FAUSTINUS Felicito Cakra
Wijaya datang ke Rumah Sakit Orthopedi dan Traumatologi (RSOT) Surabaya dengan
sedikit bad mood, Selasa (1/9). Ditemani mama-papanya, Clora Tri Juli Nugraheni
dan Fredy Wijayanto, bocah 2,5 tahun itu menjalani kontrol untuk kali kesekian.
Dia merupakan pasien yang
lahir dengan congenital talipes equinovarus (CTEV) atau kelainan bentuk
kompleks pada kaki karena hubungan abnormal antara tulang-tulang kaki. Masuk ke
ruang dokter ortopedi, dia mewek begitu mulai di-stretching.
â€Memang kadang anak-anak
begitu, ya. Makanya, mamanya mesti bawa perkakas slimuran,†ujar dr Anggita
Dewi SpOT yang menangani Cito, sapaan Faustinus, di ruang praktiknya. Clora
lantas tertawa mendengar ucapan Anggita. Dia setel video Tayo agar Cito tidak
mewek lagi. Dan, ternyata manjur. Bocah itu bisa lebih anteng saat sesi
stretching.
Anggita mengungkapkan, Cito
merupakan pasien yang sudah melalui dua fase terapi. Yakni, fase gips dan fase
sepatu 23 jam per hari. Sepatu yang dikenakan pun bukan sepatu biasa, melainkan
sepatu Dennis Brown Splint yang dibuat khusus untuk memudahkan kaki Cito yang
bengkok dalam berjalan. Sekaligus membantunya mengoreksi sudut kaki.
â€Kontrol rutin sebulan sekali
juga untuk follow up, melihat semua sudut kakinya masih dalam batas yang
bagus,†terang Anggita.
Alumnus spesialis ortopedi
Unair itu menuturkan, kedua sudut kaki diukur agar tidak mengira-ngira.
Hasilnya langsung diperlihatkan kepada orang tuanya. Untuk mengetahui update
ukuran sudut kaki terbaru dan kekurangan yang harus diusahakan lagi. Targetnya,
sudut keluar kaki berada di angka 60 derajat. Sementara itu, sudut ke atas kaki
adalah 20 derajat.
â€Keduanya harus tercapai.
Karena targetnya segitu. Maka, kuncinya adalah taat pakai sepatu dan disiplin
stretching yang benar di rumah,†imbuh perempuan 38 tahun tersebut.
Cito ditangani Anggita sejak
usia 1 tahun 3 bulan. Kedua kakinya bengkok atau masuk ke dalam dan jinjit.
Setelah digips, Cito sempat menjalani dua kali operasi tenotomi. Sebelum
akhirnya rutin mengenakan sepatu khusus. Empat bulan pertama, sepatu itu mesti
dikenakan 23 jam sehari. Terutama saat tidur.
Clora dan Fredy sendiri kerap
bahu-membahu melakukan stretching mandiri untuk Cito di rumah. â€Sebelumnya
diajari dulu sama dokter. Gantian saya sama suami kalau di rumah. Selonggarnya
dan sesering mungkin. Tapi sering enggak tega. Kalau anaknya nangis atau
berontak, nggak diterusin,†ujar Clora. Menurut dia, memiliki anak dengan CTEV
berarti mesti ekstratelaten. Namun, dia semringah karena perkembangan Cito
semakin pesat dari hari ke hari.(jpc)