John Wick: Chapter 3 – Parabellum resmi dirilis, Rabu (15/5). Film karya sutradara Chad Stahelski itu menceritakan John Wick (Keanu Reeves) yang kali ini jadi buruan para pembunuh bayaran. Siapa pun yang berhasil membunuh Wick akan mendapat hadiah uang USD 14 juta (setara Rp 203 triliun).
Dari sekian orang banyak yang ingin membunuh Wick, ada dua shinobi yang tergabung dalam sebuah organisasi Jepang. Meski demikian, mereka adalah orang Indonesia. Yakni, Cecep Arif Rahman (shinobi 1) dan Yayan Ruhian (shinobi 2). Keduanya siap merenggut nyawa Wick dengan senjata dan kemampuan bertarung mereka.
Porsi kemunculan Yayan dan Cecep bisa dibilang cukup banyak. Bahkan, mereka muncul di trailer meskipun cuma dua detik. Tepatnya pada menit ke 1:51. Peran keduanya di film pun cukup penting.
Di luar porsi kemunculan atau kepentingan peran, ada hal lain yang membuat kedua aktor bangga. ”Kami bisa mengenalkan Indonesia ke level yang lebih tinggi,” kata Yayan saat jumpa pers Selasa malam (14/5) di XXI Plaza Indonesia.
Pertama, penggunaan bahasa Indonesia. Misalnya, sampai jumpa. Itu mereka ucapkan bahkan ketika beradegan dengan Reeves. Menurut Yayan, penggunaan bahasa Indonesia dicetuskan Stahelski dan Reeves.
Saat adegan bertarung dengan Reeves, ada jeda diam. Sang sutradara dan aktor utama lantas meminta keduanya mengucapkan bahasa Indonesia. Stahelski membuat kalimat dalam bahasa Inggris. Selanjutnya, Yayan dan Cecep menerjemahkannya.
Budaya kedua yang ditampilkan Yayan-Cecep adalah pencak silat. Mereka memang sudah punya nama di bidang bela diri asli Indonesia itu. Saat adegan bertarung, dua bintang Star Wars: The Force Awakens tersebut memasukkan unsur gerakan silat pada koreografi mereka.
Yayan dan Cecep tak sulit melakukannya. Selain berpengalaman mengajar pencak silat, keduanya sering terlibat dalam berbagai film sebagai koreografer laga. ”Dari tim John Wick, sudah ada koreografinya. Tinggal kami gabung dengan gerakan silat,” jelas Cecep.
Terakhir, ada senjata khas Indonesia yang digunakan kedua shinobi. Yakni, kerambit. Penggunaan senjata itu juga diusulkan Stahelski. Saat menjelaskan konsep film awal tahun lalu via Skype, dia meminta Yayan dan Cecep untuk memilih senjata khas Indonesia. Keduanya pun kompak memilih kerambit karena bentuknya yang unik dan jarang terekspos.
Budaya Indonesia yang diangkat Yayan-Cecep pun mendapat apresiasi dari kru film. Bahkan, pada waktu luang, Reeves sering meminta masukan kepada Yayan dan Cecep. ”Dia humble banget dan asyik diajak kerja sama,” ungkap Cecep.
Cecep dan Yayan punya pengalaman berkesan lainnya saat menjalani syuting pada Juni tahun lalu itu. Keduanya mengaku sebagai penggemar Reeves dan John Wick. Jadi, ketika ditawari bermain di John Wick: Chapter 3, mereka langsung mengiyakan.
”Pertama ketemu Reeves, saya bilang, ‘Ini seperti mimpi’,” seloroh Yayan yang mempraktikkan silat jurus harimau saat adegan bertarung dengan Reeves.
Di sisi lain, pengalaman Cecep cukup menyakitkan. Dia harus rela dibanting Reeves saat adegan bertarung. Beberapa kali, pula. Namun, meski sedikit linu, dia tak mempermasalahkannya. ”Anggap aja rezeki bisa main bareng dia. Haha..,” ujarnya. (len/c18/nda)