Berkat dedikasi, konsistensi, dan pengabdiannya pada pengelolaan sampah dan lingkungan secara berkelanjutan, Farliani Hijriani berhasil mendapatkan penghargaan Women Award 2025.
Pengabdian Farliani Hijriani terhadap lingkungan ternyata sudah berlangsung hampir 20 tahun sampai sekarang. Dia memiliki kepedulian terhadap sampah dan lingkungan sejak tahun 2007 silam saat masih duduk di bangku SMP.
Saat itu, dia dipercaya menjadi delegasi dalam workshop Stop Global Warming. Pengalaman ini ternyata memberikan pembelajaran berharga untuknya dan menjadi fondasi untuk perjalanan panjang dalam upaya pelestarian lingkungan.
Sejak usia muda, Farliani mulai menerapkan prinsip Reduce, Reuse, dan Recycle (3R) dalam kehidupan sehari-hari. Seiring berjalannya waktu, prinsip tersebut kemudian berkembang menjadi gaya hidup mindful dan berkelanjutan yang terus dia latih secara bertahap dan konsisten.
Memasuki dunia kampus, kiprahnya jadi semakin nyata. Farliani Hijriani aktif di Agreecultural Green Movement Forum sekaligus menjadi penggerak kegiatan pemilahan sampah di lingkungan kampus dan kos mahasiswa.
Tak hanya di dunia pendidikan, dia juga terjun langsung ke masyarakat untuk menumbuhkan kebiasaan bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan agar tidak lagi menjadi beban bagi lingkungan.
Di tengah keterbatasan fasilitas di mana pengelolaan sampah masih sering tercampur pada saat itu, Farliani Hijriani sudah memiliki kebiasaan memilah sampah dan mendorong lingkungan sekitar untuk memiliki kebiasaan serupa.
“Ala bisa karena biasa. Practice goes perfect,” ungkap Farliani Hijriani terkait prinsip yang dia pegang teguh, dalam keterangannya.
Dengan niat yang kuat dan ikhtiar yang sungguh-sungguh, dia yakin selalu ada jalan menuju perubahan.
Dia pun memiliki obsesi besar untuk mengubah kebiasaan masyarakat dalam hal pengelolaan sampah. Dimanapun dia berada, Farliani selalu berupaya meninggalkan jejak kebaikan dengan memfasilitasi masyarakat sekitar agar melakukan daur ulang sampah.
Dia bekerja sama dengan petugas kebersihan, menyetor sampah ke drop box di lokasi tertentu, hingga mengubah pola pikir masyarakat. Sampah bukan sekedar sesuatu yang menjijikkan dan harus dihindari, melainkan sesuatu yang harus dijaga agar tidak menjijikkan melalui pemilahan yang ketat antara sampah basah dan kering.
Dia membangun gerakan untuk mengurangi sampah dengan menggunakan barang yang dapat dipakai berkali-kali,memilih dan memilah sampah, hingga mendistribusikan sampah supaya bisa didaur ulang. Selain itu, dia juga terlibat dalam proses pengomposan sampah.
Meski begitu, Farliani menyadari ada jenis sampah yang tidak bernilai dan berpotensi menjadi beban lingkungan. Kesadaran ini yang kemudian memotivasinya untuk mencari solusi yang lebih menyeluruh dan berdampak luas.
Melalui PT Bintang Sakera Abadi, Farliani mendorong hadirnya teknologi pengelolaan dan pengolahan sampah terpadu yang terintegrasi dengan berbagai elemen. Mulai dari pemerintah, perusahaan, hingga masyarakat.
Visi besarnya adalah memastikan tidak ada sampah yang terabaikan, tidak hanya di rumah atau lingkungannya sendiri, tapi juga dalam skala yang lebih besar.
Selain itu, Farliani juga aktif bergerak di hulu dengan membina Komunitas JAGA, menularkan cinta lingkungan sekaligus melahirkan perempuan Indonesia yang mandiri melalui konsep Eco-Preneur.
Di tahap tengah, dia membangun sinergi dengan transportasi untuk transportasi sampah terpilah. Sementara di hilir, dia fokus pada penuntasan pengolahan sampah melalui teknologi maju yang ramah lingkungan.(jpc)


