25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Program Pembangunan Terfokus Kepada Pemberdayaan Masyarakat

SAMPIT
– Pasangan Calon Bupati Kabupaten Kotim Muhammad Rudini Darwan Ali dan H. Samsudin
atau yang bisa disebut Kotim Bercahaya mempunyai program yaitu akan melakukan
pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, terutama di daerah terpencil.
Pasangan ini menilai selama ini kurangnya sarana dan prasana dari pemerintah,
akan membuat semakin terpuruknya generasi muda di pedesaan.

Disampaikannya,
pendidikan adalah salah satu hak asasi manusia, dan sudah semestinya semua
masyarakat mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan juga adalah salah satu
jalan utama untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia terutama di Kabupaten
Kotawaringin Timur (Kotim).

“Kurangnya
sarana dan prasarana, seperti jumlah guru yang terbatas, fasilitas yang tidak
memadai di daerah terpencil, sering menjadi suatu masalah yang sering dianggap
sebagai faktor utama kurangnya pendidikan di daerah terpencil,” ujar Rudini.

Selain
itu, lanjutnya, jumlah guru yang sedikit di daerah terpencil terjadi karena
kurangnya perhatian dari pemerintah. Baik itu masalah gaji dan tunjangan yang
diterima oleh guru di daerah terpencil. “Ini berakibat pada kurangnya minat
untuk menjadi tenaga pendidik,” ujar Rudini.

Baca Juga :  Halalbihalal Wujud Semangat Kebersamaan

Menurutnya
di beberapa desa, akses jalan menuju sekolah menjadi persoalan bagi pendidik
dan peserta didik. Hal tersebut akan menjadi perhatian pasangan Kotim Bercahaya
sebagai wujud pemerataan pembangunan di Kabupaten Kotim. Nantinya program pembangunan
terfokus kepada pemberdayaan masyarakat. Seperti, beasiswa kepada putra-putri
daerah yang memiliki prestasi, beasiswa bagi putra-putri yang memiliki
keinginan, untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi namun perekonomian
keluarga tidak mampu, hingga sampai pelatihan kepada pemuda-pemudi yang ingin
menambah ketrampilan.

“Sebagai
wujud kepedulian kami terhadap pendidikan di Kabupaten Kotim, pasangan Kotim
Bercahaya jika nantinya diberi amanat memimpin daerah ini akan melaksanakan
pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di daerah terpencil,” katanya.

Pasalnya,
lanjutnya, program ini juga seiring dengan program pemerintah pusat. “Kami juga
akan melakukan pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan sumber daya manusia di
desa,” ucap Rudini.

Baca Juga :  Wuhan Gembira

Selain
itu, masalah yang tidak kalah menyita perhatian pasangan Kotim Bercahaya adalah
masalah kualitas guru. Tuntutan mengajar seorang guru di daerah terpencil lebih
berat bila dibandingkan tuntutan guru yang mengajar di daerah perkotaan.
Hambatan ini dipicu oleh masalah minimnya sarana dan prasarana penunjang proses
pembelajaran di daerah terpencil. Sehingga seringkali seorang guru di daerah
terpencil memutar otak untuk memenuhi hal tersebut. Apalagi bobot materi yang
harus diajarkan harus sesusai dengan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Seorang
guru di daerah terpencil juga harus memikirkan tanggungjawabnya sebagai seorang
guru, tetapi sayangnya perhatian pemerintah daerah selama ini kepada para guru
di daerah-daerah terpencil kurang diperhatikan. Beban yang ditanggung oleh
seorang guru di daerah terpencil tidak sebanding dengan imbalan yang didapatkan
oleh mereka, insya Allah kalau kami terpilih nanti kami akan mensejahtrakan
para guru khususnya di daerah terpencil,” tutupnya.

SAMPIT
– Pasangan Calon Bupati Kabupaten Kotim Muhammad Rudini Darwan Ali dan H. Samsudin
atau yang bisa disebut Kotim Bercahaya mempunyai program yaitu akan melakukan
pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, terutama di daerah terpencil.
Pasangan ini menilai selama ini kurangnya sarana dan prasana dari pemerintah,
akan membuat semakin terpuruknya generasi muda di pedesaan.

Disampaikannya,
pendidikan adalah salah satu hak asasi manusia, dan sudah semestinya semua
masyarakat mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan juga adalah salah satu
jalan utama untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia terutama di Kabupaten
Kotawaringin Timur (Kotim).

“Kurangnya
sarana dan prasarana, seperti jumlah guru yang terbatas, fasilitas yang tidak
memadai di daerah terpencil, sering menjadi suatu masalah yang sering dianggap
sebagai faktor utama kurangnya pendidikan di daerah terpencil,” ujar Rudini.

Selain
itu, lanjutnya, jumlah guru yang sedikit di daerah terpencil terjadi karena
kurangnya perhatian dari pemerintah. Baik itu masalah gaji dan tunjangan yang
diterima oleh guru di daerah terpencil. “Ini berakibat pada kurangnya minat
untuk menjadi tenaga pendidik,” ujar Rudini.

Baca Juga :  Halalbihalal Wujud Semangat Kebersamaan

Menurutnya
di beberapa desa, akses jalan menuju sekolah menjadi persoalan bagi pendidik
dan peserta didik. Hal tersebut akan menjadi perhatian pasangan Kotim Bercahaya
sebagai wujud pemerataan pembangunan di Kabupaten Kotim. Nantinya program pembangunan
terfokus kepada pemberdayaan masyarakat. Seperti, beasiswa kepada putra-putri
daerah yang memiliki prestasi, beasiswa bagi putra-putri yang memiliki
keinginan, untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi namun perekonomian
keluarga tidak mampu, hingga sampai pelatihan kepada pemuda-pemudi yang ingin
menambah ketrampilan.

“Sebagai
wujud kepedulian kami terhadap pendidikan di Kabupaten Kotim, pasangan Kotim
Bercahaya jika nantinya diberi amanat memimpin daerah ini akan melaksanakan
pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di daerah terpencil,” katanya.

Pasalnya,
lanjutnya, program ini juga seiring dengan program pemerintah pusat. “Kami juga
akan melakukan pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan sumber daya manusia di
desa,” ucap Rudini.

Baca Juga :  Wuhan Gembira

Selain
itu, masalah yang tidak kalah menyita perhatian pasangan Kotim Bercahaya adalah
masalah kualitas guru. Tuntutan mengajar seorang guru di daerah terpencil lebih
berat bila dibandingkan tuntutan guru yang mengajar di daerah perkotaan.
Hambatan ini dipicu oleh masalah minimnya sarana dan prasarana penunjang proses
pembelajaran di daerah terpencil. Sehingga seringkali seorang guru di daerah
terpencil memutar otak untuk memenuhi hal tersebut. Apalagi bobot materi yang
harus diajarkan harus sesusai dengan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Seorang
guru di daerah terpencil juga harus memikirkan tanggungjawabnya sebagai seorang
guru, tetapi sayangnya perhatian pemerintah daerah selama ini kepada para guru
di daerah-daerah terpencil kurang diperhatikan. Beban yang ditanggung oleh
seorang guru di daerah terpencil tidak sebanding dengan imbalan yang didapatkan
oleh mereka, insya Allah kalau kami terpilih nanti kami akan mensejahtrakan
para guru khususnya di daerah terpencil,” tutupnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru