SALAH satu wisata andalan di kawasan Pantai Binaria, Lovina adalah Lumba-lumba. Hewan mamalia laut yang terkenal cerdas ini pun akan muncul pada pagi hari dari jam 06.00 wita hingga paling siang pukul 10.00 wita. Bersama kawanannya Lumba-lumna itu akan bermigrasi dari timur ke barat atau dari barat ke timur. Para wisatawan pun bila berkunjung ke Lovina tak kan pernah absen untuk menikmati pemandangan hewan laut ini.
Sebelum pandemi, wisata lumba-lumba ini sangat diminati. Puluhan perahu nelayan yang digunakan untuk mengantarkan wisatawan melihat lumba-lumba pun bertebaran di tengah laut. Namun beda halnya dengan situasi saat ini. Pandemi yang sudah satu tahun lebih menghantam sector pariwisata membuat kunjungan berkurang. Pun demikian pilihan untuk menikmati suasana pagi di tengah laut sembari melihat kawanan lumba-lumba bermigrasi masih eksis. Masih terlihat beberapa perahu nelayan yang menghantarkan wisatawan walau tak sebanyak sebelumnya.
Gorad, 52, salah satu pemandu perahu menyatakan, pemasukan pelaku pariwisata nampak menggelepar akibat pandemi. Pengunjung yang biasanya ratusan perharinya, kini hanya bisa dihitung dengan jari bahkan kosong sama sekali. “Kebetulan sekarang liburan, ya ada juga yang mau lihat dolphin. Biasanya hanya beberapa orang saja bahkan sepi tak ada orang,” ucap Gorad.
Agar pengunjung tetap dapat menikmati wisata lumba-lumba, maka ia pun menyiasati dengan menurunkan tariff sekali antar. Per orangnya ia kenakan harga Rp 50 ribu. “Sekarang kami turunkan harga, agar wisatawan tetap dapat melihat lumba-lumba. Seharusnya Rp 100 ribu per orang,” ungkapnya.
Sementara itu, Gede Surya, 23, asal Badung yang sengaja datang ke Lovina bersama pacarnya mengaku, dia ke Lovina terakhir dua tahun lalu sebelum Pandemi. Kini ia datang kembali karena hari libur dan rindu dengan suasana Lovina serta lumba-lumba. “Lihat lumba-lumba terakhir dua tahun lalu. Masih rame-rame jadi asyik. Nah tadi saya kangen lagi lihat doplhin, ya hanya beberapa perahu saja yang ke tengah laut,” ucapnya.