33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kisah Bunyi Keranda dan Ambulan Jadi Pertanda Tamu Untuk Penggali Kubu

PROKALTENG.CO – Keheningan malam itu, diisi dengan perbincangan
yang cukup jauh tentang pengalaman Niki (34), selama menggeluti profesinya
sebagai penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Km 12 Jalan Tjilik Riwut,
Kota Palangka Raya.

Sebagai orang yang berprofesi
penggali kubur, Niki mengakui tak jarang hal yang janggal pun pernah dialaminya.
Mulai dari mimpi bertemu dengan sosok orang yang dimakamkan, sampai pernah
mendengar bunyi dari keranda mayat.

Saat ditemui tim prokalteng.co, Kamis (11/2/2021) malam,
pria kelahiran 1987 ini pun menyampaikan kesaksiannya, tentang bunyi keranda
tersebut.

“Biasanya kalau ada “tamu”
(orang meninggal, red), pernah juga seperti memberi tanda gitu, seperti bunyi ambulan dan suara dari keranda mayat
disitu,” kata Niki sambil menunjuk ambulan yang didalamnya juga ada
keranda mayat.

Sambil duduk di kursi depan mess
blok makam muslim, pria berperawakan kurus tinggi asal Kabupaten Sungai Hulu,
Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ini pun melanjutkan ceritanya.

Baca Juga :  Komitmen Orang Tua Menghindarkannya dari Tradisi Nikah Muda

Menurut pengalaman yang pernah
dia alaminya, dimana jika terdengar ada bunyi-bunyian dari keranda mayat
tersebut, maka bisa memberikan pertanda jika tidak lama atau beberapa hari
kemudian akan ada ‘tamu’ atau orang meninggal dunia yang akan dimakamkan.

“Ya kalau ada bunyi keranda gitu, biasa bisa ngasih tanda kalau
besok akan ada tamu (di pemakaman, red),” ujar Niki.

Pria yang hampir belasan tahun
menggeluti profesinya sebagai penggali kubur itu, sedikit menyampaikan tentang
istilah tamu yang dimaksud. Jelasnya, tamu itu adalah istilah untuk orang yang
sudah meninggal dunia atau jenazah yang akan dimakamkan.

“Ya untuk istilahnya itu
tamu,” sambungnya.

Malam semakin larut, dari depan
mess yang bertumpuk susunan keramik dan kayu itu, juga terlihat jelas makam
dilingkungan setempat, termasuk juga makam Covid-19.

Baca Juga :  Anak Desa Umpang Semangat Ikut Khitanan Massal Gratis

Meski tinggal dilingkungan
pemakaman, pria yang juga memiliki satu orang anak mengaku sudah terbiasa
dengan lingkungan sekitar, termasuk keheningan di malam hari alias sepi dan
jauh dari keramaian.

Lanjut ke cerita Niki, disela
berbagi cerita dengan tim proklateng.co
malam itu, pria yang tinggal dengan dua orang rekannya di mess tersebut
menyampaikan jika profesi sebagai penggali kubur yang digelutinya ini sudah
dimulai sejak tahun 2010 lalu. Dia pun mengatakan jika profesi yang saat ini
dijalani sampai saat ini ternyata juga turun temurun dari orang tuanya yang
juga berprofesi serupa di kampung halaman mereka.

“Ya begini kalau suasana
malam disini (sepi, red). Kalau saya emang udah lama bekerja gini, sudah
turunan juga karena orang tua saya juga bekerja penggali kubur,”
pungkasnya.

PROKALTENG.CO – Keheningan malam itu, diisi dengan perbincangan
yang cukup jauh tentang pengalaman Niki (34), selama menggeluti profesinya
sebagai penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Km 12 Jalan Tjilik Riwut,
Kota Palangka Raya.

Sebagai orang yang berprofesi
penggali kubur, Niki mengakui tak jarang hal yang janggal pun pernah dialaminya.
Mulai dari mimpi bertemu dengan sosok orang yang dimakamkan, sampai pernah
mendengar bunyi dari keranda mayat.

Saat ditemui tim prokalteng.co, Kamis (11/2/2021) malam,
pria kelahiran 1987 ini pun menyampaikan kesaksiannya, tentang bunyi keranda
tersebut.

“Biasanya kalau ada “tamu”
(orang meninggal, red), pernah juga seperti memberi tanda gitu, seperti bunyi ambulan dan suara dari keranda mayat
disitu,” kata Niki sambil menunjuk ambulan yang didalamnya juga ada
keranda mayat.

Sambil duduk di kursi depan mess
blok makam muslim, pria berperawakan kurus tinggi asal Kabupaten Sungai Hulu,
Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ini pun melanjutkan ceritanya.

Baca Juga :  Komitmen Orang Tua Menghindarkannya dari Tradisi Nikah Muda

Menurut pengalaman yang pernah
dia alaminya, dimana jika terdengar ada bunyi-bunyian dari keranda mayat
tersebut, maka bisa memberikan pertanda jika tidak lama atau beberapa hari
kemudian akan ada ‘tamu’ atau orang meninggal dunia yang akan dimakamkan.

“Ya kalau ada bunyi keranda gitu, biasa bisa ngasih tanda kalau
besok akan ada tamu (di pemakaman, red),” ujar Niki.

Pria yang hampir belasan tahun
menggeluti profesinya sebagai penggali kubur itu, sedikit menyampaikan tentang
istilah tamu yang dimaksud. Jelasnya, tamu itu adalah istilah untuk orang yang
sudah meninggal dunia atau jenazah yang akan dimakamkan.

“Ya untuk istilahnya itu
tamu,” sambungnya.

Malam semakin larut, dari depan
mess yang bertumpuk susunan keramik dan kayu itu, juga terlihat jelas makam
dilingkungan setempat, termasuk juga makam Covid-19.

Baca Juga :  Anak Desa Umpang Semangat Ikut Khitanan Massal Gratis

Meski tinggal dilingkungan
pemakaman, pria yang juga memiliki satu orang anak mengaku sudah terbiasa
dengan lingkungan sekitar, termasuk keheningan di malam hari alias sepi dan
jauh dari keramaian.

Lanjut ke cerita Niki, disela
berbagi cerita dengan tim proklateng.co
malam itu, pria yang tinggal dengan dua orang rekannya di mess tersebut
menyampaikan jika profesi sebagai penggali kubur yang digelutinya ini sudah
dimulai sejak tahun 2010 lalu. Dia pun mengatakan jika profesi yang saat ini
dijalani sampai saat ini ternyata juga turun temurun dari orang tuanya yang
juga berprofesi serupa di kampung halaman mereka.

“Ya begini kalau suasana
malam disini (sepi, red). Kalau saya emang udah lama bekerja gini, sudah
turunan juga karena orang tua saya juga bekerja penggali kubur,”
pungkasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru