26.6 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Kualitas Udara di Palangka Raya Berbahaya

PALANGKA
RAYA – Kualitas udara di Kota Palangka Raya semakin berbahaya. Selama beberapa
hari sejak Rabu (7/8) sampai dengan Minggu (11/8) sekitar pukul 08.17 WIB,
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menunjukan kategori berbahaya, dan jika
terhirup dapat menyebabkan ISPA.

Kepala
Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya Bowo Budiarso
mengatakan, indeks pencemaran udara sudah mencapai pada kategori berbahaya, dan
diharapkan masyarakat dapat mengurangi aktivitas di luar rumah.

“Dari
data ISPU yang terpasang di Kota Palangka Raya menandakan kualitas udara
berbahaya di hari Minggu (11/8) pukul 08.17 WIB, dan berbahaya jika terhirup
oleh manusia,” katanya, Senin (12/8).

Bowo
menerangkan, data yang dideteksi oleh stasiun ISPU yakni Pm10 mencapai 495.
“Artinya jika terhirup oleh manusia bukan langsung menyebabkan, namun secara
signifikan masyarakat yang mempunyai penyakit seperti asma akan berdampak dan
menjadi pemicunya,” ujarnya.

Sementara
itu di tempat yang sama, analisis lingkungan Riyadi menuturkan, partikular Pm10
menandakan debu yang ada di kota sangat banyak sekali.Dimana Pm10 bentuk debu
berukuran sangat kecil dan nyaris tak kasat mata. “Untuk itu saya harapkan
masyarakat dapat mengurangi aktivitas di luar rumah. Pm10 mencapai 500 lebih
dan kondisi seperti sangat berbahaya sekali. Sebab asap dan abu bekas kebakaran
lahan gambut menjadi satu,” katanya.

Baca Juga :  Wali Kota Inginkan Semua Bidang Pendidikan Berkualitas

Dari
data tersebut, dapat dipastikan kualitas udara semakin memburuk tiap hari dari
semakin hari mengalami peningkatan dari mulai tidak sehat, sangat tidak sehat
hingga berbahaya.

Sementara
itu Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka RayaAndjar Hari Purnomo menuturkan,
untuk tren peningkatan ISPA masih belum terlihatada peningkatan.

“Jika
masuk ke tahap tanggap darurat, maka akan dipersiapkan rumah oksigen sebagai
bentuk antisipasi. Sedangkan untuk masker N95 diutamakan untuk petugas yang
memadamkan api di lapangan, karena masih terbatas dan belum bisa dibagikan
kepada masyarakat,” jelasnya.

Di
sisi lainnya, Koordinator Kurikulum SDN 6 Palangka Sumartimengungkapkan,
anak-anak memang dipulangkan dan sempat belajar pada pagi hari.Dipulangkan dan
dijemput orang tua, karena instruksi dari pimpinan tentang kualitas udara
berbahaya.

Baca Juga :  KONI Kota Serahkan Bantuan Peralatan untuk Cabor Dayung

Sementara
itu, Wakil Wali Kota Palangka Raya Hj Umi Mastikah mengimbau agar masyarakat
dapat menggunakan masker saat keluar dari rumah, khususnya bagi anak-anak yang
rentan.Orang nomor dua di lingkungan Pemko Palangka Raya tersebut mengharapkan
masyarakat dapat wawas diri dan mengantisipasi sejak dini agar kabut sapat ini
tidak berdampak pada kesehatan, khususnya bagi lansia dan anak-anak yang rentan
terserang.

Selain
itu juga harus bijak dalam mengonsumsi makanan dan sering meminum air putih,
karena dalam kondisi seperti ini akan mudah terserang sakit, sehingga
antisipasi dari diri sendiri harus dilakukan oleh masyarakat.“Tim gabungan di
lapangan setiap hari turun untuk memadamkan api, sehingga kabut asap ini dapat
ditekan. Kita berdoa saja semoga dan berharap agar kabut asap ini dapat segera
hilang,” harapnya. (ndo/ami/iha/CTK)

PALANGKA
RAYA – Kualitas udara di Kota Palangka Raya semakin berbahaya. Selama beberapa
hari sejak Rabu (7/8) sampai dengan Minggu (11/8) sekitar pukul 08.17 WIB,
Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menunjukan kategori berbahaya, dan jika
terhirup dapat menyebabkan ISPA.

Kepala
Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya Bowo Budiarso
mengatakan, indeks pencemaran udara sudah mencapai pada kategori berbahaya, dan
diharapkan masyarakat dapat mengurangi aktivitas di luar rumah.

“Dari
data ISPU yang terpasang di Kota Palangka Raya menandakan kualitas udara
berbahaya di hari Minggu (11/8) pukul 08.17 WIB, dan berbahaya jika terhirup
oleh manusia,” katanya, Senin (12/8).

Bowo
menerangkan, data yang dideteksi oleh stasiun ISPU yakni Pm10 mencapai 495.
“Artinya jika terhirup oleh manusia bukan langsung menyebabkan, namun secara
signifikan masyarakat yang mempunyai penyakit seperti asma akan berdampak dan
menjadi pemicunya,” ujarnya.

Sementara
itu di tempat yang sama, analisis lingkungan Riyadi menuturkan, partikular Pm10
menandakan debu yang ada di kota sangat banyak sekali.Dimana Pm10 bentuk debu
berukuran sangat kecil dan nyaris tak kasat mata. “Untuk itu saya harapkan
masyarakat dapat mengurangi aktivitas di luar rumah. Pm10 mencapai 500 lebih
dan kondisi seperti sangat berbahaya sekali. Sebab asap dan abu bekas kebakaran
lahan gambut menjadi satu,” katanya.

Baca Juga :  Wali Kota Inginkan Semua Bidang Pendidikan Berkualitas

Dari
data tersebut, dapat dipastikan kualitas udara semakin memburuk tiap hari dari
semakin hari mengalami peningkatan dari mulai tidak sehat, sangat tidak sehat
hingga berbahaya.

Sementara
itu Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka RayaAndjar Hari Purnomo menuturkan,
untuk tren peningkatan ISPA masih belum terlihatada peningkatan.

“Jika
masuk ke tahap tanggap darurat, maka akan dipersiapkan rumah oksigen sebagai
bentuk antisipasi. Sedangkan untuk masker N95 diutamakan untuk petugas yang
memadamkan api di lapangan, karena masih terbatas dan belum bisa dibagikan
kepada masyarakat,” jelasnya.

Di
sisi lainnya, Koordinator Kurikulum SDN 6 Palangka Sumartimengungkapkan,
anak-anak memang dipulangkan dan sempat belajar pada pagi hari.Dipulangkan dan
dijemput orang tua, karena instruksi dari pimpinan tentang kualitas udara
berbahaya.

Baca Juga :  KONI Kota Serahkan Bantuan Peralatan untuk Cabor Dayung

Sementara
itu, Wakil Wali Kota Palangka Raya Hj Umi Mastikah mengimbau agar masyarakat
dapat menggunakan masker saat keluar dari rumah, khususnya bagi anak-anak yang
rentan.Orang nomor dua di lingkungan Pemko Palangka Raya tersebut mengharapkan
masyarakat dapat wawas diri dan mengantisipasi sejak dini agar kabut sapat ini
tidak berdampak pada kesehatan, khususnya bagi lansia dan anak-anak yang rentan
terserang.

Selain
itu juga harus bijak dalam mengonsumsi makanan dan sering meminum air putih,
karena dalam kondisi seperti ini akan mudah terserang sakit, sehingga
antisipasi dari diri sendiri harus dilakukan oleh masyarakat.“Tim gabungan di
lapangan setiap hari turun untuk memadamkan api, sehingga kabut asap ini dapat
ditekan. Kita berdoa saja semoga dan berharap agar kabut asap ini dapat segera
hilang,” harapnya. (ndo/ami/iha/CTK)

Terpopuler

Artikel Terbaru