalam
masa pandemi ini pernah merasakan Jumatan
secara kucing kucingan di daerah Jalan
Jati. Jumat awal pandemi kalau
saya tidak lupa, di masjid tersebut Jumat
sebelumnya memang melaksanakan salat
Jumat. Walaupun diiimbau pemerintah lebih baik
dirumah. Ini awal pandemi. Jumat kedua, saya menuju masjid tersebut, kaget saya
karena di depan masjid sudah ada aparat polisi dan tentara menjaga gerbang
masjid. Saat saya mau pulang, tiba tiba ada orang berpakaian baju koko dan
peci, melambaikan tangan. “ Sini lewat belakang bisaâ€, ujarnya. Saya sendiri
tidak kenal dengan orang tersebut.
Saya pun mengikuti,
ternyata ada jalan masuk masjid lewat pintu belakang, bukan jalan raya namun
gang sempit. Banyak kendaraan bermotor sudah parkir mengelilingi masjid di
halaman. Saya pun masuk, ternyata di dalam sudah banyak orang, duduk dengan
jarak dan bermasker. Sementera pintu masjid ditutup, gorden ditutup agar tidak
kelihatan. Beberapa orang sementara berjaga di pintu samping mengamati petugas
satgas.
Saat saya masuk,
khotbah sudah mulai, dan tanpa pengeras suara. Jamaah duduk berjarak, memakai
masker. Khotbah pun tidak pendek, namun cukup sedang, sekitar 15 menit. Lalu
dilanjutkan dengan khotbah kedua. Jamaah pun masih ada yang berdatangan dari
pintu belakang, langsung mengambil posisi menjaga jarak.
Sebelum salat jum’at, beberapa orang
berdiri mengamati petugas, kelihatannya aman. Lalu salat jumat pun di mulai. Tanpa
pengeras suara, Imam Takbir lalu membaca surat Alfatihah, sampai imam membaca,’’gairil-magá¸á»¥bi ‘alaihim
wa laá¸-á¸ÄllÄ«n†dan makmum harus menjawab
“Amiiinâ€. Walaupun sampat ragu, saya pun menjawab dengan “Aaamiiinâ€. Ternyata
semua jamaah juga dengan suara keras.
Jadi,
nampaknya petugas satgas covid 19
mendengar. Suasanapun menjadi cukup tenang. Saya sendiri baru mengalami salat
dengan menegangkan itu. Mungkin setelah salat
Jumat, takmir masjid di datangi petugas dan dikasih peringatan. Dan iya, Jumat
selanjutnya masjid itu tutup tidak melaksanakan salat
jumat berjamaah.
Dan
saya berdoa juga, semoga dalam fase new
normal nanti, saat ‘pintu surga’ tempat ibadah kembali dibuka, masyarakat
kembali merayakan di Masjid atau di Gereja
dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Kegembiraan perlu di syukuri dan
dirayakan, tetapi keselamatan dan kesehatan tetap yang utama. Agar kita selamat
dunia akherat, jika protokol kesehatan diabaikan, maka bisa jadi kita akan
terkena covid, menularkan covid dan pergi ke surga duluan.
Anda
mau ke surga duluan dikubur dengan upacara covid 19? Naudzubillah. Semoga kita diberi umur panjang. *) Wakil Ketua Lakpesdam NU
Kalteng