24 C
Jakarta
Wednesday, December 31, 2025

Wanagiri ke Pasar Premium, Perjuangan Ibu-Ibu Bali Mengangkat Kopi Lokal Berkat AURA BRI

DENPASAR – Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember tak sekadar menjadi simbol penghormatan bagi perempuan. Di Desa Wanagiri, Buleleng, Bali, momen ini terasa nyata lewat kiprah ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Sari Amerta Giri. Dari kebun kopi di dataran tinggi, mereka membuktikan perempuan desa mampu mandiri, berdaya, dan menggerakkan ekonomi lewat usaha kopi lokal.

Berangkat dari potensi alam Wanagiri yang berada di ketinggian 800–1.200 meter di atas permukaan laut, KWT Sari Amerta Giri menjadikan kopi sebagai komoditas utama. Wilayah ini dikenal subur untuk budidaya kopi robusta dan arabika. Potensi itulah yang ditangkap Ketua KWT Sari Amerta Giri, Ni Nyoman Budiani, untuk mengembangkan usaha bersama para ibu di desanya.

“Kopi dipilih karena memang jadi potensi unggulan Desa Wanagiri. Di sini ada kopi robusta dan arabika. Awalnya kami fokus dulu ke robusta, lalu berkembang ke arabika,” ujar perempuan yang akrab disapa Ani.

Tak berhenti pada kopi bubuk, KWT Sari Amerta Giri juga mengembangkan beragam produk olahan lain. Mulai dari ekstrak jahe, jamu kunyit asam, keripik, hingga roti berbahan dasar talas. Inovasi terus dilakukan dengan menghadirkan dodol kopi serta minuman fermentasi khas yang dikenal sebagai wine kopi.

Kelompok ini lahir dari latar belakang yang sama, yakni perempuan desa yang sehari-hari bekerja sebagai petani. Saat berdiri, KWT Sari Amerta Giri hanya beranggotakan 12 orang dengan kemampuan dan pengalaman yang beragam. Namun, kesamaan nasib dan semangat untuk maju bersama menjadi modal utama mereka.

Baca Juga :  Holding Ultra Mikro BRI Group, Keberpihakan BUMN Pada Ekonomi Kerakyatan

Tantangan di awal usaha tidak ringan. Selain keterbatasan modal, minimnya pengetahuan soal pengolahan dan pemasaran kopi juga menjadi kendala. Ani menuturkan, saat itu kelompoknya belum mendapatkan pendampingan yang memadai. Pandangan sebelah mata terhadap perempuan desa pun masih kerap dirasakan.

“Waktu itu KWT sudah ada, tapi belum banyak yang mendampingi. Pengetahuan soal usaha kopi juga minim, dan perempuan desa masih sering diremehkan,” kenangnya.

Electronic money exchangers listing

Alih-alih patah semangat, Ani justru menjadikan kondisi itu sebagai pemacu. Ia aktif membawa nama Desa Wanagiri ke berbagai kesempatan dan terus memperkenalkan kopi arabika Buleleng ke luar daerah.

Tumbuh Lewat Dukungan Program AURA BRI Peduli

Perjalanan KWT Sari Amerta Giri semakin menemukan titik terang setelah mendapatkan pendampingan dari BRI melalui Program Aspire to Uplift, Revive, and Achieve (AURA). Lewat program ini, kelompok perempuan tersebut menerima berbagai bantuan peralatan usaha, mulai dari mesin espresso lengkap dengan grinder, freezer, showcase pendingin, hingga cool box.

Peralatan tersebut sangat membantu pengembangan produk kopi, terutama untuk kebutuhan penyajian saat pameran maupun kegiatan promosi.

Tak hanya itu, Program AURA juga membekali anggota KWT dengan berbagai pelatihan. Mulai dari pelatihan barista dari hulu ke hilir, teknik budidaya kopi yang baik, pengenalan robusta dan arabika, proses roasting menggunakan mesin, hingga pelatihan khusus pengolahan wine kopi sesuai kebutuhan kelompok.

Baca Juga :  BRI Dinobatkan Sebagai Perusahaan Terbesar versi Forbes The Global 2000

Dampaknya mulai terasa signifikan. Salah satu perubahan paling mencolok terlihat dari kemasan produk. Kopi KWT Sari Amerta Giri yang sebelumnya dikemas sederhana kini beralih ke botol dengan tampilan lebih premium, menyasar segmen menengah ke atas.

Bagi Ani, Hari Ibu menjadi momen refleksi atas perjalanan panjang bersama para perempuan desa. Ia meyakini perempuan memiliki peran besar dalam menggerakkan ekonomi keluarga dan masyarakat.

“Perempuan itu punya peran penting. Kalau kita kreatif, pasti bisa menambah penghasilan keluarga. Intinya, perempuan yang berdaya dan kreatif pasti bisa sukses,” tegasnya.

Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Dhanny menyampaikan bahwa Program AURA merupakan inisiatif BRI untuk memberdayakan kelompok perempuan melalui penguatan keterampilan dan usaha.

“Program AURA fokus pada pengembangan usaha perempuan, mulai dari pelatihan diversifikasi produk, pengemasan, pemasaran, hingga bantuan peralatan seperti freezer dan sealer untuk mendukung produksi,” jelas Dhanny.

Hingga kini, BRI Peduli melalui Program AURA telah memberdayakan 22 kelompok wanita dengan total 562 perempuan di 13 wilayah Indonesia. Program ini juga mencakup 41 jenis pelatihan dan penyediaan 22 sarana prasarana usaha, serta berkontribusi terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), khususnya IPM Perempuan, sebesar 25,56 persen.

“Kisah Ni Nyoman Budiani dan KWT Sari Amerta Giri di Bali menjadi contoh nyata peran BRI di tengah masyarakat. Bukan hanya sebagai lembaga perbankan, tetapi juga mitra pemberdayaan kelompok usaha, khususnya perempuan,” pungkas Dhanny. ***

DENPASAR – Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember tak sekadar menjadi simbol penghormatan bagi perempuan. Di Desa Wanagiri, Buleleng, Bali, momen ini terasa nyata lewat kiprah ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Sari Amerta Giri. Dari kebun kopi di dataran tinggi, mereka membuktikan perempuan desa mampu mandiri, berdaya, dan menggerakkan ekonomi lewat usaha kopi lokal.

Berangkat dari potensi alam Wanagiri yang berada di ketinggian 800–1.200 meter di atas permukaan laut, KWT Sari Amerta Giri menjadikan kopi sebagai komoditas utama. Wilayah ini dikenal subur untuk budidaya kopi robusta dan arabika. Potensi itulah yang ditangkap Ketua KWT Sari Amerta Giri, Ni Nyoman Budiani, untuk mengembangkan usaha bersama para ibu di desanya.

“Kopi dipilih karena memang jadi potensi unggulan Desa Wanagiri. Di sini ada kopi robusta dan arabika. Awalnya kami fokus dulu ke robusta, lalu berkembang ke arabika,” ujar perempuan yang akrab disapa Ani.

Electronic money exchangers listing

Tak berhenti pada kopi bubuk, KWT Sari Amerta Giri juga mengembangkan beragam produk olahan lain. Mulai dari ekstrak jahe, jamu kunyit asam, keripik, hingga roti berbahan dasar talas. Inovasi terus dilakukan dengan menghadirkan dodol kopi serta minuman fermentasi khas yang dikenal sebagai wine kopi.

Kelompok ini lahir dari latar belakang yang sama, yakni perempuan desa yang sehari-hari bekerja sebagai petani. Saat berdiri, KWT Sari Amerta Giri hanya beranggotakan 12 orang dengan kemampuan dan pengalaman yang beragam. Namun, kesamaan nasib dan semangat untuk maju bersama menjadi modal utama mereka.

Baca Juga :  Holding Ultra Mikro BRI Group, Keberpihakan BUMN Pada Ekonomi Kerakyatan

Tantangan di awal usaha tidak ringan. Selain keterbatasan modal, minimnya pengetahuan soal pengolahan dan pemasaran kopi juga menjadi kendala. Ani menuturkan, saat itu kelompoknya belum mendapatkan pendampingan yang memadai. Pandangan sebelah mata terhadap perempuan desa pun masih kerap dirasakan.

“Waktu itu KWT sudah ada, tapi belum banyak yang mendampingi. Pengetahuan soal usaha kopi juga minim, dan perempuan desa masih sering diremehkan,” kenangnya.

Alih-alih patah semangat, Ani justru menjadikan kondisi itu sebagai pemacu. Ia aktif membawa nama Desa Wanagiri ke berbagai kesempatan dan terus memperkenalkan kopi arabika Buleleng ke luar daerah.

Tumbuh Lewat Dukungan Program AURA BRI Peduli

Perjalanan KWT Sari Amerta Giri semakin menemukan titik terang setelah mendapatkan pendampingan dari BRI melalui Program Aspire to Uplift, Revive, and Achieve (AURA). Lewat program ini, kelompok perempuan tersebut menerima berbagai bantuan peralatan usaha, mulai dari mesin espresso lengkap dengan grinder, freezer, showcase pendingin, hingga cool box.

Peralatan tersebut sangat membantu pengembangan produk kopi, terutama untuk kebutuhan penyajian saat pameran maupun kegiatan promosi.

Tak hanya itu, Program AURA juga membekali anggota KWT dengan berbagai pelatihan. Mulai dari pelatihan barista dari hulu ke hilir, teknik budidaya kopi yang baik, pengenalan robusta dan arabika, proses roasting menggunakan mesin, hingga pelatihan khusus pengolahan wine kopi sesuai kebutuhan kelompok.

Baca Juga :  BRI Dinobatkan Sebagai Perusahaan Terbesar versi Forbes The Global 2000

Dampaknya mulai terasa signifikan. Salah satu perubahan paling mencolok terlihat dari kemasan produk. Kopi KWT Sari Amerta Giri yang sebelumnya dikemas sederhana kini beralih ke botol dengan tampilan lebih premium, menyasar segmen menengah ke atas.

Bagi Ani, Hari Ibu menjadi momen refleksi atas perjalanan panjang bersama para perempuan desa. Ia meyakini perempuan memiliki peran besar dalam menggerakkan ekonomi keluarga dan masyarakat.

“Perempuan itu punya peran penting. Kalau kita kreatif, pasti bisa menambah penghasilan keluarga. Intinya, perempuan yang berdaya dan kreatif pasti bisa sukses,” tegasnya.

Pada kesempatan terpisah, Corporate Secretary BRI Dhanny menyampaikan bahwa Program AURA merupakan inisiatif BRI untuk memberdayakan kelompok perempuan melalui penguatan keterampilan dan usaha.

“Program AURA fokus pada pengembangan usaha perempuan, mulai dari pelatihan diversifikasi produk, pengemasan, pemasaran, hingga bantuan peralatan seperti freezer dan sealer untuk mendukung produksi,” jelas Dhanny.

Hingga kini, BRI Peduli melalui Program AURA telah memberdayakan 22 kelompok wanita dengan total 562 perempuan di 13 wilayah Indonesia. Program ini juga mencakup 41 jenis pelatihan dan penyediaan 22 sarana prasarana usaha, serta berkontribusi terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), khususnya IPM Perempuan, sebesar 25,56 persen.

“Kisah Ni Nyoman Budiani dan KWT Sari Amerta Giri di Bali menjadi contoh nyata peran BRI di tengah masyarakat. Bukan hanya sebagai lembaga perbankan, tetapi juga mitra pemberdayaan kelompok usaha, khususnya perempuan,” pungkas Dhanny. ***

Terpopuler

Artikel Terbaru