Nah saat makan dan
berkumpul bersama teman atau keluarga, justru bisa membuat seseorang lebih
bahagia. Efeknya, porsi makanan yang dimakan meningkat lebih banyak saat makan
bareng.
Dilansir dari NDTV,
Minggu (13/9), para ahli dari University of Birmingham memimpin tim peneliti di
Inggris dan Australia menemukan, seseorang akan makan lebih banyak saat bersama
teman dan keluarga daripada ketika makan sendirian. Fenomena ini dikenal
sebagai ‘fasilitasi sosial’.
Para ahli menemukan
bahwa makan ‘secara sosial’ memiliki dampak yang lebih kuat pada asupan
makanan. Ketua Penelitian Dr. Helen Ruddock, dari School of Psychology di
University of Birmingham menjelaskan, pihaknya menemukan, orang makan lebih
banyak saat makan dengan teman dan keluarga daripada sendirian atau bersama
seseorang yang baru dikenal.
Kesimpulan itu didapat
setelah mengevaluasi 42 studi penelitian. Terlebih, makan banyak ketika
berkumpul bersama teman atau keluarga itu sudah terjadi sejak dari zaman
leluhur kita. Tujuannya untuk menunjukkan keakraban dalam kelompok dengan
individu satu sama lain.
Peneliti selanjutnya
menjelaskan kebiasaan masyarakat ini seakan sejalan dengan filosofi kuno,
yakni saat pemburu biasa mengumpulkan makanan bersama untuk melindungi diri
dari kerawanan pangan. Mekanisme bertahan hidup ini mungkin masih berlaku di
dunia modern yang menyebabkan orang makan lebih banyak saat bersama teman dan
keluarga.
Dalam penelitian juga
mengungkapkan kebiasaan makan seseorang ketika sedang kencan. “Temuan dari
penelitian sebelumnya menunjukkan bukti saat perempuan makan bersama pria yang
mereka kagumi (berkencan) justru makan lebih sedikit untuk menghindari obesitas
dan jaga imej atau dihakimi karena makan berlebihan,†tambah Dr. Helen.(jpg)