33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Perjuangan Pemulung di Masa Pandemi, Selalu Bersyukur Meski Rp600 Ribu

Perjuangan hidup
memang harus dilalui dengan panjang.  Keadaan
bukan menjadi suatu halangan. Begitulah yang harus dilakukan Minem, nenek 62
tahun yang telah 6 tahun lebih menggeluti pekerjaan sebagai pemulung barang
rongsok.

 

EDY BAHTIAR, PROKALTENG.CO

_____________

 

USIA bukan menjadi
alasan bagi Minem.  Bagaimana tidak?  Untuk menyambung hidupnya ia harus mengais
rejeki setiap harinya. Ya, botol plastik bekas menjadi sumber penghasilan
baginya.

Tak jarang untuk
mendapatkan barang bekas yang sudah tak layak pakai itu, ibu yang memiliki tiga
orang anak ini pun harus berkeliling menggunakan sepeda kayuh miliknya untuk mengumpulkan
barang-barang rongsok.

Panasnya terik
matahari, tak menyurutkan semangatnya dalam mengais pundi-pundi rupiah. Malu
tidak berlaku bagi Minem.  Baginya hanya
satu.  Yang penting hasil kerja kerasnya
dapat memenuhi kebutuhan dapur.

 

“Ya biasa
kalau ada botol (barang bekas, red) gitu saya ambil. Juga saya kumpulin, lalu
nanti kalau sudah terkumpul saya jual lagi ke pengepul nya,” katanya saat dibincangi
prokalteng.co, Sabtu (20/2).

Minem yang tinggal
di Jalan Lele ujung ini mengatakan, jika saat ini penghasilannya memang sangat pas-pasan.
Bahkan di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini, ia pun mengakui jika
penghasilan sebulan yang diperoleh dari barang rongsok yang terjual hanya Rp
600 ribu rupiah. Kendati demikian dirinya tetap merasa sangat bersyukur dengan
apa yang diperolehnya itu.

Baca Juga :  Penerima Vaksin Gratis Belum Fix, Prioritas Utama Tenaga Medis

Berbeda dengan
sebelumnya, bahwa penghasilan sebulan dirinya bisa sampai satu juta lebih. Bahkan
satu minggu menurutnya pernah sampai satu juta. Istri Supena (65) ini, pun sedikit
menceritakan kisah hidupnya. Dia dan suaminya ini, memang saling melengkapi. Bahkan
suami pun kerja serabutan. Namun karena faktor usia, akhirnya memutuskan hanya
ternak ayam di rumah.

“Iya, apa lagi
jaman sekarang apa-apa mahal. Kalau enggak rajin kerja ya kebutuhan enggak
kebeli dik. Sebelum Corona ini biasanya bisa sampai satu juta seminggu, kalau
sekarang ini hanya dapat 600 ribu saja. Itu pun sudah loyo kerjanya,”
ujarnya seraya mengaku tetap bersyukur.

Saat ditemui di
Jalan Tjilik Riwut Km. 5,5 itu, Minem pun terlihat sibuk satu per satu
mengumpulkan barang bekas.  Kulit tuanya
yang mulai mengeriput dan uban rambut yang tak mungkin sedikit, tak menyurutkan
niat usahanya itu. Hal itu dibuktikan dengan semangatnya yang kuat membawa
barang bekas di sepedanya.

Baca Juga :  Mengenang Markis Kido: Lucu, Gigih, dan Ngemong Pemain Muda

“Kalau
ngerongsok ini,  kadang sehari bisa dua
kali.  Capek dik, tadi aja saya masuk ke
parit oleh banyak rongsok tadi di situ. Ya kalau 600 ribu sebulan enggak cukup
untuk kebutuhan dapur. Makanya kadang juga sambil melihara ayam, jual sapu
untuk tambahan,” ujarnya.

 

Dari beberapa jenis
barang rongsok yang dicari dan dikumpulkan itu, ternyata gelas plastik dari air
mineral menjadi salah satu yang cukup mahal jika dijual. Menurut pengakuannya,
bisa sampai Rp5 ribu perkilonya. Hanya saja, barang jenis itu, saat ini memang
sudah mulai sulit didapatkan.

“Paling mahal
itu yang gelas Aqua dik. 5 ribu satu kilo. Tapi kalau sekarang, sebulan baru
dapat tiga kilo. Oleh mulai langka, kalau dulu kan banyak orang beracara
memakai itu. Sebenarnya Corona itu seperti apa sih dik?,”tandasnya.

Perjuangan hidup
memang harus dilalui dengan panjang.  Keadaan
bukan menjadi suatu halangan. Begitulah yang harus dilakukan Minem, nenek 62
tahun yang telah 6 tahun lebih menggeluti pekerjaan sebagai pemulung barang
rongsok.

 

EDY BAHTIAR, PROKALTENG.CO

_____________

 

USIA bukan menjadi
alasan bagi Minem.  Bagaimana tidak?  Untuk menyambung hidupnya ia harus mengais
rejeki setiap harinya. Ya, botol plastik bekas menjadi sumber penghasilan
baginya.

Tak jarang untuk
mendapatkan barang bekas yang sudah tak layak pakai itu, ibu yang memiliki tiga
orang anak ini pun harus berkeliling menggunakan sepeda kayuh miliknya untuk mengumpulkan
barang-barang rongsok.

Panasnya terik
matahari, tak menyurutkan semangatnya dalam mengais pundi-pundi rupiah. Malu
tidak berlaku bagi Minem.  Baginya hanya
satu.  Yang penting hasil kerja kerasnya
dapat memenuhi kebutuhan dapur.

 

“Ya biasa
kalau ada botol (barang bekas, red) gitu saya ambil. Juga saya kumpulin, lalu
nanti kalau sudah terkumpul saya jual lagi ke pengepul nya,” katanya saat dibincangi
prokalteng.co, Sabtu (20/2).

Minem yang tinggal
di Jalan Lele ujung ini mengatakan, jika saat ini penghasilannya memang sangat pas-pasan.
Bahkan di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini, ia pun mengakui jika
penghasilan sebulan yang diperoleh dari barang rongsok yang terjual hanya Rp
600 ribu rupiah. Kendati demikian dirinya tetap merasa sangat bersyukur dengan
apa yang diperolehnya itu.

Baca Juga :  Penerima Vaksin Gratis Belum Fix, Prioritas Utama Tenaga Medis

Berbeda dengan
sebelumnya, bahwa penghasilan sebulan dirinya bisa sampai satu juta lebih. Bahkan
satu minggu menurutnya pernah sampai satu juta. Istri Supena (65) ini, pun sedikit
menceritakan kisah hidupnya. Dia dan suaminya ini, memang saling melengkapi. Bahkan
suami pun kerja serabutan. Namun karena faktor usia, akhirnya memutuskan hanya
ternak ayam di rumah.

“Iya, apa lagi
jaman sekarang apa-apa mahal. Kalau enggak rajin kerja ya kebutuhan enggak
kebeli dik. Sebelum Corona ini biasanya bisa sampai satu juta seminggu, kalau
sekarang ini hanya dapat 600 ribu saja. Itu pun sudah loyo kerjanya,”
ujarnya seraya mengaku tetap bersyukur.

Saat ditemui di
Jalan Tjilik Riwut Km. 5,5 itu, Minem pun terlihat sibuk satu per satu
mengumpulkan barang bekas.  Kulit tuanya
yang mulai mengeriput dan uban rambut yang tak mungkin sedikit, tak menyurutkan
niat usahanya itu. Hal itu dibuktikan dengan semangatnya yang kuat membawa
barang bekas di sepedanya.

Baca Juga :  Mengenang Markis Kido: Lucu, Gigih, dan Ngemong Pemain Muda

“Kalau
ngerongsok ini,  kadang sehari bisa dua
kali.  Capek dik, tadi aja saya masuk ke
parit oleh banyak rongsok tadi di situ. Ya kalau 600 ribu sebulan enggak cukup
untuk kebutuhan dapur. Makanya kadang juga sambil melihara ayam, jual sapu
untuk tambahan,” ujarnya.

 

Dari beberapa jenis
barang rongsok yang dicari dan dikumpulkan itu, ternyata gelas plastik dari air
mineral menjadi salah satu yang cukup mahal jika dijual. Menurut pengakuannya,
bisa sampai Rp5 ribu perkilonya. Hanya saja, barang jenis itu, saat ini memang
sudah mulai sulit didapatkan.

“Paling mahal
itu yang gelas Aqua dik. 5 ribu satu kilo. Tapi kalau sekarang, sebulan baru
dapat tiga kilo. Oleh mulai langka, kalau dulu kan banyak orang beracara
memakai itu. Sebenarnya Corona itu seperti apa sih dik?,”tandasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru