25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Ongkowijoyo

Sunyi menderu dalam kerasnya
rindu

Menjejaki tanah batu meniti
kesementaraan waktu

Sepanjang pendakian mengusung
hati yang gelisah dilecut musim

Keletihan inikah yang menggiring
duka pada kesepian purba

Memaknai langkah-langkah gunung,
lembah-lembah agung

Di sini deru berlalu ke arah
telaga wungu

Di mana ribuan wahyu bersemedi,
di mana tangan-tangan sunyi

Menjelma bidari, mengusap jiwa
dan panas ubun-ubun bumi

Di sinikah namamu bersembunyi,
menjelma kubur prasasti

Perlahan kusibak kabut, kulucuti
dendam dan benci

Dari lengkung dadaku yang kelam
dan kemarau

Kurenangi sendang, kuilhami makna
comberan

Berteguk-teguk mimpi mengalir ke
ceruk sanubari

O, betapa luas padangmu
Ongkowijoyo

Berhektare-hektare riwayat tenggelam
dalam bokor kencono

Baca Juga :  Waduh! Meski Bodi Istri Kinyis-kinyis, Ternyata Kalah Saing dengan Jan

Menarik diri, menyapa biru
semesta

Bila namamu kusebut di sini,
langit sebentar luruh

Laut mendadak tumpah, bumi jiwamu
tiba bergetar dan patah

Dengan jiwa tengadah dan hati
tunduk pasrah

Kugenggam erat tanganmu yang
menjulur dari lorong waktu

Kurasakan kebekuan, kurasakan
dinginnya pertemuan

Betapa musim memisahkan bumi dan
anak-anak zaman.

Nglanggeran, 2015–2020

—

(ANGGA TRIO SANJAYA. Lahir di
Wonosari, Gunungkidul, pada 7 Juni 1991. Bergiat di komunitas “Jejak Imaji”
Jogjakarta. Mengajar di SMP Muhammadiyah 1 Gamping)

Sunyi menderu dalam kerasnya
rindu

Menjejaki tanah batu meniti
kesementaraan waktu

Sepanjang pendakian mengusung
hati yang gelisah dilecut musim

Keletihan inikah yang menggiring
duka pada kesepian purba

Memaknai langkah-langkah gunung,
lembah-lembah agung

Di sini deru berlalu ke arah
telaga wungu

Di mana ribuan wahyu bersemedi,
di mana tangan-tangan sunyi

Menjelma bidari, mengusap jiwa
dan panas ubun-ubun bumi

Di sinikah namamu bersembunyi,
menjelma kubur prasasti

Perlahan kusibak kabut, kulucuti
dendam dan benci

Dari lengkung dadaku yang kelam
dan kemarau

Kurenangi sendang, kuilhami makna
comberan

Berteguk-teguk mimpi mengalir ke
ceruk sanubari

O, betapa luas padangmu
Ongkowijoyo

Berhektare-hektare riwayat tenggelam
dalam bokor kencono

Baca Juga :  Waduh! Meski Bodi Istri Kinyis-kinyis, Ternyata Kalah Saing dengan Jan

Menarik diri, menyapa biru
semesta

Bila namamu kusebut di sini,
langit sebentar luruh

Laut mendadak tumpah, bumi jiwamu
tiba bergetar dan patah

Dengan jiwa tengadah dan hati
tunduk pasrah

Kugenggam erat tanganmu yang
menjulur dari lorong waktu

Kurasakan kebekuan, kurasakan
dinginnya pertemuan

Betapa musim memisahkan bumi dan
anak-anak zaman.

Nglanggeran, 2015–2020

—

(ANGGA TRIO SANJAYA. Lahir di
Wonosari, Gunungkidul, pada 7 Juni 1991. Bergiat di komunitas “Jejak Imaji”
Jogjakarta. Mengajar di SMP Muhammadiyah 1 Gamping)

Terpopuler

Artikel Terbaru