24.2 C
Jakarta
Wednesday, March 19, 2025

Manajemen Penanganan Buruk, Sebabkan Banyak Korban

PALANGKA RAYA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
menemukan fakta bahwa salah satu penyebab banyaknya korban jiwa maupun materi
akibat bencana, seperti gempa bumi, tsunami, banjir, longsor serta kebakaran
hutan dan lahan, dikarenakan penanganan yang tidak tepat.

“Mengapa bencana harus segera
ditangani, karena manajemen yang buruk menyebabkan semakin banyak korban,
kerusakan dan kerugian, ini temuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB),” kata Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PB BNPB, dr Bagus Tjahjono
MPH, saat paparan dalam kegiatan simulasi penanggulangan bencana di Palangka
Raya, Selasa (19/11/2019).

Dijelaskan Bagus, prinsip-prinsip
dalam penanganan darurat bencana harus cepat dan tepat. Prioritas, koordinasi,
keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna, didukung transportasi dan akuntabilitas,
kemitraan, pemberdayaan dan nonproletisi, tidak boleh juga menyebarkan SARA.

Baca Juga :  Guru Penulis: Penyambung Lidah Masyarakat Pedalaman

Selain itu, tegasnya, dalam
penanganan darurat bencana, pengkajian secara cepat dan tepat terhadap
kerusakan dan sumber daya, penentuan status keadaan darurat bencana, penyelamatan
dan evakuasi, pemenuhan dasar, seperti air bersih, sanitasi dan higiene,
pangan, sandang, pelayanan kesehatan dan pemulihan segera fungsi Infrastruktur
dan perlindungan terhadao kelompok rentan.

“Korban wanita dan anak tujuh
kali lipat lebih banyak, ini riset ya, begitu pula penyandang disabilitas. Jadi
kita harus meningkatkan kapasitas salah satunya dengan pelatihan yang digelar
hari ini, supaya kita siap jika terjadi bencana, tapi semoga tidak ada
bencana,”tuturnya.

Sementara itu, simulasi diselenggarakan
dengan metode geladi ruang Table Top Exercise (TTX) dan geladi posko Command
Post Exercise (CPX), dengan mengundang 41 orang sebagai perancang dan pelaku
simulasi penanggulangan bencana yang berasal dari unsur Pemda, TNI dan Polri,
NGO, dunia usaha, masyarakat, dan media.

Baca Juga :  Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Saat itu, Kepala Kesbangpol Kota
Palangka Raya, Ir Januminro MSi, juga menyampaikan paparan peringatan dini
terhadap potensi bencana karhutla dan paparan dari Kalaksa BPB PK Kalteng, Ir H
Darliansjah MSi, tentang rencana kontinjensi bencana karhutla.

Kegiatan simulasi penanggulangan
bencana tahun 2019 ini dilaksanakan di lima lokasi, salah satunya Provinsi  Kalimantan Tengah (Kalteng), pada 19-22 November. (aza/nto)

PALANGKA RAYA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
menemukan fakta bahwa salah satu penyebab banyaknya korban jiwa maupun materi
akibat bencana, seperti gempa bumi, tsunami, banjir, longsor serta kebakaran
hutan dan lahan, dikarenakan penanganan yang tidak tepat.

“Mengapa bencana harus segera
ditangani, karena manajemen yang buruk menyebabkan semakin banyak korban,
kerusakan dan kerugian, ini temuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB),” kata Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PB BNPB, dr Bagus Tjahjono
MPH, saat paparan dalam kegiatan simulasi penanggulangan bencana di Palangka
Raya, Selasa (19/11/2019).

Dijelaskan Bagus, prinsip-prinsip
dalam penanganan darurat bencana harus cepat dan tepat. Prioritas, koordinasi,
keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna, didukung transportasi dan akuntabilitas,
kemitraan, pemberdayaan dan nonproletisi, tidak boleh juga menyebarkan SARA.

Baca Juga :  Guru Penulis: Penyambung Lidah Masyarakat Pedalaman

Selain itu, tegasnya, dalam
penanganan darurat bencana, pengkajian secara cepat dan tepat terhadap
kerusakan dan sumber daya, penentuan status keadaan darurat bencana, penyelamatan
dan evakuasi, pemenuhan dasar, seperti air bersih, sanitasi dan higiene,
pangan, sandang, pelayanan kesehatan dan pemulihan segera fungsi Infrastruktur
dan perlindungan terhadao kelompok rentan.

“Korban wanita dan anak tujuh
kali lipat lebih banyak, ini riset ya, begitu pula penyandang disabilitas. Jadi
kita harus meningkatkan kapasitas salah satunya dengan pelatihan yang digelar
hari ini, supaya kita siap jika terjadi bencana, tapi semoga tidak ada
bencana,”tuturnya.

Sementara itu, simulasi diselenggarakan
dengan metode geladi ruang Table Top Exercise (TTX) dan geladi posko Command
Post Exercise (CPX), dengan mengundang 41 orang sebagai perancang dan pelaku
simulasi penanggulangan bencana yang berasal dari unsur Pemda, TNI dan Polri,
NGO, dunia usaha, masyarakat, dan media.

Baca Juga :  Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Saat itu, Kepala Kesbangpol Kota
Palangka Raya, Ir Januminro MSi, juga menyampaikan paparan peringatan dini
terhadap potensi bencana karhutla dan paparan dari Kalaksa BPB PK Kalteng, Ir H
Darliansjah MSi, tentang rencana kontinjensi bencana karhutla.

Kegiatan simulasi penanggulangan
bencana tahun 2019 ini dilaksanakan di lima lokasi, salah satunya Provinsi  Kalimantan Tengah (Kalteng), pada 19-22 November. (aza/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru