Tersangka di Austria telah ditangkap bersama seorang pemuda berusia 17 tahun dikarenakan telah merencanakan serangan terror bom menjelang konser penyanyi Taylor Swift.
Dilansir dari The Guardian, Jum’at (9/8), pihak berwenang mengatakan mereka punya alasan untuk percaya bahwa salah satu konser Swift menjadi target dan menepis laporan media tentang masih adanya tersangka yang berkeliaran.
“Tersangka berusia 19 tahun itu bermaksud baik hari ini atau besok untuk bunuh diri dan kerumunan besar orang,” kata kepala perlindungan negara dan intelijen di kementerian dalam negeri Austria, Omar Haijawi-Pirchner, dalam sebuah konferensi pers.
Taylor Swift sendiri belum mengomentari pembatalan tersebut, Tur Eras yang akan diadakan di stadion Ernst Happel pada Kamis, Jumat, dan Sabtu diperkirakan akan menarik lebih dari 170.000 orang, dengan 20.000 penggemar lainnya berkumpul di luar.
Media Austria mengatakan tidak ada rencana untuk menggelar pertunjukan di kemudian hari, para penggemar akan menerima pengembalian uang untuk tiket, kata penyelenggara.
Menteri Dalam Negeri Austria, Gerhard Karner, mengatakan kepada wartawan bahwa pemuda berusia 19 tahun itu, yang tidak memiliki tiket konser Swift, telah mengaku merencanakan serangan bunuh diri di luar stadion.
Karner mengatakan, zat kimia ditemukan saat penggeledahan di rumah pemuda berusia 19 tahun itu, dimana sang tersangaka telah menyatakan kesetiaannya kepada kelompok jihad radikal ISIS hingga mengunggahnya di aplikasi pesan daring Telegram pada awal Juli.
Pemuda berusia 19 tahun itu diduga mencuri bahan kimia TATP dari mantan majikannya, sebuah perusahaan pengerjaan logam lokal dengan tujuan membuat bahan peledak.
Ia berhenti dari pekerjaannya pada 25 Juli, dan dilaporkan mengatakan, “Saya sedang merencanakan sesuatu yang besar.”Ia juga menimbun pisau, parang, selongsong peluru kosong, uang palsu, dan lampu polisi biru yang berkedip-kedip, mungkin untuk mendapatkan akses ke lokasi serangan, kata pihak berwenang.(jpc)