30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Sandiaga: Selamat Bekerja, Pak Jokowi

Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno
akhirnya memberikan ucapan selamat kepada Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin. Itu
adalah ucapan pertama mereka sejak coblosan pada 17 April lalu.

Ucapan selamat itu disampaikan Sandiaga melalui
video yang diunggah di akun Instagram pribadinya.

”Selamat bekerja, selamat menjalankan amanah
rakyat, selamat berjuang untuk terus mencapai cita-cita keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Sandiaga
setelah kemarin KPU menetapkan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai presiden-wakil
presiden terpilih periode 2019-2024. Sandi mengatakan, perjuangan tidak
berhenti sampai di sini. ”Berjuang untuk bangsa dan negara tidak harus selalu
di­lakukan dari dalam struktur pemerintahan,” lanjutnya. Ikhtiar mewujudkan
keadilan sosial bisa dilakukan dengan banyak cara. Yang terpilih akan memimpin
di pemerintahan, sedangkan yang tidak terpilih akan berperan sebagai mitra
penyeimbang untuk menjaga jalannya pemerintahan ke depan.

Sejak awal Sandiaga menganggap kompetisi bukan
permusuhan, apalagi perang total. Hanya, menjadi penyeimbang bukan berarti
tidak ingin bersama. ”Justru karena kita ingin bersama-sama menjaga kepentingan
negara,” tutur mantan Wagub DKI Jakarta itu. Apabila ada mekanisme saling cek,
kontrol, dan saling mengingatkan, dia yakin pemerintahan ke depan berjalan
dengan baik.

Sandiaga menambahkan, setelah ini seluruh
komponen bangsa harus kembali bersatu. Bekerja sama dan bahu-membahu untuk
memajukan bangsa. ”Perbedaan pilihan politik tidak harus membuat kita
bermusuhan,” katanya.

Sementara itu, penetapan Jokowi-Ma’ruf Amin
sebagai presiden-wakil presiden terpilih kemarin berlangsung dalam suasana
hangat. Jokowi dan Ma’ruf tiba di kantor KPU pukul 15.52 tanpa didampingi istri
masing-masing. Keduanya kompak mengenakan atasan putih. Mereka disambut
Komisioner KPU Hasyim Asy’ari dan Sekjen KPU Arif Rahman Hakim.

Di ruang rapat pleno di aula lantai 2,
Komisioner KPU Evi Novida Ginting membacakan berita acara penetapan presiden
dan Wapres terpilih. Dilanjutkan dengan pembacaan surat keputusan KPU yang
isinya menetapkan Jokowi-Ma’ruf sebagai presiden-wakil presiden terpilih. SK
tersebut lantas diserahkan kepada Jokowi-Ma’ruf.

Sayang, Prabowo dan Sandiaga tidak hadir dalam
acara itu. Sofa di samping Jokowi-Ma’ruf terlihat kosong. Momen akrab yang
seharusnya menjadi milik empat tokoh itu sedikit berubah. Yang hadir mewakili
Prabowo untuk menerima salinan SK adalah Kabid Advokasi DPP Partai Gerindra
Habiburrokhman. Setelah menerima salinan SK, dia mendatangi kursi Jokowi dan
Ma’ruf. Habiburrokhman mencium tangan Ma’ruf, dilanjutkan dengan menyalami
Jokowi.

Baca Juga :  Suasana dan Nuansanya Tak Tergantikan

Jokowi mengawali sambutannya setelah menerima
SK dengan mengucapkan terima kasih kepada para pemilihnya. Pemilih Jokowi-Ma’ruf
berjumlah 85.607.362 orang atau setara dengan 55,5 persen suara sah pilpres.
”Untuk melanjutkan tugas sejarah mengemban amanat pekerjaan (dari) rakyat,
membawa seluruh rakyat Indonesia menuju Indonesia maju,” ucapnya.

Dia menjanjikan upaya keras untuk melanjutkan
fondasi yang telah dibangun saat periode pertamanya bersama Wapres Jusuf Kalla.
Sekaligus mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara besar. ”Tidak bisa
dibangun oleh satu orang, dua orang, atau sekelompok orang,” lanjut mantan
pengusaha mebel asal Solo itu.

Jokowi mengajak semua pihak untuk ikut
mengambil peran dalam memajukan bangsa. Khususnya Prabowo dan Sandiaga. Dia
yakin keduanya adalah patriot yang menginginkan Indonesia semakin kuat, maju,
adil, dan makmur. Jokowi mengajak seluruh rakyat untuk berhenti berselisih atas
nama dukungan terhadap peserta pemilu. Dia mengakui perbedaan pilihan politik
tersebut memang sempat membelah rakyat. ”Kita harus bersatu kembali menjadi
Indonesia, negeri Pancasila yang mempersatukan kita semuanya,” ucap Jokowi.

Jokowi mengatakan, dirinya akan sangat bahagia
apabila Prabowo bersedia hadir dalam momen pelantikannya pada 20 Oktober
mendatang. Saat ini yang paling penting adalah melanjutkan kerja-kerja untuk
kepentingan negara dan rakyat Indonesia. ”Besok (hari ini, Red) kita masih
kerja,” katanya.

Hal serupa disampaikan kepada awak media yang
menanti dia di tenda di halaman KPU. ”Jangan sampai ada lagi antartetangga
tidak saling sapa, antarkawan tidak saling omong, karena kita adalah saudara
sebangsa dan setanah air,” ujar ayah tiga anak dan kakek dua cucu itu.

Senada, Ma’ruf juga mengajak rakyat untuk
berfokus pada perjalanan berikutnya. Yakni, bekerja bersama-sama mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dia juga mengajak masyarakat
untuk kembali rukun. ”Mari kita sambung kembali tali silaturahmi sebagai sesama
bangsa,” ucapnya. Sebab, banyak pekerjaan yang masih harus diselesaikan dan
memerlukan kebersamaan.

Ma’ruf juga menyatakan bahwa penetapan dirinya
dan Jokowi sebagai presiden dan Wapres terpilih adalah amanat dari rakyat
Indonesia. ”Amanah dan tanggung jawab ini kami terima dengan rida dan ikhlas,
dan kami berjanji untuk bekerja keras,” tambah mantan ketua umum MUI itu.

Baca Juga :  Blusukan di Mantangai ! Achmad Diran : Masyarakat Percaya Sugianto-Edy

Ketua KPU Arief Budiman menjelaskan, penetapan
tersebut merupakan perintah UU Pemilu dan turunannya. Termasuk peraturan KPU
tentang tahapan, program, dan jadwal Pemilu 2019. Juga tindak lanjut SK
penetapan hasil Pemilu 2019 yang diperkuat dengan putusan MK yang menolak
permohonan paslon 02.

Penetapan tersebut menandai selesainya tugas
KPU untuk sesi Pilpres 2019. Kini bola konstitusi telah dioper ke gedung MPR.
Jokowi dan Ma’ruf akan mengucapkan sumpah/janji sebagai presiden dan Wapres di
hadapan sidang paripurna MPR pada 20 Oktober mendatang. Setelah ini, KPU
melanjutkan tugas menghadapi sidang sengketa hasil pileg di MK.

Komisioner KPU Ilham Saputra menuturkan, SK
tersebut sekaligus merupakan usulan pelantikan presiden dan wakil presiden
kepada MPR. ”Mungkin kami akan buat surat pengantar kepada MPR untuk kemudian
proses pelantikannya diserahkan kepada mereka,” terangnya. Yang jelas, salah
satu syarat pelantikan adalah SK KPU tentang penetapan presiden dan Wapres
terpilih.

Sementara itu, Sekretaris Tim Kampanye
Nasional Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristiyanto, memastikan bakal ada selebrasi
setelah penetapan Jokowi-Ma’ruf sebagai pemimpin terpilih. Sebab, proses
pemilu, termasuk kampanye, berlangsung begitu lama. ”Tapi (selebrasi, Red)
tidak berlebihan,” ucapnya. Dia mencontohkan PDIP yang tidak melakukan
selebrasi meski menjadi kampiun pemilu dua kali berturut-turut. ”Justru kami
melakukan evaluasi agar ke depan bisa lebih baik,” lanjut pria yang juga
menjabat Sekjen PDI Perjuangan tersebut.

Wakil Ketua Bidang Advokasi DPP Gerindra
Hendarsam Marantoko menjelaskan bahwa ketidakhadiran Prabowo dan Sandiaga bukan
tanpa alasan. Khususnya Prabowo. ”Karena memang ada agenda sebelumnya yang
sudah ditetapkan dan tidak bisa diganti atau diubah,” terangnya tanpa mau
menyebut agenda yang dimaksud. Lagi pula, secara hukum tidak ada kewajiban bagi
Prabowo untuk hadir.

“Kemungkinan besar Pak Prabowo akan datang
pada saat pelantikan,” tambahnya. Itu akan mengulang momen pada 2014. Menurut
Hendarsam, momen pelantikan tersebut lebih sakral. Yang dia bayangkan, Prabowo
akan hadir di pelantikan dan memberikan ucapan selamat secara resmi kepada
Jokowi-Ma’ruf.(jpc)

 

Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno
akhirnya memberikan ucapan selamat kepada Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin. Itu
adalah ucapan pertama mereka sejak coblosan pada 17 April lalu.

Ucapan selamat itu disampaikan Sandiaga melalui
video yang diunggah di akun Instagram pribadinya.

”Selamat bekerja, selamat menjalankan amanah
rakyat, selamat berjuang untuk terus mencapai cita-cita keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Sandiaga
setelah kemarin KPU menetapkan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai presiden-wakil
presiden terpilih periode 2019-2024. Sandi mengatakan, perjuangan tidak
berhenti sampai di sini. ”Berjuang untuk bangsa dan negara tidak harus selalu
di­lakukan dari dalam struktur pemerintahan,” lanjutnya. Ikhtiar mewujudkan
keadilan sosial bisa dilakukan dengan banyak cara. Yang terpilih akan memimpin
di pemerintahan, sedangkan yang tidak terpilih akan berperan sebagai mitra
penyeimbang untuk menjaga jalannya pemerintahan ke depan.

Sejak awal Sandiaga menganggap kompetisi bukan
permusuhan, apalagi perang total. Hanya, menjadi penyeimbang bukan berarti
tidak ingin bersama. ”Justru karena kita ingin bersama-sama menjaga kepentingan
negara,” tutur mantan Wagub DKI Jakarta itu. Apabila ada mekanisme saling cek,
kontrol, dan saling mengingatkan, dia yakin pemerintahan ke depan berjalan
dengan baik.

Sandiaga menambahkan, setelah ini seluruh
komponen bangsa harus kembali bersatu. Bekerja sama dan bahu-membahu untuk
memajukan bangsa. ”Perbedaan pilihan politik tidak harus membuat kita
bermusuhan,” katanya.

Sementara itu, penetapan Jokowi-Ma’ruf Amin
sebagai presiden-wakil presiden terpilih kemarin berlangsung dalam suasana
hangat. Jokowi dan Ma’ruf tiba di kantor KPU pukul 15.52 tanpa didampingi istri
masing-masing. Keduanya kompak mengenakan atasan putih. Mereka disambut
Komisioner KPU Hasyim Asy’ari dan Sekjen KPU Arif Rahman Hakim.

Di ruang rapat pleno di aula lantai 2,
Komisioner KPU Evi Novida Ginting membacakan berita acara penetapan presiden
dan Wapres terpilih. Dilanjutkan dengan pembacaan surat keputusan KPU yang
isinya menetapkan Jokowi-Ma’ruf sebagai presiden-wakil presiden terpilih. SK
tersebut lantas diserahkan kepada Jokowi-Ma’ruf.

Sayang, Prabowo dan Sandiaga tidak hadir dalam
acara itu. Sofa di samping Jokowi-Ma’ruf terlihat kosong. Momen akrab yang
seharusnya menjadi milik empat tokoh itu sedikit berubah. Yang hadir mewakili
Prabowo untuk menerima salinan SK adalah Kabid Advokasi DPP Partai Gerindra
Habiburrokhman. Setelah menerima salinan SK, dia mendatangi kursi Jokowi dan
Ma’ruf. Habiburrokhman mencium tangan Ma’ruf, dilanjutkan dengan menyalami
Jokowi.

Baca Juga :  Suasana dan Nuansanya Tak Tergantikan

Jokowi mengawali sambutannya setelah menerima
SK dengan mengucapkan terima kasih kepada para pemilihnya. Pemilih Jokowi-Ma’ruf
berjumlah 85.607.362 orang atau setara dengan 55,5 persen suara sah pilpres.
”Untuk melanjutkan tugas sejarah mengemban amanat pekerjaan (dari) rakyat,
membawa seluruh rakyat Indonesia menuju Indonesia maju,” ucapnya.

Dia menjanjikan upaya keras untuk melanjutkan
fondasi yang telah dibangun saat periode pertamanya bersama Wapres Jusuf Kalla.
Sekaligus mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara besar. ”Tidak bisa
dibangun oleh satu orang, dua orang, atau sekelompok orang,” lanjut mantan
pengusaha mebel asal Solo itu.

Jokowi mengajak semua pihak untuk ikut
mengambil peran dalam memajukan bangsa. Khususnya Prabowo dan Sandiaga. Dia
yakin keduanya adalah patriot yang menginginkan Indonesia semakin kuat, maju,
adil, dan makmur. Jokowi mengajak seluruh rakyat untuk berhenti berselisih atas
nama dukungan terhadap peserta pemilu. Dia mengakui perbedaan pilihan politik
tersebut memang sempat membelah rakyat. ”Kita harus bersatu kembali menjadi
Indonesia, negeri Pancasila yang mempersatukan kita semuanya,” ucap Jokowi.

Jokowi mengatakan, dirinya akan sangat bahagia
apabila Prabowo bersedia hadir dalam momen pelantikannya pada 20 Oktober
mendatang. Saat ini yang paling penting adalah melanjutkan kerja-kerja untuk
kepentingan negara dan rakyat Indonesia. ”Besok (hari ini, Red) kita masih
kerja,” katanya.

Hal serupa disampaikan kepada awak media yang
menanti dia di tenda di halaman KPU. ”Jangan sampai ada lagi antartetangga
tidak saling sapa, antarkawan tidak saling omong, karena kita adalah saudara
sebangsa dan setanah air,” ujar ayah tiga anak dan kakek dua cucu itu.

Senada, Ma’ruf juga mengajak rakyat untuk
berfokus pada perjalanan berikutnya. Yakni, bekerja bersama-sama mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dia juga mengajak masyarakat
untuk kembali rukun. ”Mari kita sambung kembali tali silaturahmi sebagai sesama
bangsa,” ucapnya. Sebab, banyak pekerjaan yang masih harus diselesaikan dan
memerlukan kebersamaan.

Ma’ruf juga menyatakan bahwa penetapan dirinya
dan Jokowi sebagai presiden dan Wapres terpilih adalah amanat dari rakyat
Indonesia. ”Amanah dan tanggung jawab ini kami terima dengan rida dan ikhlas,
dan kami berjanji untuk bekerja keras,” tambah mantan ketua umum MUI itu.

Baca Juga :  Blusukan di Mantangai ! Achmad Diran : Masyarakat Percaya Sugianto-Edy

Ketua KPU Arief Budiman menjelaskan, penetapan
tersebut merupakan perintah UU Pemilu dan turunannya. Termasuk peraturan KPU
tentang tahapan, program, dan jadwal Pemilu 2019. Juga tindak lanjut SK
penetapan hasil Pemilu 2019 yang diperkuat dengan putusan MK yang menolak
permohonan paslon 02.

Penetapan tersebut menandai selesainya tugas
KPU untuk sesi Pilpres 2019. Kini bola konstitusi telah dioper ke gedung MPR.
Jokowi dan Ma’ruf akan mengucapkan sumpah/janji sebagai presiden dan Wapres di
hadapan sidang paripurna MPR pada 20 Oktober mendatang. Setelah ini, KPU
melanjutkan tugas menghadapi sidang sengketa hasil pileg di MK.

Komisioner KPU Ilham Saputra menuturkan, SK
tersebut sekaligus merupakan usulan pelantikan presiden dan wakil presiden
kepada MPR. ”Mungkin kami akan buat surat pengantar kepada MPR untuk kemudian
proses pelantikannya diserahkan kepada mereka,” terangnya. Yang jelas, salah
satu syarat pelantikan adalah SK KPU tentang penetapan presiden dan Wapres
terpilih.

Sementara itu, Sekretaris Tim Kampanye
Nasional Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristiyanto, memastikan bakal ada selebrasi
setelah penetapan Jokowi-Ma’ruf sebagai pemimpin terpilih. Sebab, proses
pemilu, termasuk kampanye, berlangsung begitu lama. ”Tapi (selebrasi, Red)
tidak berlebihan,” ucapnya. Dia mencontohkan PDIP yang tidak melakukan
selebrasi meski menjadi kampiun pemilu dua kali berturut-turut. ”Justru kami
melakukan evaluasi agar ke depan bisa lebih baik,” lanjut pria yang juga
menjabat Sekjen PDI Perjuangan tersebut.

Wakil Ketua Bidang Advokasi DPP Gerindra
Hendarsam Marantoko menjelaskan bahwa ketidakhadiran Prabowo dan Sandiaga bukan
tanpa alasan. Khususnya Prabowo. ”Karena memang ada agenda sebelumnya yang
sudah ditetapkan dan tidak bisa diganti atau diubah,” terangnya tanpa mau
menyebut agenda yang dimaksud. Lagi pula, secara hukum tidak ada kewajiban bagi
Prabowo untuk hadir.

“Kemungkinan besar Pak Prabowo akan datang
pada saat pelantikan,” tambahnya. Itu akan mengulang momen pada 2014. Menurut
Hendarsam, momen pelantikan tersebut lebih sakral. Yang dia bayangkan, Prabowo
akan hadir di pelantikan dan memberikan ucapan selamat secara resmi kepada
Jokowi-Ma’ruf.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru