28.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Hobi Yang Bisa Menjadi Bisnis

SOLO Volkswagen Club (SVC)
berdiri sejak 1987 dan masih eksis sampai saat ini. Membernya sebanyak 203
orang, dengan anggota aktif sebanyak 30-40 member. Mereka tak hanya pemilik
mobil Volkswagen (VW), penggemar mobil VW pun juga menjadi member SVC.

“Jumlah anggota kami
tidak berkurang. Bahkan terus bertambah. Karena regenerasi dari generasi tua ke
generasi muda. Jadi hobi ini mayoritas menurun ke anak-anaknya. Yang awalnya
ikut touring lama-lama jadi tertarik,” jelas Wakil Ketua SVC, Ryan Nanda
kepada Jawa Pos Radar Solo.

Ryan menyebut komunitas ini
terbuka bagi siapa pun yang memiliki ketertarikan dengan VW. Tidak perlu
memiliki mobil VW untuk bisa bergabung. Penggemar mobil VW pun bisa menjadi
member.

Baca Juga :  Survei: Separuh Konsumen Ingin Fashion Ramah Lingkungan Saat Pandemi

“Misalnya, dulu pernah
punya mobil VW. Tapi karena suatu hal harus dijual. Mereka tetap member kami.
Atau misalnya ada orang yang seneng sama mobil VW tapi belum punya. Juga tidak
apa-apa. Karena SVC ini keluarga baru,” sambungnya.

Ryan mengatakan banyak
member yang awalnya hobi kemudian berkembang menjadi bisnis. Tidak hanya
berbisnis mobil, tapi sekaligus lengkap dengan sparepart-nya. “Jadi kalau
butuh sparepart enggak perlu nyari kemana-mana. Cukup kontak sesama member,
kami pasti akan mencarikan sparepart yang dibutuhkan,” imbuhnya.

Mayoritas mobil VW yang dimiliki
member SVC adalah jenis Beetle atau VW Kodok dan VW Combi. Menurut Ryan, tren
peminat mobil VW klasik di Kota Bengawan cenderung meningkat. Terbukti dari
banyaknya Combi-Cafe yang beredar di kalangan pebisnis muda.

Baca Juga :  Bukan Lagi Kudapan Manis, Ini Nama Resmi Android Terbaru

“Kadang-kadang, karena
ini mobil langka. Kalau ada orang yang baru punya mobil VW pasti kami kepo.
Pengen tahu karena penasaran. Harganya berapa, bentuknya seperti apa,”
kelakarnya. (aya/adi) 

SOLO Volkswagen Club (SVC)
berdiri sejak 1987 dan masih eksis sampai saat ini. Membernya sebanyak 203
orang, dengan anggota aktif sebanyak 30-40 member. Mereka tak hanya pemilik
mobil Volkswagen (VW), penggemar mobil VW pun juga menjadi member SVC.

“Jumlah anggota kami
tidak berkurang. Bahkan terus bertambah. Karena regenerasi dari generasi tua ke
generasi muda. Jadi hobi ini mayoritas menurun ke anak-anaknya. Yang awalnya
ikut touring lama-lama jadi tertarik,” jelas Wakil Ketua SVC, Ryan Nanda
kepada Jawa Pos Radar Solo.

Ryan menyebut komunitas ini
terbuka bagi siapa pun yang memiliki ketertarikan dengan VW. Tidak perlu
memiliki mobil VW untuk bisa bergabung. Penggemar mobil VW pun bisa menjadi
member.

Baca Juga :  Survei: Separuh Konsumen Ingin Fashion Ramah Lingkungan Saat Pandemi

“Misalnya, dulu pernah
punya mobil VW. Tapi karena suatu hal harus dijual. Mereka tetap member kami.
Atau misalnya ada orang yang seneng sama mobil VW tapi belum punya. Juga tidak
apa-apa. Karena SVC ini keluarga baru,” sambungnya.

Ryan mengatakan banyak
member yang awalnya hobi kemudian berkembang menjadi bisnis. Tidak hanya
berbisnis mobil, tapi sekaligus lengkap dengan sparepart-nya. “Jadi kalau
butuh sparepart enggak perlu nyari kemana-mana. Cukup kontak sesama member,
kami pasti akan mencarikan sparepart yang dibutuhkan,” imbuhnya.

Mayoritas mobil VW yang dimiliki
member SVC adalah jenis Beetle atau VW Kodok dan VW Combi. Menurut Ryan, tren
peminat mobil VW klasik di Kota Bengawan cenderung meningkat. Terbukti dari
banyaknya Combi-Cafe yang beredar di kalangan pebisnis muda.

Baca Juga :  Bukan Lagi Kudapan Manis, Ini Nama Resmi Android Terbaru

“Kadang-kadang, karena
ini mobil langka. Kalau ada orang yang baru punya mobil VW pasti kami kepo.
Pengen tahu karena penasaran. Harganya berapa, bentuknya seperti apa,”
kelakarnya. (aya/adi) 

Terpopuler

Artikel Terbaru