31.1 C
Jakarta
Saturday, October 25, 2025

Penuh Makna, Acara Adat Pernikahan Deden–Bunga Berlangsung Sakral

SUASANA sakral dan khidmat menyelimuti prosesi pernikahan adat Dayak antara Deden Wigustianto dan Bunga Aulia Kinanty Kiai Demak yang digelar di Adat Betang Jalan D.I. Panjaitan, Palangka Raya, Sabtu (25/10/2025).

Acara diawali dengan penandatanganan saksi pernikahan adat oleh para Ketua Adat dan tokoh masyarakat Dayak, sebagai tanda sahnya ikatan kedua mempelai secara adat.

Prosesi kemudian dilanjutkan dengan tampung tawar adat Dayak, sebagai ungkapan doa restu dan harapan agar rumah tangga pasangan baru ini selalu dilimpahi berkah dan keselamatan.

Rangkaian acara berlanjut dengan penarikan tujuh helai janur, yang melambangkan keseimbangan dan keharmonisan dalam menjalani kehidupan bersama.

Setelah itu, kedua mempelai melakukan suapan bubur merah, disusul dengan suapan punud inti kelapa dari kedua orang tua, sebuah simbol restu dan doa agar keduanya senantiasa kuat, bersatu, dan saling melengkapi dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Baca Juga :  Kisah Pilu Sopir Pejabat yang Tidur di Pom Bensin saat Atasannya Berkencan

Menariknya, di akhir prosesi disediakan 40 kue tradisional yang dibagikan kepada seluruh tamu undangan.

Sebelum dibagikan, kedua mempelai terlebih dahulu menyentuh kue-kue tersebut sebagai simbol pemberkatan, menandai berakhirnya rangkaian upacara adat dengan penuh sukacita.(afa/kpg)

 

SUASANA sakral dan khidmat menyelimuti prosesi pernikahan adat Dayak antara Deden Wigustianto dan Bunga Aulia Kinanty Kiai Demak yang digelar di Adat Betang Jalan D.I. Panjaitan, Palangka Raya, Sabtu (25/10/2025).

Acara diawali dengan penandatanganan saksi pernikahan adat oleh para Ketua Adat dan tokoh masyarakat Dayak, sebagai tanda sahnya ikatan kedua mempelai secara adat.

Prosesi kemudian dilanjutkan dengan tampung tawar adat Dayak, sebagai ungkapan doa restu dan harapan agar rumah tangga pasangan baru ini selalu dilimpahi berkah dan keselamatan.

Rangkaian acara berlanjut dengan penarikan tujuh helai janur, yang melambangkan keseimbangan dan keharmonisan dalam menjalani kehidupan bersama.

Setelah itu, kedua mempelai melakukan suapan bubur merah, disusul dengan suapan punud inti kelapa dari kedua orang tua, sebuah simbol restu dan doa agar keduanya senantiasa kuat, bersatu, dan saling melengkapi dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Baca Juga :  Kisah Pilu Sopir Pejabat yang Tidur di Pom Bensin saat Atasannya Berkencan

Menariknya, di akhir prosesi disediakan 40 kue tradisional yang dibagikan kepada seluruh tamu undangan.

Sebelum dibagikan, kedua mempelai terlebih dahulu menyentuh kue-kue tersebut sebagai simbol pemberkatan, menandai berakhirnya rangkaian upacara adat dengan penuh sukacita.(afa/kpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru