PARA penggemar seri game RPG Final Fantasy masih
dibuai oleh keapikan Final Fantasy VII Remake yang rilis pada 10 April lalu.
Lebih dari sekadar sensasi nostalgia, FF VII Remake juga menawarkan gameplay
yang sama sekali baru dan diterima dengan positif oleh kebanyakan gamer.
Selain gameplay, kekuatan utama dari FF VII
Remake terletak pada penokohan dan desain para karakternya yang berhasil
dieksekusi dengan sangat baik. Dari sederet tokoh ikonik yang pernah muncul
pada game pendahulunya 23 tahun silam di platform Playstation generasi pertama
(PSX), ada dua nama yang kehadirannya sangat ditunggu-tunggu: Tifa Lockhart dan
Aerith Gainsborough.
Bagi yang mengikuti atau pernah memainkan FF
VII di PSX, Tifa dan Aerith tentunya sudah tidak asing lagi. Keduanya
digambarkan sebagai sosok wanita cantik dengan karakter yang bertolak belakang:
Tifa adalah sosok gadis baik hati dan lembut namun punya kekuatan dan kemampuan
bertarung luar biasa, sementara Aerith merupakan gadis periang nan genit dengan
ilmu sihir mumpuni.
Dalam FF VII, karakter keduanya sudah bisa
tergambar cukup baik meski masih dalam tampilan pixelated dan belum
melibatkan pengisi suara di dalamnya. Di FF VII Remake yang rilis secara
eksklusif untuk Playstation 4 (PS4), Tifa dan Aerith boleh dibilang sukses
membuat para fans kepincut. Selain karena tampilan grafis yang sudah mumpuni,
kehadiran pengisi suara keduanya juga sukses membuat karakter kedua gadis yang
‘memperebutkan’ tokoh sentral Cloud Strife itu semakin hidup.
Adalah Britt Baron dan Briana White, dua
pengisi suara yang sukses menjalankan tugas mereka dengan sangat baik. Didapuk
untuk mengisi dua karakter perempuan bersejarah di dunia Final Fantasy,
keduanya mengaku sangat puas dan bersyukur para fans sangat senang dengan
penjiwaan mereka.
Romansa Tanpa Romantisasi
Baron, pengisi suara Tifa, menuturkan bahwa ia
cukup banyak melakukan riset di internet untuk bisa menyatu dengan karakter
bartender di bar Seventh Heaven tersebut. Salah satu topik yang menarik
perhatiannya adalah kisah asmara cinta segitiga antara Tifa, Aerith dan Cloud.
Perdebatan ini sendiri memang bukan hal baru di
kalangan fans seluruh dunia. Meskipun tidak terlalu menjadi sorotan utama dalam
keseluruhan kisah FF VII, namun romansa antara ketiga tokoh tersebut harus
diakui menjadi bumbu cerita yang menarik untuk dibahas. Ibarat film Si
Doel Anak Sekolahan, Cloud ibarat Bang Doel yang dihadapkan kepada keputusan
berat untuk memilih Sarah atau Zaenab.
“Di internet, banyak sekali Tim Tifa dan Tim
Aerith. Mereka memperdebatkan siapa yang lebih layak menjadi kekasih hati Cloud
Strife. Jadi, aku awalnya berpikir bahwa aku harus memerankan karakter yang
sedang berada di tengah kompetisi asmara,†ujar Baron seperti
dilansir Gizmodo.
Namun, lewat riset mendalam, Baron akhirnya
memahami bahwa baik Tifa maupun Aerith adalah dua sosok perempuan tangguh yang
bersedia menjadi support system bagi Cloud dan para karakter lainnya.
Ia juga mensyukuri bahwa dalam FF VII Remake, Tifa dan Aerith lebih banyak
digambarkan sebagai sepasang sahabat ketimbang pesaing.
“Jika aku
harus memerankan Tifa yang berjuang setengah mati mengambil hati Cloud, mungkin
aku akan kecewa. Tapi pada akhirnya aku senang sekali karena karakter Tifa
maupun Aerith yang sesungguhnya sebagai dua perempuan hebat yang tetap bisa
bekerjasama dengan baik meski menyukai pria yang sama,†ujar Baron.