26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dua Sengatan Buat Petugas Meringis Kesakitan

Mungkin banyak yang belum tahu. Petugas Pemadam
kebakaran tak hanya memadamkan api. Mereka juga menerima panggilan bagi warga
yang merasah diresahkan dengan keberadaan sarang lebah.

 

DENAR,
Palangka Raya

TELEPON pengaduan
milik Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Palangka Raya berdering. Sekitar pukul 15.05
WIB. Bergegas anggota piket mengangkat telepon itu. Namun, saat meletakkan
kembali gagang telepon, raut wajahnya menunjukkan ekspresi dingin. Ternyata
laporan yang diterima hanyalah soal keberadaan sarang lebah. Ekspresi itu tentu
berbeda tatkala menerima laporan adanya kebakaran.

Tak berselang lama, masuk lagi laporan
keberadan sarang lebah di perumahan. Total ada empat laporan pada hari itu, Selasa
(7/1). Petugas sempat kebingungan. Harus mendatangi empat lokasi.

Komandan Regu Damkar Kota Palangka Raya Sucipto
yang mendapat tugas langsung oleh Kepala Dinas Damkar Kota Palangka Raya Gloria
Aden, dengan sigap melaksanakan tugasnya. Bersama enam anggota melakukan survei
lokasi keberadaan sarang lebah yang dikeluhkan warga.

“Kami survei lokasi dan menyiapkan peralataan,”
ujarnya kepada Kalteng Pos.

Evakuasinya menunggu matahari terbenam. Dinilai
lebih optimal dibandingkan melakukan evakuasi saat siang atau sore hari. Berbahaya
bagi petugas. Bisa disengat tanpa aba-aba oleh lebah. Jika dilakukan malam
hari, kepekaan kawanan lebah terhadap musuh atau pengganggu menurun.

Baca Juga :  Resmikan PTSP, Diskusi, dan Pasar Murah

Sekitar pukul 18.00 WIB, tim Damkar Kota
Palangka Raya langsung menuju lokasi pertama, yaitu di area Bundaran Besar, tepatnya
depan Gedung Batang Garing. Empat petugas langsung menyiapkan alat, seperti baju
khusus pemadam, kelambu yang sudah dimodifikasi untuk penutup kepala dan badan,
lima botol pembasmi serangga, hingga tangga pemadam.

Dalam kondisi gelap gulita, dua petugas
langsung memanjat pohon kembang tanjung yang tingginya sekitar lima meter. Di
situlah bergantung gumpalan sarang lebah berjenis tawon ndas atau sering
disebut tabuan dalam bahasa lokal Kalteng.

Dengan cekatan petugas langsung membungkus
sarang lebah menggunakan kelambu sembari menyemprotkan cairan pembunuh
serangga.

Rindangnya ranting pohon cukup menyulitkan
proses evakuasi serangga yang terkenal dengan kekuatan sengatannya yang bisa
melumpuhkan orang dewasa ini. Bahkan di tengah proses evakuasi, satu anggota damkar
sempat mengibas pakaiannya. Setelah dicek, dua bekas sengatan lebah terlihat di
bagian dada dan lengan kiri. Ia meringis kesakitan.

“Entah dari mana masuknya, saya merasa ada
sesuatu dalam pakaian saya. Setelah beberapa detik, terasa sakit oleh
sengatan,” tutur petugas itu seraya memperlihatkan titik merah bekas sengatan.

 

Setelah memastikan kawanan lebah telah lumpuh oleh
racun serangga, selanjutnya petugas memotong dahan pohon tempat melekatnya
sarang lebah itu. Dievakuasi ke tempat yang aman. Usai membereskan urusan di
lokasi pertama, tim bergegas mendatangi lokasi berikutnya, yakni sebuah rumah di
Jalan G Obos induk.

Baca Juga :  Honorer Banting Setir Akibat Pandemi, Kini Kue Tradisional Ani Dinikma

 

Sebagai kepala tim yang menangani keluhan warga
terkait kebberadaaan sarang lebah, Sucipto mengingatkan warga agar jangan
sekali-kali meremehkan lebah. Jika sengatan lebah menyasar korban yang sedang dalam
kondisi lemah (daya tahan tubuh menurun), maka bisa berakibat fatal.

”Karena kekuatan sengatan lebah bisa membuat
orang pingsan, bahkan bisa mengakibatkan korban meninggal dunia,” bebernya.

Sementara itu, pemilik rumah yang terdapat
sarang lebah, Indri, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim Damkar Kota
Palangka Raya yang telah membantu membereskan sarang lebah di rumahnya.
Menurutnya, sarang lebah itu sudah bertahun-tahun bergantung di rumahnya. Karena
lebah itu menyerang anak lelakinya, ia pun langsung meminta bantuan damkar untuk
melakukan pembongkaran sarang lebah itu.

”Dahulu anak dan suami saya pernah disengat di bagian
kepala. Bahkan keduanya langsung demam dan dirujuk ke rumah sakit,” ungkapnya.

Proses pemusnahan terhadap sarang lebah di
empat lokasi itu dilakukan tim hingga larut malam. Meskipun jam tangan sudah
menunjukkan pukul 23.00 WIB, masih ada dua lokasi lagi yang belum ditangani
petugas malam itu. (ce/ram) 

Mungkin banyak yang belum tahu. Petugas Pemadam
kebakaran tak hanya memadamkan api. Mereka juga menerima panggilan bagi warga
yang merasah diresahkan dengan keberadaan sarang lebah.

 

DENAR,
Palangka Raya

TELEPON pengaduan
milik Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Palangka Raya berdering. Sekitar pukul 15.05
WIB. Bergegas anggota piket mengangkat telepon itu. Namun, saat meletakkan
kembali gagang telepon, raut wajahnya menunjukkan ekspresi dingin. Ternyata
laporan yang diterima hanyalah soal keberadaan sarang lebah. Ekspresi itu tentu
berbeda tatkala menerima laporan adanya kebakaran.

Tak berselang lama, masuk lagi laporan
keberadan sarang lebah di perumahan. Total ada empat laporan pada hari itu, Selasa
(7/1). Petugas sempat kebingungan. Harus mendatangi empat lokasi.

Komandan Regu Damkar Kota Palangka Raya Sucipto
yang mendapat tugas langsung oleh Kepala Dinas Damkar Kota Palangka Raya Gloria
Aden, dengan sigap melaksanakan tugasnya. Bersama enam anggota melakukan survei
lokasi keberadaan sarang lebah yang dikeluhkan warga.

“Kami survei lokasi dan menyiapkan peralataan,”
ujarnya kepada Kalteng Pos.

Evakuasinya menunggu matahari terbenam. Dinilai
lebih optimal dibandingkan melakukan evakuasi saat siang atau sore hari. Berbahaya
bagi petugas. Bisa disengat tanpa aba-aba oleh lebah. Jika dilakukan malam
hari, kepekaan kawanan lebah terhadap musuh atau pengganggu menurun.

Baca Juga :  Resmikan PTSP, Diskusi, dan Pasar Murah

Sekitar pukul 18.00 WIB, tim Damkar Kota
Palangka Raya langsung menuju lokasi pertama, yaitu di area Bundaran Besar, tepatnya
depan Gedung Batang Garing. Empat petugas langsung menyiapkan alat, seperti baju
khusus pemadam, kelambu yang sudah dimodifikasi untuk penutup kepala dan badan,
lima botol pembasmi serangga, hingga tangga pemadam.

Dalam kondisi gelap gulita, dua petugas
langsung memanjat pohon kembang tanjung yang tingginya sekitar lima meter. Di
situlah bergantung gumpalan sarang lebah berjenis tawon ndas atau sering
disebut tabuan dalam bahasa lokal Kalteng.

Dengan cekatan petugas langsung membungkus
sarang lebah menggunakan kelambu sembari menyemprotkan cairan pembunuh
serangga.

Rindangnya ranting pohon cukup menyulitkan
proses evakuasi serangga yang terkenal dengan kekuatan sengatannya yang bisa
melumpuhkan orang dewasa ini. Bahkan di tengah proses evakuasi, satu anggota damkar
sempat mengibas pakaiannya. Setelah dicek, dua bekas sengatan lebah terlihat di
bagian dada dan lengan kiri. Ia meringis kesakitan.

“Entah dari mana masuknya, saya merasa ada
sesuatu dalam pakaian saya. Setelah beberapa detik, terasa sakit oleh
sengatan,” tutur petugas itu seraya memperlihatkan titik merah bekas sengatan.

 

Setelah memastikan kawanan lebah telah lumpuh oleh
racun serangga, selanjutnya petugas memotong dahan pohon tempat melekatnya
sarang lebah itu. Dievakuasi ke tempat yang aman. Usai membereskan urusan di
lokasi pertama, tim bergegas mendatangi lokasi berikutnya, yakni sebuah rumah di
Jalan G Obos induk.

Baca Juga :  Honorer Banting Setir Akibat Pandemi, Kini Kue Tradisional Ani Dinikma

 

Sebagai kepala tim yang menangani keluhan warga
terkait kebberadaaan sarang lebah, Sucipto mengingatkan warga agar jangan
sekali-kali meremehkan lebah. Jika sengatan lebah menyasar korban yang sedang dalam
kondisi lemah (daya tahan tubuh menurun), maka bisa berakibat fatal.

”Karena kekuatan sengatan lebah bisa membuat
orang pingsan, bahkan bisa mengakibatkan korban meninggal dunia,” bebernya.

Sementara itu, pemilik rumah yang terdapat
sarang lebah, Indri, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim Damkar Kota
Palangka Raya yang telah membantu membereskan sarang lebah di rumahnya.
Menurutnya, sarang lebah itu sudah bertahun-tahun bergantung di rumahnya. Karena
lebah itu menyerang anak lelakinya, ia pun langsung meminta bantuan damkar untuk
melakukan pembongkaran sarang lebah itu.

”Dahulu anak dan suami saya pernah disengat di bagian
kepala. Bahkan keduanya langsung demam dan dirujuk ke rumah sakit,” ungkapnya.

Proses pemusnahan terhadap sarang lebah di
empat lokasi itu dilakukan tim hingga larut malam. Meskipun jam tangan sudah
menunjukkan pukul 23.00 WIB, masih ada dua lokasi lagi yang belum ditangani
petugas malam itu. (ce/ram) 

Terpopuler

Artikel Terbaru