PALANGKA RAYA โ Kerusakan fender Jembatan
Kalahien akibat ditabrak tongkang batubara diminta segera diperbaiki.
Permintaan itu disampaikan Ketua Komite 1 DPD RI Agustin Teras Narang,
mengingat kemanan arus lalu lintas di jembatan tersebut.
Teras yang berasal dari daerah pemilihan
Kalteng, mengingatkan sekaligus meminta pemerintah provinsi (Pemprov) Kalteng,
agar segera memperbaiki fender Jembatan Kalahien yang ditabrak tongkang
beberapa waktu lalu. Pemprov Kalteng juga diminta mendesak perusahaan pemilik batubara
maupun tongkang penabrak fender jembatan melaksanakan tanggungjawabnya.
โDalam memperbaikinya pun kita minta
bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Dengan begitu, perencanaan perbaikannya sesuai ketentuan dan hasilnya lebih
baik,โ ucap Teras Narang.
Menurut Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu,
keberadaan Jembatan Kalahien sangat penting. Sebab, jembatan tersebut
menghubungkan ibu kota provinsi dengan empat kabupaten di Daerah Aliran Sungai
(DAS) Barito.
โSaat menjabat gubernur Kalteng,
diperlukan kerja keras dan komunikasi yang cukup lama untuk mendapatkan
anggaran menyelesaikan pembangunan Jembatan Kalahien tersebut,โ ujarnya.
Pada masa itu, pembangunan Jembatan Kalahien
sempat tertunda cukup lama, sehingga saat dia dipercaya menjadi Gubernur
Kalteng, langsung bertekat untuk menyelesaikan pembangunannya. โJadi, saya
konsen betul terhadap kondisi Jembatan Kalahien tersebut. Sewaktu mendapat
informasi jembatan itu ditabrak, saya langsung gelisah. Saya membayangkan
dampak yang ditimbulkan jika Jembatan itu rusak,โ tegasnya.
Dia mengatakan, jika fender Jembatan Kalahien
yang tertabrak tersebut tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan dapat berdampak
pada kualitas dan kekuatannya. Sebab, berdasarkan pengalaman selama ini,
kendaraan yang melintas di atas Jembatan Kalahien sangat banyak.
โFender Jembatan Kalahien itu kan sudah
lama ditabrak, tapi sampai sekarang informasinya belum diperbaiki. Itu lah
kenapa saya mengingatkan agar pemprov Kalteng segera melakukan perbaikan,โ
pungkasnya. (arj/OL)