26.3 C
Jakarta
Tuesday, April 15, 2025

Sutradara Film JUMBO Ternyata Stand-up Komedian, Ini Profil Lengkapnya

SIAPA sangka, di balik suksesnya film animasi Indonesia JUMBO yang kini sedang ramai diperbincangkan, ada sosok kreatif dengan perjalanan karier yang tak biasa.

Ryan Adriandhy. Nama ini mungkin familiar bagi sebagian orang, terutama penikmat stand-up comedy.

Ryan Adriandhy bukan hanya sutradara animasi, tapi juga pemenang pertama ajang Stand Up Comedy Indonesia musim perdana.

Lahir di Jakarta pada 15 Juni 1990, Ryan kecil sudah akrab dengan dunia visual dan cerita.

Sebagai anak tunggal yang dekat dengan sepupu-sepupunya, ia mengenal komik sejak dini dan langsung jatuh hati.

Ia mulai belajar menggambar secara otodidak dari majalah anak-anak seperti Bobo, tanpa pendidikan formal di bidang seni pada masa itu.

Meskipun namanya pertama kali melejit lewat panggung stand-up dan kemudian tampil di serial komedi Malam Minggu Miko bersama Raditya Dika, impian masa kecil Ryan sejatinya bukan dunia hiburan panggung, melainkan dunia animasi.

Baca Juga :  Lucinta Luna Pamer Tubuh Langsing, Warganet; Baby Octopus-nya mana?

Keseriusannya dibuktikan dengan langkah besar: Ryan menempuh pendidikan S2 di Rochester Institute of Technology, Amerika Serikat, dengan fokus pada film dan animasi.

Di sana, ia menciptakan film pendek Prognosis yang bukan hanya sekadar proyek akhir kuliah, tapi juga berhasil membawanya meraih Piala Citra di Festival Film Indonesia 2020 untuk kategori Film Animasi Pendek Terbaik.

Selepas kuliah, Ryan kembali ke Tanah Air dan bergabung dengan Visinema Animation.

Lewat berbagai proyek, ia terus mengasah kemampuannya hingga akhirnya dipercaya menyutradarai film panjang animasi JUMBO.

Kini, JUMBO bukan hanya mendapat sambutan hangat, tapi juga disebut sebagai salah satu film animasi lokal paling sukses sepanjang sejarah bioskop Indonesia.

Baca Juga :  Gara-gara ini, Nagita Slavina Dibuat Melayang

Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa mimpi masa kecil, jika terus diperjuangkan, bisa benar-benar menjadi nyata—bahkan setelah ditolak berkali-kali oleh studio besar dunia seperti Disney dan Pixar.

Ryan Adriandhy adalah contoh nyata bahwa jalur karier tidak harus lurus.

Passion, jika terus dijaga dan diberi ruang untuk tumbuh, bisa membawa kita ke tempat yang tak pernah kita bayangkan.(jpg)

SIAPA sangka, di balik suksesnya film animasi Indonesia JUMBO yang kini sedang ramai diperbincangkan, ada sosok kreatif dengan perjalanan karier yang tak biasa.

Ryan Adriandhy. Nama ini mungkin familiar bagi sebagian orang, terutama penikmat stand-up comedy.

Ryan Adriandhy bukan hanya sutradara animasi, tapi juga pemenang pertama ajang Stand Up Comedy Indonesia musim perdana.

Lahir di Jakarta pada 15 Juni 1990, Ryan kecil sudah akrab dengan dunia visual dan cerita.

Sebagai anak tunggal yang dekat dengan sepupu-sepupunya, ia mengenal komik sejak dini dan langsung jatuh hati.

Ia mulai belajar menggambar secara otodidak dari majalah anak-anak seperti Bobo, tanpa pendidikan formal di bidang seni pada masa itu.

Meskipun namanya pertama kali melejit lewat panggung stand-up dan kemudian tampil di serial komedi Malam Minggu Miko bersama Raditya Dika, impian masa kecil Ryan sejatinya bukan dunia hiburan panggung, melainkan dunia animasi.

Baca Juga :  Lucinta Luna Pamer Tubuh Langsing, Warganet; Baby Octopus-nya mana?

Keseriusannya dibuktikan dengan langkah besar: Ryan menempuh pendidikan S2 di Rochester Institute of Technology, Amerika Serikat, dengan fokus pada film dan animasi.

Di sana, ia menciptakan film pendek Prognosis yang bukan hanya sekadar proyek akhir kuliah, tapi juga berhasil membawanya meraih Piala Citra di Festival Film Indonesia 2020 untuk kategori Film Animasi Pendek Terbaik.

Selepas kuliah, Ryan kembali ke Tanah Air dan bergabung dengan Visinema Animation.

Lewat berbagai proyek, ia terus mengasah kemampuannya hingga akhirnya dipercaya menyutradarai film panjang animasi JUMBO.

Kini, JUMBO bukan hanya mendapat sambutan hangat, tapi juga disebut sebagai salah satu film animasi lokal paling sukses sepanjang sejarah bioskop Indonesia.

Baca Juga :  Gara-gara ini, Nagita Slavina Dibuat Melayang

Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa mimpi masa kecil, jika terus diperjuangkan, bisa benar-benar menjadi nyata—bahkan setelah ditolak berkali-kali oleh studio besar dunia seperti Disney dan Pixar.

Ryan Adriandhy adalah contoh nyata bahwa jalur karier tidak harus lurus.

Passion, jika terus dijaga dan diberi ruang untuk tumbuh, bisa membawa kita ke tempat yang tak pernah kita bayangkan.(jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru