26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Penebangan Pohon Harus Dilakukan Dengan Tepat

PALANGKA
RAYA – Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim)
Palangka Raya Imbang Triatmaji merespons terkait kondisi beberapa pohon
pascabanjir yang terjadi Minggu lalu (5/1). Kata dia, penebangan pohon yang ada
di Kota Cantik, tidaklah sembarangan.

Usai
musibah banjir itu, beberapa pohon berpotensi tumbang, karena akarnya yang
muncul akibat tanah terendam atau tergerus arus air. Hal ini juga, dilaporkan
oleh warga, yang ingin pohon di sekitar permukimannya ditebang. Namun, lanjut
Imbang, penebangan itu haruslah dilakukan dengan tepat. “Penebangan pohon
tidaklah sembarangan, tetapi ada prosedurnya,” ucapnya saat berdialog
dengan Kalteng Pos terkait dampak banjir di ruang kerjanya, Senin (6/1).

Sebelum
menebang pohon, tambah dia, banyak hal yang harus diperhatikan. Seperti fungsi
dari pohon itu. Apabila berfungsi sebagai peneduh di pinggir jalan, maka tidak
akan ditebang. “Terkecuali memang akar-akarnya sudah tidak kokoh lagi, maka akan
kami lakukan penebangan,” tambahnya.

Baca Juga :  Percepat Pembangunan Daerah, Program Prioritas Harus Diselaraskan deng

Sedangkan
yang masih kokoh, terangnya, hanya akan dipangkas rantingnya. Misalnya saja, ia
memberikan contoh, ada ranting pohon yang mengenai kabel listrik, sehingga
harus dipangkas. “Tapi sebelum dipangkas, Disperkim akan melakukan koordinasi
terlebih dahulu dengan pihak PLN,” terangnya.

Pria
yang dikenal santun ini juga menjelaskan, peralatan penebangan pohon di
instansi yang dipimpinnya juga siap apabila memang diperlukan. Disperkim, memiliki
masing-masing dua unit chain saw stik, chain saw sedang dan chain saw besar. “Jadi
sebelum melakukan penebangan pohon, kami melakukan pengecekan terlebih dahulu,
apakah memang harus ditebang atau hanya dipangkas saja,” pungkasnya. (*ahm/ami/iha/CTK)

PALANGKA
RAYA – Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim)
Palangka Raya Imbang Triatmaji merespons terkait kondisi beberapa pohon
pascabanjir yang terjadi Minggu lalu (5/1). Kata dia, penebangan pohon yang ada
di Kota Cantik, tidaklah sembarangan.

Usai
musibah banjir itu, beberapa pohon berpotensi tumbang, karena akarnya yang
muncul akibat tanah terendam atau tergerus arus air. Hal ini juga, dilaporkan
oleh warga, yang ingin pohon di sekitar permukimannya ditebang. Namun, lanjut
Imbang, penebangan itu haruslah dilakukan dengan tepat. “Penebangan pohon
tidaklah sembarangan, tetapi ada prosedurnya,” ucapnya saat berdialog
dengan Kalteng Pos terkait dampak banjir di ruang kerjanya, Senin (6/1).

Sebelum
menebang pohon, tambah dia, banyak hal yang harus diperhatikan. Seperti fungsi
dari pohon itu. Apabila berfungsi sebagai peneduh di pinggir jalan, maka tidak
akan ditebang. “Terkecuali memang akar-akarnya sudah tidak kokoh lagi, maka akan
kami lakukan penebangan,” tambahnya.

Baca Juga :  Percepat Pembangunan Daerah, Program Prioritas Harus Diselaraskan deng

Sedangkan
yang masih kokoh, terangnya, hanya akan dipangkas rantingnya. Misalnya saja, ia
memberikan contoh, ada ranting pohon yang mengenai kabel listrik, sehingga
harus dipangkas. “Tapi sebelum dipangkas, Disperkim akan melakukan koordinasi
terlebih dahulu dengan pihak PLN,” terangnya.

Pria
yang dikenal santun ini juga menjelaskan, peralatan penebangan pohon di
instansi yang dipimpinnya juga siap apabila memang diperlukan. Disperkim, memiliki
masing-masing dua unit chain saw stik, chain saw sedang dan chain saw besar. “Jadi
sebelum melakukan penebangan pohon, kami melakukan pengecekan terlebih dahulu,
apakah memang harus ditebang atau hanya dipangkas saja,” pungkasnya. (*ahm/ami/iha/CTK)

Terpopuler

Artikel Terbaru